Welcome!!

Bismillahirrahmanirrahiim....

Sabtu, 31 Desember 2011

Dengan Puisi, Aku

Dengan puisi aku bernyanyi,
sampai senja umurku nanti

Dengan puisi aku bercinta,
batas cakrawala

Dengan puisi aku mengenang,
keabadaian yang akan datang

Dengan puisi aku menangis,
jarum waktu bila kejam mengiris

Dengan puisi aku mengutuk,
nafas zaman yang busuk

Dengan puisi aku berdo'a,
perkenankanlah kiranya


by: Taufiq Ismail

Kamis, 22 Desember 2011

Kerinduan Bumi

Dengarkah kau?

Tangis bumi ditinggal masa

Yang terlewat dengan segera

Dan kini dijejak nafsu yang berkuasa


Lihatkah kau?

Wajah bumi dicecar luka

Sebab sentuhan tangan-tangan tak berjiwa

Menghampar neraka beraroma syurga


Tahukah kau?

Bumi tengah merindu


Bumi merindu pada suatu waktu

Kala taman-taman dipenuhi bunga yang tersipu

Semerbak harumnya tak mudah diserap kumbang tak tahu malu

Penuh kesucian, ia menunggu


Bumi tengah merindu,


Bumi merindu pada keluarga yang padu

Berpondasi kasih Illahi nan abadi

Mencipta pemimpin gagah berani

Bermodal kalam yang suci


Bumi tengah merindu,


Bumi merindu pada penguasa yang ruku

Yang bertahiyat di tengah rakyat

Lalu bertasbih setiap saat

Dan sujud pada kebenaran tanpa karat


Bumi tengah merindu,


Bumi merindu pada dermawan tak bertopeng

Mengulur kanan tanpa terlihat kiri

Menebar benih dengan berjinjit api

Dan tersenyum seikhlas hati


Bumi bertanya padamu

Masa yang dirindu,

Adakah ini tinggal kerinduan?

Senin, 19 Desember 2011

Jawab Atas Tanya: Mengapa Aku Lama Tak Menyapamu


Bogor,
19 Desember 2011

Kawan, rindukah kau padaku? Sungguh aku merindukanmu. Aku benar-benar rindu, rindu tak tertahankan. Aku rindu mengungkap kisah hidupku yang kadang tidak terlalu penting bagimu. Aku rindu menari di atas keyboard yang kadang sampai berapi-api. Rindu. Benar-benar rindu. Adakah kau merinduku, kawan?
Aku sudah sangat lama tidak merangkai huruf menjadi kata dan kata menjadi kalimat, lalu kadang ia meresap ke dalam kalbu atau hanya jadi angin lalu. Ahh,, betapa saat-saat yang membuat bibirku tak henti menyungging senyum. Lalu kau bertanya mengapa belakangan ini aku seolah menghilang tak ada kabar, bahkan sekedar menyapa pun tidak. Aku punya alasan, ah bukan alasan, aku punya ganjalan, kawan. Dengarkan aku..
Akhir-akhir ini rasanya ada sesuatu yang menekanku. Sebuah rasa yang sangat tak menyenangkan hati. Membuat gerak jariku terhenti bahkan sebelum ia memulai untuk menari. Membuatku menjadi patung. Tidak melakukan apapun, meski hanya melafaskan seuntai kata. Rasa ini kawan, sangat mengganjalku. Takut. Ya, aku sangat takut.

Takut akan tulisan-tulisanku. Itulah rasa yang menggangguku, kawan. Pernahkah kau dengar bahwa kita akan diuji dengan apa yang kita ucapkan? Lalu aku memikirkannya. Terlalu banyak kata yang kuucapkan dalam duniamu ini, kadang aku melebih-lebihkannya. Apakah apa yang kutulis ini kelak akan menghampiriku? Sering aku bertanya begitu,kawan. Bukankah orang yang tidak mengerjakan apa yang ia ucapkan sama saja dengan munafik? Ah, akukah itu? Orang munafik itu? Maka tanya-tanya itulah yang menyerbuku, setiap kali jari hendak mendarat di papan huruf dan simbol ini (baca:keyboard). Dan takutlah aku, lalu aku kembali, merapatkan jemariku yang merengek ingin menari. Aku tersiksa.
Namun, apakah dengan diam masalah terselesaikan? Tidak. Rindu itu datang. Rindu menjadi penulis bebas, yang leluasa menumpahkan rasa dalam cerita. Rindu teramat sangat bercengkrama dengan diri sendiri, menuntut solusi yang bersarang dalam mimpi. Ah, rinduku pun tak terbendung pada kebebasan berteriak tanpa batas. Tak khawatir adik bayi terbangun atau orang tua tertegun, teriakku membahana memecah langit, membuka angkasa lewat kata yang menjelma! Aaahh, aku benar-benar rindu. Seperti rindu Ibu pada anaknya di rantau. Aku rindu seperti itu. Ingin lekas bertemu dan memeluknya erat, tak akan kulepas lagi. Huruf dan huruf merangkai padu, mengukir kebebasanku tanpa ada yang menjadi penghalang. DENGARKAN AKU! AKU RINDU!! 
Ahhh,, lega rasanya kuluapkan takut ini. Itulah sebab aku tak menyapamu untuk waktu yang lama. Dan aku tidak bisa menahannya lagi, kawan. Aku tidak akan membiarkan takutku mengungkung ide dan ceritaku. Akan kujadikan takutku sebagai tameng atas tindakanku. Akan kubuktikan, AKU BISA! Aku bisa berdiri, tegak bersama seluruh kata yang dapat terucap. Selama jiwa masih besarang di jasadku, tak akan kubiarkan detik berlalu tanpa sebuah kata! Semua semangat akan mati, kecuali semangat berlandas iman! 

Allah, tetaplah menjadi obor semangatku..

Selasa, 06 Desember 2011

Sandiwara Negeri Ini dan Drama Korea

Aku benar-benar tidak tahu harus menulis apa, kawan. Tapi ada gemuruh dalam jiwa ini, pula teriakan jari-jari nakal yang menyerukan aku untuk menulis. tapi sekali lagi, pikiranku tak mengerti apa yang sedang diinginkan oleh prajuritnya ini. Ahh, terkadang komandan mesti beristirahat sejenak bersama prajuritnya, ngobrol santai dan menjadi bagian dari mereka. Maka, baiklah.. aku akan ikuti mau kalian, kemanakah hendak dibawa obrolan ini?

Kemarin, ada suara ribut-ribut di samping kosanku, rupanya pemuda dan bapak-bapak sedang mengejar seorang pencuri. Yap, pencuri alias maling. Aku yakin bila pencurinya tertangkap, setidaknya tiga perempat badannya akan habis dan berhias biru kehitaman. setidaknya itu dugaanku, dan aku rasa aku benar. Pencuri itu tidak terlalu profesional sehingga ia tertangkap basah dan habislah ia.

Bahkan di tempat aku berdiri ini, dimana intelektualitas diagungkan dan dijadikan tameng nomor satu, main hakim sendiri tetap ada dan lestari. Mengapa ya, semakin banyak orang terdidik justru moral bangsa semakin turun sampai pada tingkat terendah, kalau kau tak percaya, sesekali tengoklah gedung wakil kita yang megah itu, disanalah sandiwara busuk terjadi. sudah mendarah daging hingga sulit untuk dilepaskan antara pejabat pemerintah dan kata korupsi, kolusi, nepotisme. Bagai saudara kembar yang sulit dipisahkan. Atau jikalaupun ada yang jujur, ia bagaikan nelayan yang tersaruk badai di tengah lautan, suatu saat akan tersapu juga, mengikuti arus atau tenggelam.

Lalu mengapa?
Aku menghubungkan hal ini dengan drama korea yang baru saja kutonton, hhe agak gak nyambung ya? Tapi menurutku sih nyambung-nyambung aja. Okeh, jadi gini, aku baru saja menonton drama korea yang cukup bagus ibrohnya, diluar dari kisah cinta yang ada di dalamnya, aku mendapatkan suatu kesimpulan. Manusia akan berlaku lebih baik saat ia tahu kapan ia meninggal. Yap, di kisah itu, ketika ia mengetahui batas akhir hidupnya, ia melakukan semua hal sebaik mungkin, semaksimal yang ia bisa, dengan sungguh-sungguh.


Bagaimana kiranya jika kita mengingat Firman Allah:
"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu”. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya." (QS Al-An’am 6:93)


"(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat lalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); “Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun”. (Malaikat menjawab): “Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan”. Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu." (QS, An-Nahl, 16 : 28-29)

Dan inilah ucapan malaikat ketika menunjukkan rumah akhirat seorang dzalim di neraka, “Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak, bersiaplah engkau merasakan siksa neraka”. Naudzu bila min dzalik!

Masihkah akan ada sandiwara busuk di pentas dunia?






Minggu, 04 Desember 2011

Kakakku Nomor Satu

Bahwa setiap pertemuan akan ada akhirnya, itu benar. Pula perpisahan mampu membuatmu mengerti arti sebuah proses pun benar. Dan aku merasa Allah tengah mengujiku dengan ini. Baiklah kawan kuceritakan padamu meski kau mungkin bosan mendengar ceritaku, cerita anak kecil yang lama besarnya.

Aku bertemu dengannya semenjak aku lahir. Ditakdirkan menjadi salah satu bagian dari hidupnya yang kesekian. Yap, dia adalah kakakku nomor satu. Jangan salah sebut namanya, karena nanti artinya bisa beda (kayak baca Qur'an aja.. -_-'). Namanya: Tsaqif Al-Muqodam. itu nyebut 'tsa' nya agak digigit ya lidahnya, terus tuh 'qif' dan 'qo', hurufnya keluar dari pangkal lidah dekat tenggorokan, sejajar dengan langit-langit lunak, awas jangan sampe salah oke.

Dia kakakku nomor 1. aku anak nomor 9. Dia laki-laki, dan aku perempuan. Jadi jelas kami berbeda jauh, sangat jauh kurasa. Yang paling kuingat tentangnya adalah satu masa dalam hidupku, ketika itu aku masih SMP dan ia sudah kapan taun lulus kuliah. Aku diajak berfoto di studio foto! Walaupun hanya sebuah studio foto kecil, di pinggir jalan dekat rumahku, tapi itu membawa kesan teramat dalam bagiku. Ahh, ini mungkin penyebabnya kini aku menjadi obsesi untuk difoto (baca:narsis).

Sedikit suara yang keluar dari mulutnya, dia tak banyak bicara. kadang hanya menjitak kepalaku lalu pergi (grr!). Lagipula ia tak sering berada di rumah. Aku yang kecil dan polos ini tak memahami apa yang ia lakukan di luar rumah. Jadilah kami adik-kakak yang begitulah, berkomunikasi dengan bahasa kami. 

Namun tiba-tiba malam itu ia pergi. Lalu tak pernah kembali. Air mata membanjiri rumahku, serasa langit pun turut bersedih, kelam tak berbintang. Ia diambil Sang Kuasa saat hendak menuju rumahku. Saat aku mulai tahu betapa perjalanan hidupnya mengagumkan. Saat Ibu menanti penuh harap, ingin bertemu sang sulung. Saat ayah tengah yasinan karena ada tetangga yang meninggal, dan kini harus mempersiapkan yasinan untuk anaknya sendiri.

Ia pergi tiba-tiba. Benar kan? Sebuah pertemuan akan ada akhirnya. Dan ia pergi sebelum mengajakku ke studio foto bersama anaknya. Ahh,, maaf  kawan, meski hubungan kami terlihat tak dekat, namun sesungguhnya kami berasal dari sumber yang sama. Karena itulah aku tiba-tiba merindunya malam ini..

Aku cukupkan dulu ceritaku, kawan. Jam malam Al-Iffah sebentar lagi tiba, aku harus segera pulang!

Kamis, 24 November 2011

Engkaulah Cahaya, Nur!

Aku ingin bercerita tentang Ibuku. Terserah kau peduli atau tidak, setidaknya jika suatu saat nanti wajahku mengkerut, aku dapat membaca lembar ini dan bersyukur kepada Dia yang memberiku kesempatan sebagai anak dari seorang wanita hebat sepanjang masa dalam hidupku: IBUKU!

