Welcome!!

Bismillahirrahmanirrahiim....

Senin, 20 Agustus 2012

Selamat Tinggal, Kawan!


Bismillahirrahmanirrahiim..

Dua puluh tahun usiaku. Banyak yang menyangka usiaku dua pertiga dari itu sebab perawakanku dan untuk itu aku senang, serasa awet muda. Namun tetap saja itu tak mengubah kenyataan bahwa aku sudah menghabiskan dua puluh tahun usiaku (lebih beberapa bulan) di dunia sebagai seorang kamilatussyafiqoh yahya. Jejak-jejak perjalananku masih terekam dengan jelas dalam memori di kepalaku ini. Aku sebagai anak cengeng di Taman Kanak-kanak, anak yang manja saat Sekolah Dasar, dan manusia yang polos dan lugu hingga kini (hhe). Dan kalau dipikir-pikir dalam masalah agama, aku lebih banyak melakukan kesalahan daripada kebaikan. Jika Allah berlaku adil kepadaku sebagaimana amalan duniaku, sudah barang tentu tempatku di akhirat kelak adalah neraka sebab timbangan kiriku akan jauh lebih berat dibanding timbangan sebelah kanan. Astaghfirullah, Allah ampuni kami, rahmatilah kami, sungguh aku tak sanggup ke nerakaMu.. T.T

Kini aku adalah mahasiswa tingkat 2 yang baru akan memasuki tingkat 3 di sebuah Institut di Bogor. Dalam perjalananku sebagai mahasiswa, orientasi hidupku adalah membahagiakan orangtua. Hanya itu. Aku ingin yang kulukis di wajah kedua orang yang mendidikku itu adalah senyuman indah. Sayangnya orientasi ini seakan mengabur seiring berjalannya waktu, aku lebih sering mengikuti keinginan nafsu dibanding apa yang orangtuaku harapkan. Aku seolah-olah kehilangan orientasi itu sampai-sampai tak menyadari bahwa aku telah menusuk-nusuk hati keduanya hingga tak ada sama sekali senyum di wajah mereka. Tangis, itu yang kucipta.

Hingga suatu hari aku menyentuh ilmu agama, hanya pinggirnya saja dan itu cukup untuk membuatku sadar betapa bodohnya aku selama ini. Betapa sok pintarnya aku dengan ilmu agama yang nihil berbicara tentang agama di hadapan teman-teman atau adik tingkat yang kukenal. Dan baru kutahu bahwa mempelajari ilmu agama adalah fardhu ‘ain, wajib bagi setiap orang sedangkan ilmu dunia fardhu kifayah, wajib bagi sebagian orang demi kemaslahatan bersama. Namun nyatanya, lebih banyak mereka yang memahami ilmu dunia dibanding ilmu agama. Lihatlah betapa majunya ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia ini dan betapa terperosoknya orang-orang yang mengaku muslim pada kegelapan sebab ketidaktahuan mereka pada aturan-aturan yang ada dalam agama mereka.

Maka kusesali dua puluh tahunku yang berlalu. Mengapa tidak kuperjuangkan keinginanku pesantren dahulu seperti kuperjuangkan keinginanku menjadi mahasiswa? Sesalku ini tak akan terobati sebelum kupahami benar ilmu Islam. Maka aku harus bertindak! Aku masih terhitung muda dan otakku masih bekerja dengan baik, ingatanku pun belum terlalu buruk. Kini kau lihat sendiri, pikiran-pikiran berkeliaran, tumpuk menumpuk.
Apakah harus kutinggalkan kuliah untuk mempelajari agama? Ah, bukankah aku bisa belajar agama sambil kuliah? Tidak, tidak, aku harus fokus mempelajari ilmu agama, akan sulit kalau harus sambil kuliah. Ah, tapi bukankah tinggal dua tahun lagi kau menjadi sarjana? Tunggulah sejenak. Tapi aku takut tak sampai usiaku dua tahun lagi kemudian aku ditanya mengapa aku mengerjakan ibadah tanpa ilmu dan aku harus menjawab apa pada Rabbku? Sebab aku harus kuliah demi mencari dunia yang hina?? Ahhh,,

Maka untuk orang seperti aku, yang amal shalehnya saja sedikit, ditambah keraguan apakah amal yang sedikit itu diterima Allah atau tidak sebab aku mengerjakan tanpa ilmu padahal banyak tempat yang menyediakan ilmu itu, ditambah lagi banyak pemahaman keliru yang kuadopsi dan kutularkan pada orang-orang di sekitarku, maka keputusan inilah yang kuambil.

Selamat tinggal, kawan! Do’akan aku mampu memahami ilmu agama dengan baik.

Sesungguhnya bila kau serahkan seluruh jiwa ragamu untuk ilmu, maka ilmu akan memberimu sebagian darinya. (Imam Ghazali)

Minggu, 12 Agustus 2012

Bertanya

Allah tahu aku lemah,
lalu Ia menyuguhkan ujian yang berat
dan aku mengeluh,
berkata pada rembulan malam hari
bilakah pengakhiran itu tiba?

rembulan cemberut
mendengar tanyaku ia perlahan surut
menyerahkan tanya pada mentari pagi hari
tapi mentari hanya berdiam diri
lalu tanpa pamit ia meninggalkanku sendiri

dan aku sendiri,
bertanya pada siapa lagi??