Dia ibuku, yang tersenyum manis saat aku menatapnya, sejelek apapun tatapku. Sejak kecil, Ibu sangat rajin menceritakan banyak hal padaku, tentang masa hidupnya yang luar biasa. Aku heran, mana mungkin seseorang dapat mengingat dengan jelas nama orang, tempat dan kejadian dengan sangat spesifik padahal kejadian itu sudah berpuluh tahun lalu. Tapi, itulah ibuku, kawan. Dia bahkan ingat suasana persalinan setiap anaknya, satu persatu. Subhanallah. Dia Ibuku!

Dia lahir di sebuah kota yang damai, jauh dari keramaian politik, sebuah kota bernama Pekalongan. Aku pernah kesana beberapa kali, dan aku suka kota itu kecuali siang hari karena panas teriknya membakar kulitku hingga keringat membanjir. Maklum, Pekalongan ini kota yang dekat dengan pantai, jadi ya begitulah memang suasana pantai. Tapi di luar itu, aku suka Pekalongan, terutama makanannya. hehe. Kota inilah yang mendapat kesempatan mulia menjadi saksi lahirnya seorang wanita paling bersejarah dalam hidup seorang aku.

Baru saja berumur lima tahun, Ibuku harus merelakan malamnya tanpa ditemani ayah lagi. Ayah dan Ibu dari Ibuku bercerai, dari sinilah kawan, disini awal mula Tuhan mendidik Ibuku menjadi wanita kuat. Inilah awalnya..

Entah apakah benar perceraian kedua orang tua dari Ibuku disebabkan ekonomi ataukah penyebab lain yang aku tak tahu, yang jelas setelah perceraian ini, sikap keluarga besar dan tetangga berubah total. Harus kujelaskan di awal, kawan, Ibuku berasal dari keluarga Arab dan tinggal di kampung Arab. adalah suatu cela di kalangan Arab bila ada perceraian, karena walaupun halal, perceraian adalah hal yang dibenci Allah dan sebisa mungkin mesti dihindari meskipun dengan beragam cara. Jika dengan menahan derita kau bisa membuat pernikahanmu tetap utuh, menderitalah. Tapi tidak bagi nenekku, kawan. Sejak kecil ia selalu ingin melakukan apa yang ia inginkan, dan hari ini pun begitu. Ia ingin berpisah dengan lelaki yang memberinya dua anak, sekali lagi entah alasan apa yang melatarbelakanginya, namun akhirnya mereka pun berpisah. Dan ganjarannya, ia harus rela dikucilkan keluarga dan masyarakat kampung Arab. Sayangnya bukan hanya nenek yang mendapat pengucilan, anak perempuannya pun begitu, ya, Ibuku harus rela pula dikucilkan.

Semenjak itu, Ibu mengikuti nenek dan kakak laki-lakinya mengikuti ayah. Karena nenekku tak diterima lagi di keluarga, dan bukanlah sifat nenekku untuk mengemis atau meminta-minta, maka dengan seluruh keberaniannya ia pergi dari kampung halamannya. Merantau, membawa anak kecil yang polos, yang mengira akan diajak jalan-jalan oleh ibunya. Anak kecil itu Ibuku, ia hanya tersenyum menatap Ibunya yang berjanji membelikan anting emas imitasi di kota antah berantah.

"Ayo kita pergi, Nak." Nenekku menggamit tangan mungil Ibu. Dan Ibu masih tersenyum. Ibu masih belum tahu bahwa kelak senyum ini mungkin akan lama kembali.

......

(bersambung)

Selasa, 22 November 2011

Menatap Petani Indonesia


Bismillahirrahmanirrahiim

Menjejakkan kaki di Bogor sebagai mahasiswa pertanian adalah pilihan yang cukup menggelikan, mengingat Bogor dikenal sebagai kota hijau bukan karena banyak tanaman hijau, tapi karena banyak angkot hijau. Angkutan Umum (Angkot) memang membludak disini, akibatnya kemacetan adalah makanan sehari-hari bagi warga Bogor, apalagi kalau sudah memasuki malam minggu. Waahh, bersiaplah menahan mual sebab kau akan menikmati perjalanan berjam-jam untuk jarak yang cukup dekat.

Oke, mari sejenak mengendapkan asap-asap angkutan umum itu dan berbicara tentang hal yang lebih menyegarkan (atau menyesakkan ya?), Pertanian Indonesia.

Apa yang kau tahu tentang pertanian?
Sungguh aku sangat malu jika pertanyaan ini muncul. Meskipun bergelar mahasiswa pertanian, tapi lidahku tetap saja kelu bila harus mengurai tentang bidang ini. Ada sesak yang tiba-tiba menyerangku ketika memandang wajah pertanian Indonesia saat ini.

Tapi biarlah, kutuang sesak itu disini, meski hanya dalam untaian huruf, semoga ia bermanfaat..


Apa yang kau makan pagi ini? Nasi dan perkedel? Atau tempe? Tahu? Kita hampir-hampir memenuhi tubuh kita dengan produk luar negeri. Makanan pagi hari semisal roti sampai buah-buahan yang dipajang indah di supermarket adalah pelakunya. Mereka berasal dari luar negeri, datang jauh-jauh ke Indonesia untuk menjadi pesaing bagi kaum yang termarjinalkan: petani Indonesia. Tak perlu kusebut kau sudah tahu bukan bahwa orang-orang yang disebut miskin di negeri ini sebagian besar adalah mereka yang bermata pencaharian sebagai petani. Miris dan ironis, padahal mereka yang menyediakan makanan untuk kita, namun mereka sendiri kewalahan untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka jadilah mereka mencari pekerjaan lain selain menjadi petani, seperti buruh bangunan misalnya.

Ada yang salah. Sistem telah mendidik kita untuk tidak peduli dengan ini. Berbagai kebijakan pemerintah di bidang pertanian, belum ada yang dapat membuat nafas petani kembali normal. Selalu saja sesak, bahkan bagi saya sendiri-sang calon petani-. Apalagi kalau mendengar kebijakan yang orang-orang pintar itu buat tentang produk yang boleh masuk ke dalam negeri alias impor, tambah sesaklah dada ini, seolah-olah mereka ingin membunuh petani secara perlahan. Satu-satunya yang dapat menghibur petani hanyalah janji-janji manis orang-orang berdasi saat pesta demokrasi tiba. satu dua hari atau paling lama satu bulan. Namun, hiburan memang selalu bersifat sementara, selanjutnya kembali mereka menghadapi realita: ini Indonesia!

Pemerintah wajib bertanggung jawab, ya tentu saja. Tapi apakah kita hanya bisa diam saja? Atau hanya berkoar-koar di depan gedung mereka bahkan hingga merusak? Tidak, bukan itu yang dapat mengembalikan senyum petani Indonesia. Kita mahasiswa, Bung! Percaya atau tidak, tapi mahasiswa memang lebih didengar pendapatnya, mereka adalah pemuda yang punya ilmu pengetahuan. Maka kitalah yang harus mengambil bagian, menjadi salah satu bata yang memperkokoh pertanian Indonesia.

Bagaimana? Tumbuhkan kepedulian itu. rasa yang sudah lama bersembunyi di dalam hatimu itu. Suburkanlah. Lihatlah petani kita, mereka yang berpeluh setiap hari, menyiangi tanaman di tengah terik matahari. mereka yang rela memakan nasi kualitas rendah untuk menyajikan nasi kualitas tinggi pada masyarakat. Mereka yang megap-megap melihat harga pupuk melambung tinggi. Mereka yang digorok oleh para petinggi, rela mati hanya demi pertanian.

Peduli itu bisa dimulai dengan hal kecil, kawan. Berhentilah mengkonsumsi mie atau produk luar negeri. Memang sulit, karena produk lokal lebih mahal dibanding produk impor. Tapi setidaknya itulah salah satu kepedulian kita yang mampu kita lakukan.

Segala sesuatu dimulai dari hal kecil. Suarakan derita petani! Ahh, apakah mereka yang di gedung itu tak mendengar rintihan anak-anak petani yang busung lapar ini? apakah dindingnya terlalu tebal hingga meredam suara?



Senin, 21 November 2011

Tidur

Bismillahirrahmanirrahiim..

hari ini biru campur merah
biru karena hatiku membeku
merah karena malu

Ada saat-saat dalam kehidupan perkuliahan, mata ini tak mau berkompromi. Semangat menggebu sebenarnya, tapi tiba-tiba terbawa ke alam mimpi. Kadang hanya beberapa menit, atau bisa juga sampai seseorang menyenggol dan berkata, "Kuliah sudah selesai, kawan!"

Mengapa bisa sedemikian rupa? Beberapa penyebab rasa kantuk yang berlebihan antara lain sebagai berikut, seperti dikutip dari The Sun, Rabu (24/8/2011).

1. Kurang tidur
Masalah utama yang menyebabkan orang selalu mengantuk adalah kurang tidur, baik karena sedang banyak pekerjaan atau karena alasan lain. Stres juga bisa menyebabkan orang susah tidur di malam hari lalu mengantuk di siang harinya, demikian juga berbagai gangguan kesehatan seperti sering pipis, refluks asam lambung serta nyeri dada.

2. Kebiasaan tidur sembarangan
Manusia memiliki siklus yang mengatur kapan harus mengantuk dan kapan harus terjaga. Siklus ini bisa terganggu oleh kebiasaan tidur sembarangan atau tidak direncanakan, baik waktunya, tempatnya maupun suasananya. Contohnya tertidur saat menonton televisi atau saat berbaring santai di sofa.

3. Ngorok
Jika kebutuhan untuk tidur selama 7-8 jam dalam sehari sudah terpenuhi namun tetap merasa mengantuk, maka kemungkinan besar tidurnya tidak berkualitas. Kualitas tidur bisa berkurang akibat ngorok, sebab saluran napasnya tersumbat dan selama tidur tubuh tidak mendapat sulai oksigen yang cukup.

4. Efek samping obat
Beberapa jenis obat seperti antialergi dan antidepresan memiliki efek samping mengatuk, sehingga tidak dianjurkan untuk diminum saat mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin. Namun jika rasa kantuknya sampai mengganggu aktivitas lainnya, konsultasikan ke dokter untuk diganti dengan obat lain.

5. Kerja shift malam
Sepulang dari kerja shift malam, biasanya orang tidur pada siang harinya. Meski jika ditotal jumlah waktu tidurnya mencukupi, kadang-kadang orang tersebut mASih mengantuk. Hal ini disebabkan oleh terganggunya jam biologis, terutama jika terlalu sering berganti shift antara siang dan malam.

6. Narcolepsy
Penyakit yang tergolong langka ini menyebabkan penderitanya tiba-tiba merasa letih, kadang disertai kelumpuhan otot secara mendadak. Penderitanya juga bisa tiba-tiba pingsan saat berjalan atau saat mengalami lonjakan emosi yang meluap-luap, misalnya saat tertawa atau menangis. Meski cukup ekstrem, narcolepsy bisa disembuhkan dengan obat-obatan.

7. Gegar otak
Jika dalam 2x24 jam merasakan kantuk berlebihan disertai benjolan di kepala, sebaiknya periksakan diri ke rumah sakit terutama jika sebelumnya pernah mengalami benturan di kepala. Komplikasi gegar otak kadang-kadang tidak hanya ditandai dengan rasa mual, tetapi bisa juga memicu rasa kantuk.

Nah, termasuk yang mana ya?
Gegar otak jelas tidak mungkin, alhamdulillah aku sehat-sehat saja.
Narcolepsy juga tidak, kan udah dibilang, aku sehat-sehat saja..:)
Kerja shift malam? Hmmm,, kayaknya juga bukan, paling larut aku tidur pukul 11 malam, kecuali hari Sabtu.
Efek samping obat pun tidak, karena gak sedang minum obat.
Nah berati kemungkinannya: kurang tidur, kebiasaan tidur sembarangan atau ngorok? Tapi masa aku ngorok? Ah, gak mungkin..

Intinya, jagalah pola tidur yang teratur. Contoh paling baik tentu saja Rasulullah saw. Bukan kuantitas yang terpenting, kawan. tapi kualitas!

Kamis, 17 November 2011

Semua Ada Tempatnya

GAWAT!!! bener-bener gawat saudara-saudara sekalian. setelah vakum untuk beberapa lama, ternyata tanganku enggan untuk merangkai kata-kata menjadi cerita, kemudian cerita menjadi hikmah yang mungkin berguna bagi sebagian orang atau bisa juga jadi hiburan semata, setidaknya bagi diriku sendiri. yap, tanganku yang biasanya lincah menari di atas keyboard ini mogok nulis! betapa menderitanya aku. T.T

baiklah, sekarang kubebaskan dirimu menulis apapun, tapi kumohon jangan berhenti menulis, karena itu sama saja dengan mati bagiku. ya, karena aku hidup dengan menulis. aku bahkan bisa menjadi apapun dengan menulis. jadi teringat ucapan seorang teman, "Kamila, kamu tidak segila tulisanmu, ya.." aku hanya tersenyum. ya memang begitulah kenyataannya, aku lebih berani dalam tulisan! ^o^p

nah, jadi mulai sekarang aku tidak boleh berhenti barang sejenak pun untuk menulis. aku memang tidak berbakat, tapi setidaknya aku bisa menjalankan tiga saran yang diberikan Mbak Asma Nadia untuk menjadi seorang penulis. tiga saran itu katanya: " MENULIS, lalu MENULIS, dan terakhir tetap MENULIS". yap, sesederhana itu menjadi penulis. jikalau tulisanmu tak cukup bagus, tetaplah menulis, sebab itulah proses. nikmatilah proses itu... :)

oke, sekarang aku mau bercerita sedikit tentang tetanggaku (ssttt,, jangan bilang-bilang yaa). kemarin aku melihat ada yang buang air kecil di selokan. dia berani banget ya, padahal aku tepat di sampingnya! (ya iyalah, wong dia masih anak-anak.. -_-'') hhehe. iya nih, belakangan ini anak-anak lelaki di dekat kosanku buang air kecil di selokan. sebenarnya sih ini bukan hal yang luar biasa, ini hal yang sangat lumrah, bahkan di Bandung pun aku sudah sering melihatnya, bahkan pada orang dewasa sekalipun. eh, tunggu-tunggu, aku mau meluruskan, melihat disini maksudnya melihat kondisi ini sebagai fenomena ya, bukan ngeliatin orang-orang kencing sembarangan okeh, jangan salah prediksi!

maka jadilah kau mencium aroma amonia di tempat-tempat umum yang orang dewasanya masih anak-anak. di stasiun, terminal, tempat pemberhentian bus, tempat mangkal angkot, pokoknya sekitar situlah,, baunya sangat menyengat. kira-kira kenapa bisa terjadi fenomena ini? aku kira ada beberapa alasan disini.

pertama, orang-orang dewasa itu terlalu lelah untuk jalan ke toilet. kan kebanyakan yang buang air kecil sembarangan itu laki-laki yang berprofesi sebagai supir.. yaa, pekerjaan yang sangat melelahkan. dari pagi sampai malam harus kejar setoran, jadinya gitu, ketika panggilan alam untuk membuang hasil eksresinya, ia buang sembarangan saking lelahnya, tak kuat mencapai toilet. di samping kendaraannya atau di selokan terdekat.

kedua, orang-orang dewasa itu tidak bisa membaca.. mungkin ia kira tulisan "jangan buang sampah disini" pada selokan berarti tempat buang air kecil? ya, siapa tau aja begitu.

ketiga, orang-orang dewasa itu kebelet buang air kecil. karena takut buang air kecil di celana sedangkan ia sudah tak tahan lagi untuk buang air kecil, jadi itulah yang terjadi. ceri tempat terdekat yang hampi bisa disamakan dengan toilet.

keempat, dari kecil emang dididik gitu. nah, kalau yang ini aku mengaku salah, soalnya pernah juga nyuruh adekku buat buang air kecil di selokan aja, abisnya dia sih, orang lagi enak-enak main, minta pipis. udah dibilang "sana, pipis aja sendiri" eh, pengen dianterin. huft, jadinya begitulah.. hehe. nah lo, kok malah curhat.

oke, itu hanya praduga seorang aku. bisa benar atau salah. tapi yang terpenting disini sebenarnya adalah kesadaran. kita harus mampu menempatkan sesuatu pada tempatnya. kalau tempat pinsil kan di kotak pinsil, tempat baju ya di lemari, jadi tempat buang air kecil ya di toilet. agaknya, hal ini menjadi pe-er buat kita semua. mungkin ini masalahnya terlihat kecil, namun dampaknya akan sangat besar, hingga menyangkut moral bangasa (halah mulai lebayy!).

wallahu 'alam.

Kamis, 10 November 2011

Eliana (no ending)

Sebenarnya syuro kementrian perekonomian Al-Iffah sudah berlalu semenjak pukul 22. 50 lalu, tapi aku tetap tak bisa menutup mata. Ada keinginan yang membuncah dari dalam dada ini, kawan. Ia mendesakku untuk berdiam agak lama di depan barang elektronik yang setia menemaniku seharian ini. Menulis. Ya, aku ingin menulis. Kali ini sebuah resensi buku, yang baru saja setengah jam lalu kukhatamkan sambil tiduran. Aku benar-benar terbuai, kawan, sampai-sampai aku lupa bahwa hari telah berganti. Buku yang sanggup menahan kantukku, dan membuatku rela menyisihkan uang makan minggu ini demi dirinya. buku seperti ini mesti masuk dalam catatanku, tidak boleh tidak. Ia harus kuabadikan, sejelek apapun nanti rangkaian kata yang mengabadikan dirinya. Yap, inilah buku itu, kawan: Eliana..

Sebenarnya ini adalah buku keempat karangan Tere Liye untuk serial anak-anak mamak, setelah  Burlian (buku kedua), Pukat (buku ketiga), dan berikutnya Amelia (buku keempat yang diterbitkan terakhir). Eliana, memiliki cerita hidupnya sendiri.
Ia adalah anak sulung dari empat anak mamak dalam cerita ini. adegan pertama dalam cerita ini langsung menggambarkan keberanian Eliana dalam menghardik Johan, mandor tambang pasir di desa Eliana, yang mengejek ayah Eliana dalam negosiasi pengerukan pasir di sungai desa mereka. Sang sulung ini memang memiliki keistimewaan diantara empat anak mamak, dia anak paling berani, layaknya harimau yang mengaum tanpa sedikitpun beban.
Tapi, ada kata-kata ayah Eliana yang  menanggapi keberanian Eliana, "meghadapi maslah ini bukan sekedar berani mengatakan tidak.
ibu, tidak sekedar bilang tidak, pahami ilmu, alam akan membalas,

ahhh... sayang sekali aku tak selesai menulisnya.. hiks. padahal ini buku benar2 bgus!

Selasa, 08 November 2011

sensasi chatting yang berbeda

seorang kawan lama tiba-tiba ngajak ngobrol lewat FB, chatingan gitu.. aku kira percakapan ini akan menjadi percakapan basa-basi seperti biasanya, melepas kangen atau canda. tapi ternyata lebih dari itu, kawan. aku menemukan sensasi saat bercakap dengannya, sensasi yang orang banyak menyebutnya: inspirasi. akan kuceritakan padamu meski kau tak memintanya.. oya, yang perlu dicatat, temanku itu wanita yaa, awas jangan salah sangka! (siapaaa lagi yang salah sangka? -_-'')

aku sedang ngoceh-ngoceh bersamanya tentang SKS dan lulus. sampailah kami pada suatu pertanyaan yang sepele sebenarnya, tapi membutuhkan jiwa yang besar untuk menjawabnya: akan dibawa kemana ilmu yang didapatkan saat kuliah? aku tahu, tuntutan hidup kadang membuat kita melakukan segala hal demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Maka kau bisa dengan mudah menemukan sarjana pertanian di bank-bank swasta atau sarjana peternakan di bidang furniture bahkan yang paling mudah kita lacak, sarjana pengangguran yang menambah beban negara.. aahh, apakah tahun-tahun yang dihabiskan untuk menuntut ilmu ini akan sia-sia belaka. mengendap layaknya kasus-kasus korupsi di Indonesia. atau menguap seperti janji-janji yang diucapkan penguasa negeri ini. seperti itukah?

apakah sebenarnya yang kita cari di kampus ini? kesenangan membuang-buang uang orangtua dan negara sajakah? atau sekedar coba-coba mengeksiskan diri sebagai insan intelek di tengah masyarakat? apa sebenarnya tujuan kita berkuliah dari pagi sampai sore, kadang bahkan harus mengerjakan tugas hingga larut malam, belum lagi kalau ada kuis, sampai-sampai tidur tak lelap dan hati tak tenang. untuk itukah? nilai dan pengakuan sebagai SARJANA.

dangkal sekali bila begitu. nilai dapat dengan mudah kita dapatkan, pengakuan sarjana pun bahkan dapat ditukar dengan beberapa lembar rupiah saja. lantas, apakah sebenarnya ilmu kalau begitu?

aku jadi teringat film india yang sangat menginspirasi. 3 Idiots. dimana sang pemeran utama, Ranchodass Syamaldas Chancad (bener teu nya nulisna?hehe) alias Ranchoo ternyata selama mengikuti perkuliahan tidak pernah mengejar gelar sebagai engineer, bahkan gelar itu ia berikan secara sukarela pada majikan yang menyekolahkannya. ia pergi kuliah setiap hari hanya untuk menyerap ilmu sebanyak yang ia mampu. memahaminya dan menjadikan ilmunya itu nyata berguna.  terlepas dari kefiktifan cerita ini, aku kira kita dapat belajar dari Ranchoo yang nama aslinya ternyata Phunsuk Wangdu, bukanlah nilai atau gelar, melainkan pemahaman. ya, pemahaman.

pemahaman akan suatu ilmu karena kita mencintainya. kalau sudah paham, segalanya terasa mudah, bahkan untuk pelajaran kalkulus yang menurut kebanyakan orang rumit, bila kita memahaminya akan terasa mudah. semudah anak TK bermain kelereng (asa gak nyambung ya.. hehe). Pokoknya asalkan paham, semua jadi lancar dan mudah! dan bukankah suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh orang yang bukan ahlinya hanya akan menuai bencana? ahh,, itulah mungkin sebabnya di tanahku terjadi bencana. banyak orang-orang yang mengerjakan suatu pekerjaan tanpa dasar pengetahuan!

maka cintailah bidangmu. kini bukan saatnya mengeluh, jika cinta tak kunjung muncul, carilah celah agar kau bisa mencintainya. pahamilah ia sebagaimana kau memahami kekasihmu. dan perlakukanlah ia dengan baik. jangan singkirkan ia setelah kau menikmatinya (halah, bahasanya..).

itulah pengingat, lebih tertuju untukku sebenarnya.hehe. Oke, kamila! hari ini harus lebih baik dari kemarin. jadilah bintang, BERSINARLAH!! ^o^p

Sabtu, 05 November 2011

Dakwah Tidak Butuh Aku

dakwah tidak butuh aku.


belakangan ini pikiranku diusik oleh kata-kata ini, setelah seorang kawan bertanya padaku tentang dakwah kami. hhhhh... sebenernya aku tak ingin sok menasehati orang, tapi benarlah sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa dakwah itu ibarat dua mata pisau, satu sisi mengingatkan orang lain, namun di sisi lain, sebenarnya kita tengah mengingatkan diri kita sendiri. dan inilah yang kutakutkan, kawan.. jika apa yang kukatakan tak sesuai dengan apa yang kulakukan. astaghfirullah.. aku benar-benar sesak menulis ini. betapa banyak kata yang terucap, tapi jejaknya tak nampak. ya Allah..

tiba-tiba aku berucap padanya: dakwah tidak butuh kamu..
secara tidak langsung ia bermakna: dakwah tidak butuh aku.

kawan, memang begitu bukan kenyataannya? dakwah ini tak pernah butuh aku. karena Allah sendiri yang menjamin Islam akan tegak di muka bumi, dan Allah tiada pernah ingkar janji!

kawan, pernahkah kau dengar ini?
mereka berada dalam naungan yang teduh dan di sekitar mata air-mata air,
dan mendapatkan berbagai macam buah-buahan yang mereka inginkan,
dikatakan kepada mereka, "Makan dan minumlah kamu dengan enak karena apa yang telah kamu kerjakan!" 
(QS.77:41-43)

siapakah? siapakah mereka, kawan?

sesungguhnya mereka mendapat kemenangan,
yaitu kebun-kebun dan buah amggur,
dan gadis-gadis remaja yang sebaya,
dan gelas-gelas yang penuh berisi minuman,
di dalamnya mereka tak pernah mendengarkan perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan dusta,
sebagai balasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak. 
(QS.78:31-36)

demi Allah, mereka adalah manusia yang telah melakukan perniagaan yang sangat besar dan menguntungkan! mereka menjual diri mereka sendiri untuk mendapatkan keridhaan Allah, sehinnga nikmat Allah yang berlimpah itu tak henti tercurah padanya, kekal abadi! tidak mengenal kata kesudahan atau hilang. ia kekal abadi! dengarkah kau, kawan? nikmat yang kekal abadi!! ah, tiadakah kau tergiur?

maka sebab itulah kawan, dakwah tidak butuh aku. karena tanpa aku pun, dakwah akan tetap ada bahkan dengan orang-orang yang lebih baik! tapi aku tidak rela jika aku tidak menjadi salah satu bagian dari dakwah ini, yang mengantarkanku menuju keridhaan Ilahi, hingga kelak Tuhan melimpahiku dengan nikmat kekal abadi! aku ingin ya Allah, menjadi hamba yang diridhaiMu. aku hanya ingin engkau! dan aku butuh ya Allah,, aku butuh dakwah ini!!

Hai orang yang berselimut!
bangunlah, lalu beri peringatan!
dan Tuhanmu, agungkanlah!
dan pakaianmu, bersihkanlah!
dan perbuatan dosa, tinggalkanlah!
dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak,
dan untuk memenuhi perintah Tuhanmu, bersabarlah!
(QS.74:1-7)

Selasa, 01 November 2011

kerinduan

hwaaaaaa!!!!!!!! rasanya pengen teriak sekeras-kerasnya! aku kembaliiiii!!!! akhirnya bisa nulis lagi, alhamdulillah.. :))

oke, aku akan sedikit bercerita mengapa sekian lama aku gak muncul-muncul di hadapanmu, kawan. Semua berawal dari hujan di sore hari sehabis ujian dasar-dasar agronomi. besar sekali hujannya, petir dan kilat bersahut-sahut, seperti nyanyian setan yang hendak menulikan telinga. jantungku bahkan berdetak lebih kencang seperti genderang mau perang (yaaahhh,, malah nyanyi.. -__-''). oke, pokoknya hujan dar der dor!! cerintanya, aku ingin menenangkan diri setelah ujian (dasar-dasar agronomi adalah ujian terakhirku) dengan menjelajahi internet dan memenuhi dirimu dengan tulisan-tulisanku yang penuh kepolosan (hhehe). tapi baru saja niatan itu muncul, orang-orang udah pada ribut..
"Tami....!"  aku sedang di kamar, jadi tidak tahu persis siapa yang memanggil Mba Tami, tetangga sebelahku, tapi aku yakin dia wanita. heehe

"Iya Mba.. " Itu suara Mba Tami, aku sangat yakin.

"Internet gak bisa jalan ya?" Deg! wahhh,, harapanku memudar. kesenangan menjelajahi internet dan bermain kata bersamamu, rasanya tinggal mimpi. betapa kejam dunia terhadap orang kecil sepertiku, ia selalu mengubur harapanku bahkan ketika ia baru selintas saja terucap! (lebayyyyy!!)

okeh, dan begitulah.. tersiar kabar bahwa internet kesambar petir. suara setan itu ternyata menulikan internet kami.huuhuu. tapi alhamdulillah, itu hanya berlangsung sehari saja, berkat kesigapan penghuni Al-Iffah, maka: tarraaaa!!! internet pulih dalam waktu 24 jam saja, luar biasa! ia memulihkan semangatku untuk kembali menulis bersamamu, kawan.. ^_^

oke, aku kembaliiiii!!!!! tapi gak tau mau nulis apa.. hehe. ah ya, aku ingin menulis rinduku untuk mamah. udah lama beliau gak kirim  surat. tahukah kau bagaimana kabar ibuku, kawan? aahhh,, peluk aku kembali ke masa aku masih bersama Ibu..

Ibuku itu, kawan..
tak hilang senyumnya saat melihat rona bahagiaku,
tak peduli seberapa lelah tubuhnya seharian ini

ibuku itu, kawan..
selalu ada kala aku butuhkan,
meski aku tak selalu ada untuknya

ibuku itu, kawan..
tetap sabar mengurus anaknya yang dua belas,
sementara wanita lain di usianya tengah bersantai menikmati usia senja

ibuku itu, kawan..
selalu cantik menawan
meski keriput menghias seluruh badan,
karena bukan sembarang pakaian yang ia kenakan
melainkan pakaian iman!

ibuku itu, kawan!
dan aku bangga menjadi anaknya!

Sabtu, 22 Oktober 2011

Gak, Gak, Gak Kuat!!

hari ini aku berdosa, aku melihat apa yang seharusnya tak kulihat. T_________________T
tapi jangan salahkan aku, kawan, karena aku tak bisa mengelak, dan ia terlalu menarik untuk kulewatkan begitu saja. astaghfirullah, ampuni hambaMu ini, Ya Rabb.. semoga ini yang terakhir kali aku bertemu dengannya. aamiin..

tenang kawan, tenang.. jangan dulu kau katakan aku tak berpendirian. sungguh ini adalah suatu keadaan yang terpaksa. aku sudah melewati jalan itu, dan kejauhan kalau aku putar balik, lagipula aku ingin juga melihatnya.. (haduhhh,, perang batin yeuhhh)

jadi begini ceritanya, kawan. tadi sore aku baru saja pulang ujian, sekitar pukul 15.00. seperti biasa aku melewati jalan yang setiap hari menemaniku. namun kali ini ada yang berbeda! aku mendengar sebuah lagu terdengar kerassss sekali..

Gak gak gak kuat
gak gak gak kuat
aku gak kuat sama playboy (playboy)

dan ternyata, pemirsa sekalian sesosok makhluk seksi berjalan lenggak lenggok di hadapanku! Ya Allah, aku segera berpaling. ah, wanitakah? aku ragu, maka kupalingkan kembali pandanganku padanya. dan yang kulihat adalah... roknya yang pendek (cuma seperlima atau sepersepuluh bagian kaki ya?hhe) tak mampu menyembunyikan... betisnya yang besar! haha, udah gitu item pula. laki-laki banget lah. astaghfirullah, itu pertama dan terakhir kulihat betisnya. gak mau lagi! 

aku berjalan dan dia juga berjalan. bedanya, setiap ada warung makan atau toko atau warnet, dia mangkal dulu, menari-nari mengikuti lagu yang dia putar di radio yang dibawanya. terus aku kalau jalan gak ada yang merhatiin, nah giliran dia yang jalan? mata orang meliriknya boooo,, udah gitu anak-anak remaja nanggung ngegodain pula. satu lagi perbedaanku dengannya adalah, aku kalau ke warung makan harus ngeluarin duit, lha dia mah malah dikasih duit! huft. duniaaa... duniaa...












kenapa ya? sebab materi sajakah?

Jumat, 21 Oktober 2011

aku hilang

aku hilang,
tak kulihat aku sekarang
hanya cermin pantulan dari sebrang..

aku hilang,
dalam sekejap melayang
tak ada tawa canda riang

aku hanya cermin pantulan dari sebrang,
yang berdiri kala angin menopang
dan duduk saat mentari merunduk


aku bukanlah aku,
suaraku terjepit di pintu masuk,
sebab takut tak dizinkan bertandang

aku bukanlah aku,
tangisku pecah dalam sanubari
tak hendak memecah sunyi

aku bosan,
bawa aku pergi

jemput aku,
bawa aku pergi,
menuju pelangi yang sempat menyapa

aku sendiri,
tanpa diriku sendiri

Kamis, 20 Oktober 2011

aneh ajaibnya cinta

cinta itu aneh. dan mencintai itu ajaib.
aku mengenal kata itu semenjak SD, ketika kakak-kakakku beranjak dewasa. dahulu cinta adalah kata yang sangat tabu dalam keluargaku, bahkan untuk menyebutnya pun adalah sesuatu yang terlarang, itulah sebabnya aku dan adikku-waktu SD- mnyebut kata cinta dengan cincin. kalau dipikir pikir sekarang, aku jadi ketawa-ketawa sendiri. hehe. saat SD, yang kupahami adalah cincin hanya boleh kita nobatkan pada lelaki ganteng. jadi yang gak ganteng, terlarang dan haram hukumnya untuk kita dicincini. padahal ganteng kan relatif ya, belum tentu sama kriteria ganteng dalam kamusku dengan dirimu. ahh,, tapi bukankah kita sama-sama sepakat bahwa Nabi Yusuf a.s itu ganteng? yaahh,, walaupun kita gak pernah melihatnya. hmm,, atau-seperti dicekokan oleh kakakku- setujukah kau bila kukatakan  Andi Lau ganteng? yang kagak tau Andi Lau, noh fotonya di samping. ganteng kannnn?? hehehe. yah, semacam itulah cincin  yang kupahami itu. padahal sebesar apapun cincin yang kuberikan pada si Andi Lau, dia mah kagak tau, peduli amat! tapi cinta eh cincin seperti itu tidak mengharap pembalasan. aiiihhh,,, bener deh. dulu mah yang penting Andi lau terkenal, bahagia sentosa, dan tetep cakep, aku sudah bahagiaaaa sekali. dan senang sekali melihatnya di layar televisi.

semakin besar, aku tahu kalau menyebutkan cinta tidaklah dosa, bahkan ia anugrah Allah yang patut disyukuri. dan aku mencintai. ah, ia bukan cinta, hanya setitik kagum atau suka. karena aku hanya ingin melihatnya atau sekedar diperhatikan. cukup, itu cukup bagiku yang berumur dua belas. walau harapanku tak pernah tercapai, karena ia tak pernah mengenalku! nahhh,, udah remaja makin aneh ya? ia mengharap sedikit balasan. tidak seperti cincin, cinta ini disebut orang cinta monyet. padahal apa hubungannya coba cinta dengan monyet? salah apa si monyet sampai dijadiin bahan ejekan manusia? mungkin itu hanya sebuah ungkapan, betapa cinta remaja ini cinta semu yang kadang gak pake akal. dan karena si monyet itu gak punya akal, jadi disebutnya cinta monyet deh. dan memang demikian adanya, kawan. aku pernah menelepon teman yang kukagumi lalu kututup lagi sebab malu. Allah,, aku bersyukur, rasa malu itu masih ada.. hhe.

 Memasuki SMA, aku mulai dijejali berbaga macam makna cinta. temanku bilang, cinta itu harus diungkapkan, biar gak jadi jerawat! tapi saudaraku bilang aku tak boleh mempercayai laki-laki. dan mentorku berkata aku harus menjaga cintaku hingga ia menjadi halal. sedangkan orangtuaku, tak pernah berbicara apapun tentang cinta padaku. jadi waktu SMA itu aku.. dalam tahap pencarian cinta. haha, aneh dan konyol kalau aku mengingatnya! aku masih berpikiran, cinta itu ya.. cinta kepada lawan jenis saja. tapi kali ini aku tidak menobatkan cinta pada lelaki ganteng aja, tapi kepada lelaki yang ganteng dan keren! wehehe, gak ada bedanya~~~.  keren karena dia berprestasi! jadi ceritanya dulu tuh seneng aja ngeliat ikhwan (udah berubah nih lelakinya jadi ikhwan.hhehe) yang berprestasi. serasa wah gimanaaaa gituh.


tapi rasanya hampa... ya, cinta seperti itu, rasanya hampa. sama sekali gak tenang. ngeliat dia deket sama cewek, cemburu.. padahal kan dia bukan siapa-siapa! helloww,, please deh. ah, jadinya aku bosan mencintai seperti itu. gersang.

hingga aku mengenal satu cinta, yang tidak pernah mengenal penolakan. cinta itu selalu menungguku dengan setia, bahkan saat aku tak mempedulikannya. cintanya selalu menemaniku, ia tak bosan mengingatkankanku setiap saat. padahal tidak setiap saat aku mengingatnya. ia romantis, mendengarkan keluhku dengan sabar. padahal keluh kesahku seabrek. tapi ia tak pernah bosan, bahkan selalu menghadirkan ketentraman dalam hati. ahh,, apakah kau juga mengenal cinta ini?

Allah...
Dialah yang cintanya sangat nyata, senyata hangatnya mentari ke permukaan bumi.
cintanya sejuk. seperti sepoi angin yang merasuk..
cintanya begitu menenangkan...

tak mau aku menghilangkan rasa cinta ini. Allah,, Kau lah cintaku selamanya..

ahhh,, kenapa akhir-akhir ini aku bercerita tentang cinta mulu ya? apakah karena ia terus saja memenuhi hariku? mungkin jawabnya iya. hhehe. dan masalah cinta manusia, aku tetap berharap hanya padaNya. semoga harap ini terdengar. aamiin.

Selasa, 18 Oktober 2011

bayaran bagi ketulusan

sudah sebulan ini jadwalku tak menentu. pagi sampai malam, aku setia berada di kampus. menikmati kegilaan mahasiswa atas penghargaan atau setidaknya pengakuan. aahh,, aku bosan melihat wajah-wajah palsu tanpa sebuah ketulusan. yaahh, akhir-akhir ini aku mencari sebuah ketulusan. adakah yang tahu dimana letak ketulusan itu?

"Jangan kau dekati Muhammad!" pak tua itu berteriak sambil menelan makanan. "Ia telah membuat istri durhaka terhadap suaminya dan anak kurang ajar terhadap orangtuanya! ckckck.." ia masih mengomel. sedang pemuda yang menyuapinya tetap tersenyum

begitulah setiap hari mereka berinteraksi. kakek tua selalu menanti pemuda itu di pinggir pasar. kakek tua yang buta dan tak mampu mengunyah lagi. dan pemuda itu mengunyahkan makanan untuk pak tua. lembut sekali, hingga pak tua tinggal menelannya saja.

pemuda itu tak pernah berkata apa-apa. sesekali ia memandang wajah pak tua dan menggumamkan sebersit do'a. hingga tiba saatnya Allah mengambil nyawa sang pemuda. hidupnya telah habis di dunia ini. ia telah dijemput kekasihnya, ditunggu dalam nikmat yang abadi.

seketika itu pak tua merasa kehilangan. pagi ini tak ada pemuda yang menemaninya bercengkrama sambil menyuapinya. kemanakah? hingga tiba sutau hari, seseorang mendekatinya, ia menyuapi sesuatu untuknya. ah, pemuda itukah? tapi rasanya.... berbeda. 
"Mana pemuda yang biasa menyuapiku?" tanya pak tua.
"Aku disini, kek" jawab lelaki di sampingnya.
"tidak, kau bukan dia! dia selalu melunakkan makananku sebelum menyuapiku, sedangkan kau tidak!" Bantah pak tua.

air mata mengalir dari sang lelaki. ia tak kuasa menahan haru. sambil terisak, lelaki itu menjawab, "Ia telah tiada, Kek. telah dipanggil oleh Tuhannya."

pak tua pun turut bersedih. ia sangat merasa kehilangan. ah, orang-orang baik umurnya sedikit! "kalau aku boleh tahu," tanya sang kakek, "sebenarnya siapakah pemuda yang selalu menyuapiku setiap hari itu?" karena memang, selama mereka berinteraksi, ia tak pernah tahu identitas sang pemuda.

"Ia adalah Muhammad saw.., Rasulullah.."

seketika itu wajah pak tua pucat, tangisnya tumpah. Allah!! dia adalah orang yang selalu dihujatnya setiap hari!
sebuah kalimat mengalir dari mulut pak tua,
"Asyhadualla illah ha ilallah,,
Wa asyhaduaana Muhammadar Rasulullah!!!"

kawan, saksikanlah bayaran bagi sebuah ketulusan! bahkan saat orang yang berbuat tulus itu tiada, buahnya akan terus mengalir..

tulus itu berasal dari hati. tak mengharap apapun jua, kecuali janji Allah..
tulus itu akan membawa syurga ke depan pintu rumahmu..

semangatlah dengan tulus!!

UTS tiada akan suram, kawan!

fiuhhh,, UTS menatapku seolah ingin melahapku. aku hampir saja menyerah, kawan. sebab baru aku sadari cintaku pada AGH tak sebesar apa yang kuinginkan. segalanya  terasa begitu... sulit. oh, aku ingin menangis! sebab apakah aku ditakdirkan berada di departemen ini?

tidak, sungguh AGH itu ilmu yang sangat menyenangkan. banyak hikmah yang dapat kau ambil dari ilmu yang luar biasa ini. pikirkan saja, bagaimana sebuah kehidupan manusia itu tergantung dari segenggam benih saja?! yap, makanan yang kita makan berasal dari biji-biji kecil, kawan. lalu dengan Kuasa Allah, ia tumbuh menjadi berbagai macam pangan. beras, kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan! subhanallah, berlama mempelajari tumbuhan menumbuh suburkan keimanan bagi yang memahaminya. aku tidak menyesal, kawan. sama sekali tidak. bukan itu yang kusesalkan.

hanya saja.. aku bukan penghafal yang baik. tahukah kau saat kuis dasar agronomi bagaimana nasibku? aku lupa warna furadan! padahal waktu itu aku yang menaburnya sendiri! aku lupa warna pupuk. ah, mengapa aku sepelupa itu, Ya Allah?

menghadapimu, AGH... adalah tantangan tersulit dalam hidupku. kau adalah biologi, musuh utamaku di SMA. tapi, bukankah kita telah berdamai? lunaklah sedikit padaku, kumohon..

"Dalam setiap kesulitan ada kemudahan..
                              dalam setiap kesulitan ada kemudahan.."

itu janji Allah! dan Allah tiada mungkin berbohong, bukan?! baiklah, kusingsingkan lengan baju. tak akan kupejamkan mata. aku akan menghadadapimu, wahai AGH, sebagai manusia yang penuh semangat dan percaya diri. aku akan memelukmu, AGH, sebagai pengusaha coklat!!!

Allah,, dengarlah do'aku
dekaplah mimpiku...
wahai masalah, aku tak pernah takut padamu, karena kau kecil
sedang aku bersama Tuhanku, dan Tuhanku Maha Besar!!!

Ya Allah, ampuni dosa hambaMu ini, dan mudahkanlah bagi kami urusan kami.. aamiin..

Minggu, 16 Oktober 2011

sebuah catatan tentang cinta

kau tahu apa itu cinta?
cinta itu api
nyala membakar,
membeku saat tiada
menghangatkan saat tepat nyalanya
dan menghanguskan saat terlalu besar berkobar

aku tak tahu, kawan.. apakah apiku ini tepat nyalanya atau terlalu besar hingga menghanguskan, atau aku terlihat tak punya api?
aku benar-benar tak tahu.
yang aku tahu, kata orang inilah cinta..

ahh, berbicara tentang cinta seperti menghitung gemintang di angkasa atau ikan di lautan. rasanya tak akan habis-habis. ya, karena ia bagian dari semesta. bahkan jikalaupun manusia tiada lagi, cinta tetap ada, bersemayam di balik pepohonan atau semak belukar. cinta tiada akan habis, kawan. setidaknya itu menurutku. bahkan bagimu yang merasa tak punya cinta, sebenarnya kau tengah berbohong pada dirimu sendiri, bukan? sudahlah, jangan mengelak. cinta tetap akan hadir meski kau tak menginginkannya. mengertilah.

hanya saja. kau, aku, dan mereka punya cara berbeda meyapa cinta.
ada yang tergesa menyambutnya, hingga ia lupa dengan persiapan yang semestinya ia bawa untuk menyambut. jadilah ia menyesal. tapi, tak ada kata terlambat, bukan? kembalilah, persiapkan dirimu dulu sebelum cinta datang menghampiri. kembalilah, sebelum kau tidak bisa kembali lagi

lihat disana, ada yang malas menyambut cinta. untuk apa cinta? tak mengenyangkan atau melepas dahaga. lalu untuk apa disambut? untuk memberi rasa pada makananmu, dan menyejukkan dahagamu, setidaknya itu jawabku. sambutlah ia, jika telah tiba waktunya. dan wajahmu itu, nanti akan tersenyum bahagia..

mereka mempesona.
cinta, bagi mereka bukanlah masalah satu dua orang. tapi hubungan antara ia dan penciptanya. jadilah cinta mereka syurga. mereka mencinta, hanya didasari kecintaan mereka pada Sang Kuasa. bukan sekedar cinta. cinta mereka meyembuhkan, tidak menyakiti. cinta mereka bagai sinar mentari di pagi hari, menghangatkan. ya, bagai api yang tepat nyalanya. merekalah orang-orang beruntung. syurga mereka adalah di setiap tempat yang mereka pijak. karena yang mereka sebarkan adalah damai. ya, cinta yang damai, dirindu, menenangkan.. ahhh,, aku ingin berjumpa mereka, tapi apakah aku layak?

Allah,,
jagalah cintaku,

Bogor, 15 Juli 2011

Sabtu, 15 Oktober 2011

lima puluh enam tahun abi..

abi, aku baru pulang dari kebun percobaan cikabayan. tempat yang mengajariku banyak hal tentang kehidupan. tentang tanaman yang tumbuh hanya dari sebutir benih, lalu kami rawat hingga tumbuh besar. tak kami biarkan gulma mengganggu tanaman kami. akan kami cabuti rerumputan di sekeliling tanaman kami. kami sirami ia hingga terlihat segar dan tersenyum kembali. setiap hari kami khawatir ia tak tumbuh, apalagi bila hari terang benderang dan tak ada setetes pun air turun dari langit, hati kami tidak tenang sama sekali.

aku seperti tanaman yang dibesarkan olehmu, abi. tapi apakah perasaanmu seperti perasaanku pada tanaman-tanaman itu?abi, seperti itukah perasaanmu? kau tidak pernah mengatakan sayang padaku, tidak sekalipun. atau aku tak tahu? aku memang tak pernah tahu. aku juga tidak tahu apakah kau mengkhawatirkan aku yang sedang studi di ranah orang. tak pula aku tahu, apakah kau memikirkanku atau tidak. aku tidak pernah tahu, abi..

yang kutahu, abi..
kau ada saat aku meminta jemputan di Leuwi Panjang setiap kali pulang ke Bandung,
tak peduli hari itu hujan deras,
atau banyak polisi yang siap menghakimi sebab kau belum bayar pajak,
kau tak peduli,
yang kau mau,
aku sampai di rumah dengan selamat...

yang kutahu, abi..
uangmu mengalir untukku tanpa kupinta,
meski aku tak pernah memberimu untung, malah kecewa
hingga aku tumbuh sembilam belas tahun lebih,
kau beri aku tanpa pamrih..

yang kutahu, abi..
saat pensiun dini kau ajukan karena ketidaknyamananmu di pabrik,
kau tetap berjuang keras mencari kerja,
dari penjual susu hingga antar air minum isi ulang,
hingga usiamu kini lima puluh enam tahun..

yang kutahu, abi..
kau mengangkut tubuhku dari kursi tamu di malam hari,
lalu kau pindahkan ke atas kasurku yang empuk,
tak sudi kau melihat tubuhku dimakan nyamuk malam..

yang kutahu, abi..
kau menangis di sepertiga malam,
berdo'a tak henti,
dan kau sebut namaku..

ah, abi..
aku memang terlalu bodoh untuk mengerti,
cintamu lebih dari cukup untukku..

ditulis penuh syukur,
terimakasih Allah, kau masih memberikan waktu untuk ayah tercintaku hingga lima puluh enam tahun
terimakasih Allah, kau biarkan ia menjadi ayahku..

abi, aku mencintaimu karena Allah..

Rabu, 12 Oktober 2011

hadiah untuk Allah

dikelilingi wajah-wajah polos adik tingkat, aku menulis kisahku..

"kalau oksigen yang kita hirup harus dibayar," Guru Pengantar Ilmu Tidur eh Pengantar Ilmu Tanah maksudku berbicara, "maka setiap bulan kita harus membayar sekitar 57 milyar!!" kami terdiam.

"makannya" guruku melanjutkan, "kalau mau kaya, jangan nafas sehari aja!" dan kami pun terbahak.

saat itu kami memang tertawa, sebab guru kami menyampaikannya penuh canda. tapi sebenarnya itu adalah perenungan yang cukup dalam. semakin memikirkannya semakin aku malu, sepanjang hidupku berapa juta milyar yang Allah hadiahkan untukkku, hanya untuk bernafas bebas? dan sepanjang hidupku, apa yang telah kuhadiahkan untukNya??

astaghfirullahal'adzim..

apa hadiahku untuk Allah? Ia tak butuh apa-apa. bukankah Ia Maha Sempurna? lalu apa yang ia inginkan dari seorang aku?

"Tidak kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah padaKu"

Ia hanya meminta pengabdianku sebagai manusia. berharap hanya kepada Allah. meminta hanya kepada Allah. mengeluh hanya kepada Allah. pasrah hanya kepada Allah. Ia hanya ingin namaNya ada dalam setiap aktivitas, cintaNya menyublim dalam setiap desah nafas. Ia hanya ingin sebuah pengabdian. dan pengabdian ini pun tak seberapa dibanding cinta yang Ia limpahkan. Allah... indah namaMU..

dikelilingi adik tingkat kutulis kisahku,
membuatku ingin kembali
bersama sebuah senyum polos lagi

Senin, 10 Oktober 2011

cintaku, seperti apa?

aku ingin belajar tentang cinta yang dilafaskan orang-orang suci. cinta yang tiada ternoda oleh sepotong benci atau seberkas nafsu diri. cinta yang berasal dari hati yang bersih, karena ia mengajari ikhlas dan memberi. cinta yang turun perlahan dari lautan kasih Ilahi. ia mendamaikan, menyejukkan, dan menenangkan. aku ingin tahu, apakah aku layak mencintai sepeti itu?

apakah kau pernah mendengar tentang kisah Zainab putri Rasulullah saw? ia adalah satu dari beberapa manusia yang merasakan cinta itu. ia mencintai suaminya, tapi cintanya bukanlah cinta buta, cintanya menerangi bumi dengan kisah yang haru.

ia dan suaminya membina rumah tangga penuh hikmah. setelah sekian lama bersama, Zainab harus rela berpisah suaminya, sebab mereka berbeda pandangan hidup. aku merasakan air mata Zainab tertahan, ia tak hendak memperlihatkan kesedihan pada suaminya, namun hatinya tercabik. ada sebuah ruang dalam hatinya yang siapapun tak ia perbolehkan masuk, kecuali suaminya. bahkan ketika mereka berpisah, masih terus bersujud dalam-dalam, berharap suaminya kembali dengan Islam.

cinta Zainab adalah cinta suci, tak ternoda oleh keinginan nafsu diri. ia mencinta suaminya, dan ia ingin bersamanya. tapi bukan dengan cara mendobrak aturan Islam yang mendamaikan. tujuan cintanya lebih mulia dari sekedar hidup bersama di dunia. ia ingin menemani suaminya hingga ke syurga, melayani sepenuh hati, menjadi bidadari yang setia di samping suaminya. maka ia meminta pada suaminya untuk bersamanya dalam Islam. tapi Zainab tetaplah manusia yang tak dapat membolak-balikan hati, hanya Allah yang menggenggam hati-hati manusia.

jadilah Zainab larut dalam do'a. berharap seseorang yang terlanjur memenuhi hatinya itu kembali dan menerima Islam. penantian sang pecinta sejati tak sia-sia. karena beberapa tahun kemudian, suaminya mengucapkan kalimat: "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad  utusan Allah!" maka seketika langit berubah cerah, secerah wajah Zainab yang merekah bahagia.

mereka kembali bersama, disatukan dalam cinta yang suci. ah, adakah aku mampu sepertimu, wahai bibi Zainab? mencinta dalam suci?

adakah kau menunggu, cinta?

Sabtu, 08 Oktober 2011

aku, kadri, dan ibuku

udah jadi kebiasaanku menulis di note facebook. mungkin karena aku lebih sering membuka facebook dibanding aplikasi lain semisal blog jadinya begitu. tapi belakangan ini, temanku (teman bukan ya?hhehe), kadri, bawel banget nyuruh nulis di blog. padahal apa bedanya sih nulis di blog atau di facebook? sama-sama dibaca orang lain toh?
"biar lebih banyak yang baca tulisanmu" gitu kata Kadri.. huft, aku sendiri aja jarang ngunjungin blog sendiri, apalagi orang lain? emang ada yang mau repot-repot bertandang ke kandang tulisanku yang terpelosok ini sementara banyak tulisan lain yang lebih menggoda?? setidaknya di facebook, ada satu dua orang yang tertarik membaca noteku dan meninggalkan komentar atau jempol. lha di blog?
tapi, kupikir gak ada salahnya juga membahagiakan orang lain dengan mengikuti sarannya. baiklah, kadri, hari ini aku mulai menulis di blog lagi. tak akan kupedulikan apakah ada orang yang mau komen atau mebaca tulisan seorang kamilatussyafiqoh. tapi baiklah, anggap saja blog ini buku harianku, yang boleh dibaca oleh siapapun yang mau bertandang sebentar ke 'kamar'ku. nikmatilah...

hari ini aku mau bercerita tentang Ibu. sudah hampir dua bulan semenjak Syawal meninggalkan waktu yang tak henti berjalan, aku tak bertemu Ibu. aku selalu takut akan kehilangan Ibu, tapi berkomunikasi dengan beliau adalah hal yang cukup sulit. pertama, tak pernah ada waktu yang cocok untuk ngobrol lewat telepon. kedua, ibuku tak bisa memakai henpon alias telepon genggam, sehingga SMSan adalah hal yang mustahil bagi kami. lalu apa? hmm, inilah yang kusuka dari ibuku, kawan. beliau pandai bercerita lewat tulisan, apapun yang beliau tulis akan membuatku merasa dekat dengannya. seakan-akan beliau menceritakan itu padaku sambil mengelus kepalaku. ahhh,, rindu benar aku padamu, Bu!

maka kami lebih sering berkomunikasi lewat surat! percaya atau tidak, itulah Ibuku. wanita paling hebat di seluruh dunia! di zaman serba modern, kami masih berkomunikasi secara klasik. sungguh sensasi yang asyik, walaupun aku harus menunggu sampai seminggu untuk mendengar cerita Ibuku.

dan kemarin, aku baru mendapatkan surat dari Ibuku, kawan! betapa aku bahagia.. ^^

ibuku selalu punya cerita untuk dibagikan, kuberitahu salah satu bagian surat ibuku..

kisah hawa (hawa itu keponakanku)
kami baru datang di rumah Sakinah (kakak iparku), tiba-tiba Hawa berteriak, kemudian teriakannya itu dibalas oleh Zahra (umur 3 th, keponakan jauh) dengan teriakan yang lebih keras. lalu hawa terbakar emosi dan berteriak lebih keras, tak mau kalah Zahra pun membalasnya dengan teriakan yang kerasnya melebihi petir di sore hari. jadi persis seperti kucing yang sedang diadu. sampai-sampai Hawa terbatuk-batuk karena tenggorokannya tidak kuat. kami semua tertawa, sedangkan kedua anak yang bertarung menangis..

Ibu selalu punya cara menghiburku, bahkan saat badan kami tak bertemu..:)

Bogor, 8 Oktober 2011
ditulis dengan rindu seorang kamilatussyafiqoh





Minggu, 11 September 2011

gara gara iis dahlia

jadi awalnya begini:
kakakku, Mahir namanya, akan menikahi orang tegal,
iis dahlia, artis ternama ibu kota, ingin mudik ke cirebon
bogor, kota tempatku menimba ilmu, tidak memiliki transportasi ke tegal secara langsung
stasiun gambir, cireboon, tegal, serta iis dahlia..

dengarlah ceritaku..
hari sabtu semestinya mahasiswa libur, tapi tidak departemen AGHku yang tercinta..
tapi hari ini kakakku menikah! ah, betapa aku ingin melihatnya. Pak rektor, tak kah kau peduli pada nasib mahasiswamu yang sedang dilanda dilema berkepanjangan sebab keinginan menghadiri pernikahan kakaknya? kurasa pak rektor sudah lupa tanggal berapa ini, semestinya ia meliburkan seisi kampus, karena kakakku akan menikah!

baiklah, aku akan berangkat sesegera mungkin setelah praktikum usai. pukul 10 pagi selesai, tapi ternyata ada paktikum dadakan! betapa pendidikan ini membingungkan dan tak memberi ruang bagi mahasiswa untuk menolak. baiklah, kujalani praktikum dengan enggan, dan selesai pukul 1 siang..

aku bergegas menuju kosan dengan sisa-sisa tenagaku. segera kuangkat ranselku dan wusss!! aku berusaha mencapai tegal secepat yang aku bisa. seperti nasihat temanku, aku bermaksud ke Jakarta dulu lalu ke Tegal dengan bus.

bogor macet, jakarta macet, aku sampai di terminal Jakarta pkl. 17.00
aku tidak  tahu harus naek bus apa, untung ada  bapak petugas baik hati yang menunjukkan bus tegal. aku sangat berterimakasih, semoga keluargamu sehat selalu, pak! (eh, tunggu, emang bapak itu udah berkeluarga?)

pria, kutaksir belum menikah, memberikan tiket, kubaca: 40.000. kosodorkan uang pas, ia berlalu..

pkl. 18.00
maghrib.. bus belum berangkat. ah, ku jama' saja shalatku nanti. aku masih menunggu bus ini jalan..

pkl. 19.00
bus bergerak! akhirnya!!! tapi kesenangan itu hanya sesaat, karena ia hanya berpindah arah, lalu diam lagi! grrr...

pkl. 19.15
ibu menelepon, khawatir terhadap anaknya yang manis ini.

pkl. 19. 20
baterai hapeku menipis, hanya tersisa satu nafas lagikuminta alamat tegal, karena takut tak bisa menelepon,

pkl. 19.21
kudapat alamat tegal, kucatat dalam buku.
bus masih diam, hanya mengerung kadang kadang

19.30
ibu menelepon dan menyuruhku balik arah ke Bogor! khwatir katanya.19.30 lebih 30 detikaku ingat sebuah pesan "ridha Allah berada pada ridha orangtua"aku turun dari bus.
ibu lega.

19. 31
pria pemberi tiket mengembalikan ongkosku: 30.000

19.32
aku kesal dan menangis (dalam hati)
kembali ke Bogor

22.00
aku sudah di bogor, tidur di kosan temen karena kosanku sudah tak mau menerima tamu di atas jam 9 malam

07.00
iis dahlia muncul di TV, lagi naek cirebon ekspress, kereta yang katanya cepet. dia-dengan gaya yang sungguh meyakinkan-berkata "wah,, cepet banget nyampenya"aku tergiur,, bukankah cirebon-tegal itu dekat? kalo aku ke cirebon pake kereta ekspress itu pasti bisa ke tegal dengan cepat!

07.00 lewat 1 detik
aku tergiur ucapan iis dahlia. nekat aku ke jakarta naik kereta!

09.20
sampai di stasiun gambir. ngantri di tempat beli tiket cirebon ekspress.. bapak di depanku bertanya:
"yang bisnis berapa?"
"140 ribu"
yang ekonomi?"
"120 ribu."
mendengar itu saja cukup buatku untuk berbalik badan. ah, aku harus kembali lagi ke bogor!

12.00
aku di bogor lagi, menyesal mengatakan hp tinggal seumur jagung pada mamah
menyesal memakai baju bagus di bus dan kereta
menyesal tidak bertanya banyak sebelumnya
dan sangat menyesal mendengarkan iis dahlia!

Sabtu, 10 September 2011

senyap bersama rayap

dalam kesejukan sang atap,
aku terduduk senyap
tahukah kau, semangatku telah lenyap!
dimakan rayap-rayap kalap

aku ingin pergi
tapi waktu menahan gigih
aku masih disini
ditemani senyap hari ini


kakakku nomor delapan

hari ini kakakku akan menikah. kakak kedelapanku, orang terpendiam seluruh dunia. kalau kau bertanya padanya, dia jawab dengan gelengan atau anggukan saja. bersemangat sedikit, ia akan menggumam "Ya" atau "tidak". itulah dia, kakakku nomor delapan.

tapi aku heran setengah mati, bagaimana orang seperti dia bisa mengenal wanita dan sekarang dia akan menikah?!!! bagaimana bisa? selidik punya selidik, ternyata selain kegantengan kakakku nomor delapan yang merupakan warisan dari leluhur kami, ia pandai benar membuat puisi. pernah aku menyelinap ke kamarnya dan membuka-buka buku yang tergeletak tak berdaya di lantai (saking berantakannya.. @_@), tau isinya apa? puisi cinta, kawan! ya, puisi-puisi indah tentang cinta.

ia memang hemat dalam bicara, tapi boros dalam kata. kadang juga ia membuat cerita-cerita lucu tentang keluarga kami. tentang naufal si bungsu yang giginya maju satu dan takut dibawa ke dokter gigi meski diiming-imingi dua puluh ribu rupiah sehingga ia dijuluki 'si gigi dua puluh ribu', atau cerita tentang sifat pelupa ibuku sampai-sampai membuang berbagai sayur-mayur yang dilupakannya, dan berbagai kekonyolan dirinya, termasuk saat dia dengan gilanya jalan kaki ke rumah calon istrinya dari terminal! padahal tahukah kau? jarknya sama seperti dari Dramaga ke Baranangsiang!! Duhai, kakakku nomor delapan betapa konyolnya dirimu!

tapi sekarang ia mau menikah! dan aku tak mau melewati moment ini. kakakku nomor delapan itu, akankah membuat kekonyolan lagi di hari pernikahannya??

aku tak sabar untuk pergi kesana.

Jumat, 09 September 2011

ia masih ingin bersamaku ~~

aku sudah meninggalkannya selama dua minggu lebih. muak aku dengannya. setiap hari makin cerewet saja, biarlah aku tak peduli lagi. apapun rintihanmu, aku benar-benar tak peduli!

tapi, hari ini aku harus peduli, kulihat lemari, persediaanku menipis! Ya Allah, terpaksa kulirik dia: CUCIANKU! dia tersenyum senang sekali. seluruh persendianku menolak untuk bersamanya, tapi tak ada pilihan lain bagiku selain menyentuhnya atau aku harus rela memakai baju kotor! hiiiiiyyy..

baiklah, kusentuh ia satu per satu. aku menemaninya bermain busa bersama detergen yang baru kubeli kemarin.detergen yang baik, kubeli karena tergiur hadiah mangkok.hhe. setelah itu, ia merengek ingin main air bersamaku, baiklah, kulayani, demi masa depan yan lebih baik! (halah, lebay). dua jam berlalu, tapi ia  masih ingin bersamaku, ingin bermain di pengering katanya. maka kuturuti pintanya hingga kuantar ia ke singgasana jemuran. disana teman-temannya sudah menunggu. kutempatkan ia satu-satu:
satu..
dua..
tiga..
.....
dua puluh sembilan!
gantungan yang kubutuhkan jumlahnya DUA PULUH SEMBILAN, kawan!
baiklah, dua setengah jam bersamamu, aku sudah puas. sekarang waktuku tidurrr!!

Rabu, 07 September 2011

ibu paling jago sedunia: IBUKU

kau kenal ibuku?
dia ibu paling jago sedunia,
dia ibuku..

coba  kau lihat wajahnya,
wajah yang selalu tersenyum ketika aku bermanja dengannya
tidak, aku tidak pernah melihatnya menangis terang-terangan,
kecuali saat  kakakku tiada, selebihya ia selalu tersenyum
kini wajah itu berkerut begitu jelas karena dia tak mengenal cream anti aging
tapi bagiku,
dia ibu paling cantik sedunia!

itu jemarinya, sobek sebab berkawan dengan deterjen seharian
dia kepala lima, tapi masi harus berletih mencuci segala
aku terbangun, dia sudah sibuk di belakang
dan tiba-tiba segalanya beres!
tangannya kasar, karena ia tak sempat memakai hand body
tapi bagiku,
itu tangan terhangat sedunia!

apakah kau sempat melihat kakinya?
lebih dari sepuluh tahun ia membawa kaki itu tanpa arah,
karena memang ia tak pernah punya rumah
kini, kulit-kulit kakinya pecah
tapi bagiku,
itu kaki terindah sedunia!

apa kau pernah bertemu ibuku?
beruntunglah jika kau pernah menemuinya,
karena ia ibu paling jago sedunia!!

Kamis, 18 Agustus 2011

benci jadi cinta..

oke, sekarang aku mau jujur. sebenarnya aku benci biologi. tau nilai TPB ku yang paling jelek apa? Yap, biologi. aneh bin ajaibnya, aku sekarang duduk manis mendengar jutaan istilah biologi di Institut Pertanian Bogor. dan akan lebih lengkap keanehan itu bila kau tahu departemenku: Agronomi dan Hortikultura, ilmu tentang tumbuhan!

tapi kuberitahu rahasiaku. satu-satunya alasan aku memilih departemen aneh ini ketika aku menulis formulir pendaftaran adalah, aku melihat prospek ke depannya. aku hanya mencari satu kata: PENGUSAHA. maka, ketika kulihat lulusan agronomi dan hortikultura (AGH) berpotensi menjadi pengusaha, tak ambil pusing aku menuliskannya dengan rapih. AGH.

ilmu tentang apa itu, aku tidak tahu. makannya ketika aku tahu ternyata AGH itu nama lain Biologi tanaman, aku lemas. aku tidak tahu apakah aku harus pindah departemen dengan alasan bahwa biologi itu musuh utamaku, atau aku harus tetap menjalaninya, dengan sisa sisa kepecayaan diriku...

sekarang aku sudah semester tiga, meski aku mulai meredam permusuhanku dengannya, aku masih belum bisa yakin sepenuhnya akan mencintainya sepenuh hati. tapi aku akan  berusaha. AGH, kumohon jangan marah padaku, tapi hatiku mendua, ia kadang melirik-lirik matematika yang bikin pusing itu. ahh,, aku memang lebih senang tenggelam dalam angka-angka daripada istilah-istilah latin yang nulisnya aja  harus miring-miring.

tapi tenang AGH, aku akan setia. perlahan cinta itu tumbuh. konsekuensi aku mencntaimu ternyata berat ya, banyak orang di negeriku  membutuhkan orang-orang yang mencintaimu. agar tak ada lagi kelaparan. agar tak ada lagi buah-buahan made in Amerika atau kawan-kawannya.

sekarang kita berdamai ya, semoga aku bisa kuliah dengan tenang...~~

pelajaran dari AGH: kau bisa mencintai sesuatu yang kau benci!

Rabu, 17 Agustus 2011

sisi suram MPKMB 48

sejenak euforia MPKMB 48 membuatku lupa tentang dirinya. hanya tersisa perasaan senang dan bahagia yang tak habis. rasanya ingin setiap hari menjalani hari bersama anak-anak yang polos itu, serasa jadi kakak yang baik di depan mereka. hhe. Subhanallah, Allah itu baik sekali memberiku kesempatan untuk menjadi kakak yang baik di IPB ketika aku belum bisa maksimal menjadi kakak bagi adik-adik kandungku di Bandung. setelah MPKMB, aku sadar, adik itu senang diayomi dan dilindungi serta didengarkan ceritanya. maafkan aku, adikku, selama ini aku begitu tak acuh padamu.. (cieee.. haha)

tapi, setelah tiga hari yang luar biasa itu, aku mau tak mau melihat dia lagi: CUCIANKU! ah, janganlah kau tanya berapa banyak cucianku, semenjak MPKMB hingga tadi, ia selalu menemaniku dengan setia. setiap hari bertambah tinggi dan besar. aku belum menyentuhnya, dengan banyak alasan, sibuklah, sakitlah.. tapi intinya sebenarnya satu: malas. dan buah dari kemalasanku adalah kini, bajuku sudah hampir habis!

terpaksa  aku menyentuhnya. aku harus menghabisinya hari ini! tapi aku melupakan sesuatau, hari ini tanggal merah, artinya secara tidak langsung melambangkan hari mencuci nasional mahasiswa. hhe. nah, liat aja tuh di tempat cucian, ngantrenya udah kayak sembako... maka jadilah malas itu tumbuh kembali. kutinggalkan cucianku dan ku berlari menuju kampus, berharap cucianku tiba-tiba bersih ketika aku pulang, seperti SMA dulu. tapi harapan itu tinggal angan kosong, ia tetap setia menunggu. menunggu untuk bisa bersamaku hari ini..~~

akhirnya, aku menyerah. setelah dzuhur kurelakan waktu bersamanya, hingga kini,, sungguh melelahkan. tapi aku senang, ia habis dan takluk di tanganku!!

pelajaran dari cucianku: JANGAN MALAS!

Rabu, 03 Agustus 2011

aku ingin belajar mencintaimu karena Allah

sembilan belas tahun.
aku sudah 19 tahun, umi
abi, aku sudah 19 tahun

aku tak lagi merengek minta sesuatu,
sekarang aku hanya diam meredam ingin

aku sudah bisa beli makanan sendiri, umi
kadang aku meramu seorang diri
meski rasa tak seperti buatan tanganmu

abi, aku tidak merepotkanmu lagi kan?
aku sudah jauh darimu
di ranah orang lain,
aku coba tak merepotkan abi.

umi, abi..
aku sudah jadi anak  baik kan?


lima puluh tiga tahun
umurku sudah 53 tahun, nak..
34 tahun aku menjalani penikahan
dan sekarang punya dua belas anak

kau tahu, nak..
aku tak pernah mengenal keluarga utuh,
kecuali setelah bertemu ayahmu..

tahun pertama hanya satu anak,
seorang laki-laki, tampan dan menggemaskan
aku berumur 19 tahun waktu itu,
tapi harus merelakan malam menunggui kakakmu

tahun berikutnya satu lagi anak perempuan,
putih bersih dan sipit,
hingga kupikir bayiku tertukar dengan orang china,
lucu sekali saat itu nak..

tahun berikutnya, dan berikutnya, dan berikutnya
aku hampir setiap tahun punya momongan,
sudah lima, nak..
kupikir saat itu cukup..
anak pertama laki-laki,
tiga perempuan,
dan ditutup seorang laki-laki lagi..
aku bahagia, nak..
kupikir cukuplah sampai angka lima.

tapi, Allah yang punya kuasa nak,
lima tahun aku tak menggendong bayi,
perutku membesar lagi,
rupanya ada lagi yang ingin melihat dunia
lewat rahimku ini, nak..
dia hitam, tapi tampan..

tahun berikutnya, seorang laki-laki lagi
pipinya gembul seperti ayahmu,
kelak ketika besar ia juga keras kepala seperti ayahmu.

tahun berikutnya pun laki-laki lagi,
kali ini putih dan cantik..
ya nak, dia laki-laki tapi cantik,
sekarang sudah dewasa, ia mirip artis korea

dan dua tahun setelahnya, kau lahir kan nak?
lucu dan menggemaskan,
hanya saja kau tak pernah berhenti menangis..
kau ingat?
aku pernah 'memberikanmu' pada adik ayahmu,
agar bebanku berkurang..
tapi demi membayang wajahmu, aku haru
meski aku punya delapan anak lainnya,
kau tetap anakku,
maka kuambiil kembali dirimu nak..
sekarang kau sudah 19 tahun ya?

tahun berikutnya adikmu lahir,
putih sepertimu,
dan ia pun hampir bernasib sama sepertimu,
hampir aku memberikannya pada seorang guru Sekolah Dasar,
tapi aku seorang ibu,
tak kuasa melihat anakku dibawa pergi orang lain..

sepuluh..
usiaku 35 tahun dengan 10 anak,
kukira cukup, nak..
lima laki-laki
lima perempuan,

enam tahun berlalu,
usiaku empat puluh satu tahun,
tapi Allah masih mempercayai seorang anak lagi,
laki-laki,
putih bersih, tampan..

sebelas saja, aku sempat berharap begitu
usiaku sudah senja,nak..

tapi tiga tahun berlalu, ternyata ada satu lagi
laki-laki,
merah sekali saat ia melihat dunia pertama kali,
lucu dan tampan,,
ah nak, menurut pandanganku semua anakku tampan..

dua belas.
ternyata itu jumlah amanah Allah untukku, nak..

lima puluh tiga tahun sudah aku di dunia, nak..
anakku sudah besar,
bahkan kau sudah 19 tahun, nak..

tapi air mataku tetap tak tertahan,
saat kakak pertamamu tiada..
aku masih berharap itu mimpi,
atau bualan semata,
hingga kini..
tapi bukankah semua titipan Allah?
bahkan diriku sendiri pun kelak akan dipanggil olehNya,
benar kan nak?

nak, aku tak pernah lupa menyebut dua belas titipan Allah
di setiap sujud malamku,
tak terlewat seorang pun,
temasuk dirimu..

usiaku sudah senja, nak..
aku hanya ingin meihat dua belas titipan Allah itu,
tersenyum hari ini,
esok,
bahkan nanti,
ketika tak ada aku lagi..


Umi, Abi..
aku belum mampu
dan pasti tak akan mampu mencintaimu
seperti umi dan abi mencintaiku

tapi aku ingin belajar,
mencintaimu karena Allah...

lupa, lupa, lupa

aku baru tahu, lupaku sudah tingkat akut. ini bukan pikun, hanya saja aku kurang baaik dalam mengingat sesuatu.. (sama aja deh kayaknya.hhe).

jadi gini ceritanya, bentar lagi kan udah mau MPF alias Masa Perkenalan Fakultas. ya semacam penyambutan mahasiswa menuju fakultas gitu. nah, itu kan tugasnya buanyaaaaaaakkkkkkk banget. salah satunya, bikin buku tugas. aku termasuk orang yang rajin lho ngisi buku tugas, karena aku lakukan sepenuh hati..

tapi tiba-tiba aja tuh buku udah gak ada di tasku! padahal nih sodara-sodara aku tak pernah mengeluarkannya dari kandangnya itu. apa dia bosen ya berjejalan dengan barang-barangku yang lain? maklumlah, aku suka masuk-masukin segala hal ke dalam tas, jadi mirip tas doraemon, apa aja ada. bedanya, kalau nyari di tasku gak akan langsung ketemu, harus merogoh kesana-kemari soalnya emmmm,, kurang begitu rapih..hhe

aku tanyain ke temen sekelompokku, barangkali tuh buku pengen nginep di tas yang lebih rapih. tapi gak ada yang ngaku. hampir saja aku membuat pengumuman di grup-grup facebook, untungnuya malam itu, yuyun, teman se kosan ku datang,
"Mil, bikin nametag bareng yuk!" ajaknya
"ayo.. tapi yun," aku agak lemas, "buku MPF saya ilang, kamu tahu gak dimana?" aku pasrah. paling-paling yuyun bilang gak tau, kayak temen-temen yang lain..
"ada di aku." jawabnya singkat
"hah?"
"iya kan kemaren aku pinjam.."
ahhhhh,,, senangnya..

tapi juga ngeri,
sebegitu pelupanyakah aku?
hiks

Selasa, 02 Agustus 2011

kok makin kurus?

"Kamila, kamu kok kurusan?"
untuk kesekian kali aku tersenyum menanggapinya. dulu aja udah kurus, sekarang katanya tambah kurus?

kenapa?

kurang makan? mungkin. tapi selama ada makanan, aku melahapnya kok, asal bukan makanan basi atau haram.ngomongin makanan, jadi inget sahur pertama, makan nasi goreng yang udah agak berlendir. waktu itu beli makannya maghrib, dan malas untuk keluar lagi, jadi sekalian beli sahur, temanku bertanya:"Pak, ini tahan sampe sahur gak?"
"tahan kok neng!" tegas sekali pedagang itu ngomongnya. aku jadi yakin ya kupesan saja satu buat sahur.

taunya pas sahur, yaahhh.... bawangnya gosong, nasinya licin..
ilang kepercayaan sama pedagang lokal..:(
kalau bukan karena lapar, tak mau aku menyentuhnya..

tapi selain hari pertama Ramdhan itu, aku makan layaknya orang shaum makan..

lantas, mengapa aku terlihat kurus ya?

Senin, 01 Agustus 2011

diam

aku ini, entah bagaimana aku harus mendeskripsikan  diriku.
aneh,
aneh,
hanya kata itu yang keluar.
aku kehilangan apa yang aku ingin,
apa yang aku impikan.
hilang semua.

Rabu, 27 Juli 2011

Zakat di Negeri Empat Belas Abad Lalu

Bismillahirrahmanirrahiim.
Melihatmu, negeriku..
menyisakan sesak yang tak akhir,
adakah aku harus terdiam menyaksi kematianmu,
padahal aku begitu ingin menunggu
riangnya engkau,
seperti waktu dulu..

negeriku,
inikah dirimu?


Jujur, aku heran dengan negeriku. Muslim di negeriku ini ‘katanya’ mayoritas, bahkan terbesar di dunia. Lihat saja, tiap tahun yang berangkat ke Baitullah untuk menjalankan ibadah suci mencapai ribuan. Bahkan antrian haji udah penuh alias full sampai tahun 2014 nanti. Tapi yang bikin heran itu lho, kok gak kerasa ya Islam itu menyejahterakan? Banyak yang haji, banyak juga yang ingkar janji. Yang shalat gak keitung, tapi kriminalitas juga gak tanggung-tanggung. Orang kaya Islam banyak, tapi yang miskin jauh lebih banyak. Kenapa ya?

Padahal umur Islam di Indonesia itu udah tua banget, menurut beberapa literatur sejarah sih, Islam bahkan lebih tua daripada Hindu atau Budha. Idealnya, dengan umur yang tua dan pengikut yang banyak ini, Indonesia jadi negara adidaya. Tidak bersembunyi di ketiak negara lain atau lari dari tanggung jawab untuk memperhatikan saudaranya. Tapi nyatanya? Bahkan untuk biaya sekolah rakyatnya sendiri pun Indonesia belum bisa mandiri!

Salah satu yang ada dalam daftar heranku ialah tentang urusan zakat. Pengalaman pribadiku menyebutkan, tiap tahun keluargaku selalu berzakat dua karung beras (maklum jumlah keluargaku kan selusin lebih). Dan anehnya, tiap tahun kami selalu memberi zakat ini pada orang yang sama. Selalu. Bukankah zakat itu semestinya menyejahterakan? Mengapa justru tiap tahun penerima zakat itu itu saja bahkan jumlahnya  terus bertambah?

Adakah zakat itu salah? Tidak, kawan. Setiap firman Allah itu benar adanya, tak mungkin Allah menyuruh melakukan sesuatu yang tiada manfaatnya. Lalu mengapa negeriku ini tak jua sejahtera? Bukankah Allah menjanjikan berkahnya harta disebabkan zakat?

Bukanlah zakat itu yang salah, tapi muzakinya, mustahiqnya, amil zakatnya, MANUSIAnya.. Maukah kau, kuajak berkeliling dahulu sejenak? Aku bosan di negeriku, ingin kutunjukkan kau sebuah negeri, yang tiada sengsara di dalamnya, yang kau lihat nanti hanya senyum ikhlas nan damai. Mari ikuti aku, namun berhati-hatilah. Kau akan diserbu bermacam sengatan. Tapi nikmatilah, biarkan sengatan itu menghinggapi seluruh persendian tubuhmu. Dan tularkanlah, pada manusia-manusia di negeriku ini!

Kau lihat lelaki yang memakai surban itu? Dia adalah pemimpin sebuah negeri. Bukan, bukan yang memakai jubah nan indah dengan bermacam hiasan itu. Tapi sampingnya kawan, seorang berjubah kumal lantaran selalu dipakai setiap hari. Ia cuci di sore hari dan diapakai pagi harinya. Karena ia memang hanya punya sehelai baju, ia takut ditanyai Tuhannya di hari akhir kelak tentang hiasan dunia yang ia banggakan itu, makannya ia menjauh dari dunia. Ya, kau harus percaya. Dialah pemimpin negeri yang wilayah kekuasaanya mencapai sepertiga dunia. Dialah Umar bin Abdul Aziz. Sang Khalifah.

Lelaki klimis yang bersama Khalifah tengah duduk santai di rumah sang Khalifah. Di dalam rumahnya hanya ada satu dua macam perabotan, dan sehelai tikar untuk menerima tamu, tak ada kursi atau meja yang megah yang biasa dipamerkan pejabat di negeriku.

“Wahai Khalifah..” ujar sang lelaki pada Umar bin Abdul Aziz ra. “Aku ingin berzakat atas hartaku, tapi..”  Wajah lelaki klimis itu sedih dan letih.

“Tapi? apa masalahmu? Apakah kau tidak senang berzakat hingga mukamu begitu muram?” Tanya sang Khalifah.

“Bukan begitu, Khalifah. Aku sudah berkeliling di negeri ini dan tak satupun yang mau menerima zakatku.” Lelaki klimis itu menunduk.

Subhanallah! Kau dengar kata lelaki klimis itu? Tak ada yang mau menerima zakatnya! Sedang di negeriku, zakat itu diburu. Bukan berlomba memberikan yang terbanyak tapi menerima yang terbanyak, kawan!

Kawan, tak malukah engkau? Di negeri empat belas abad yang lalu itu, zakat bermakna suci. Siapa yang berzakat tak pernah rugi, karena ia tengah berniaga dengan Allah sang pemilik rezeki. Niat mereka hanya satu, ridha Tuhannya.

Segalanya memang haruslah dimulai dari dirimu, kawan. Apakah niatmu berzakat? Hanya ikut orangtuakah? Pamerkah? Terserahlah apa niatmu, kawan. Tapi hanya akan ada satu niat yang mampu menyejahterakan. Hanya satu niat yang membuat zakat jadi manfaat. Allah. hanya sebab Allah..

Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah...



Aku yakin, kawan..
mampu melihat senyum negeri ini
suatu saat nanti









Bogor, 27 Juli 2011
Kamilatussyafiqoh


Selasa, 26 Juli 2011

suara bumi


Aku sudah tua
Tahu bermacam muka
Bahkan wajahmu yang tak bernada
Namun ada satu wajah bak cahaya purnama,
Tak akan pernah kulupa
Maukah kau duduk dan mendengar cerita?

 Empat belas abad yang lalu..

Namanya bagai hujan di tengah kemarau
Disenandungkan tak henti hingga suara parau
Mereka menanti, berharap ia segera nyata

Keberadaannya membuatku begitu mulia
Langit bahkan iri padaku
Yang setiap waktu bersamanya

Ada suatu kala
Ia menangis setelah diusir kaumnya
Air matanya membasahi punggungku
Bagai sembilu menyayat seluruh rongga dadaku
Perih..
Aku merintih..
Tuhan, kali ini izinkan aku
Mengobati luka yang begitu dalam
Diusir kerabat yang dahulu bemain bersama
Dikatakan gila setelah mengucap kalamMu sempurna
Tuhan, izinkan aku..

Dan Ia perkenankan do’aku
Seketika itu kukatakan padanya,
Titahlah dua gunung itu menghimpit kaummu,
Aku akan meremukan tangan lancang mereka,
Seperti kaum terdahulu
Aku akan bungkam mulut keji mereka

TIDAK!
Ia tersenyum..
TIDAK!
Bukan itu yang kumau
“Tuhan, sesungguhnya mereka tak tahu,
Ampunilah mereka,
Keluarkanlah dari mereka,
Generasi yang beriman padaMU”
Ia tengadahkan tangannya tulus

Oh,
Punggungku rindu dijejaki olehmu,
Wahai yang terpuji!