Welcome!!

Bismillahirrahmanirrahiim....

Sabtu, 28 November 2015

Kakakku, Guru Sejatiku..

Mumpung hari guru, kubahas tentang guru saja, ya? Yah, karena aku yang mengaku guru ini masih sangat jauhhhhhhhhhhhh sekali untuk dibilang guru yang  baik, jadi izinkan aku mengenalkanmu pada guru yang paling berpengaruh dalam hidupku. Guru pertama yang mengubahku 360 derajat.

Siapa? Kau penasaran, kan? Ternyata dia adalah saudaraku sendiri alias kakakku.

Yap! Kakakku nomor enam.

Sebelum ia pesantren, aku sama sekali tidak dekat dengannya. yah, hubungan kakak-adik biasa lah. Tapi semenjak ia lulus pesantren, perhatiannya padaku begitu besar, sampai-sampai ia rela ke Bandung hanya untuk menjemputku ke pesantren. Bayangkan! Menempuh jarak 736 km, dari Pasuruan  ke Bandung menggunakan bus! Walah, butuh dua hari semalam untuk sampai ke rumahku.

Awalnya,  aku ke pesantren hanya untuk sekedar memenuhi ajakan kakak, sekalian liburan Ramadhan. Tapi, akhirnya aku terjerumus juga ke jalan yang benar  (hahah). Aku memutuskan untuk pesantren. sebuah keputusan nekat di tengah studiku yang sedang baik. satu-satunya orang yang terus menyemangatiku (selain orangtua)  adalah kakakku ini. Ia terus memberikan tausyiah dan arahan di tengah ke-ababil-an diriku. heheh.

Entah berapa kali aku merengek ingin pulang, tapi kakakku ini tetap sabar menasehatiku, "jangan pulang, mil." Katanya. Lalu dia menceritakan perjuangan imam syafi'i yang belajar dalam keadaan di bawah bangkunya mangkuk, sebab penyakit ambeiyennya, atau imam terdahulu yang semangat menuntut ilmunya tinggi sampai-sampai memilih membaca kitab seharian di malam pertama pernikahannya!

Berapa kali pula aku menuntut hal-hal yang sepele. Seperti wajib mengunjungiku seminggu sekali lah, atau belikan ini-itu lah, atau yang lainnya dengan tujuan ia bosan dan menyuruhku pulang. Tapi nyatanya ia tetap mempertahankanku. Tetap sabar menghadapiku. Apalagi gelar yang pantas untuknya selain guru sejati?!

Dan yang paling penting, melalui kakakku inilah aku mengenal sang pujaan hati. Yap, ialah jembatan yang menyatukanku dengan si dia.. Hehehe

Mungkin hari guru telah berlalu, tapi bagiku setiap hari pantas untukku mengucapkan ini padamu, kakak sekaligus guruku;

SELAMAT HARI GURU!!

Sebaik-baik balasan untukmu hanyalah Allah yang bisa memberinya...
Jazakumullah khairan katsiran... 😊

Selasa, 17 November 2015

Untuk Adikku Sayang

Salam!
Padahal sekarang aku sedang sibuk bikin soal buat UAS SMP, tapi kok ngeliat kamu, aku tak bisa menahannya! Tangan ini tiba-tiba mendarat lancar di setiap huruf-huruf yang menempel di keyboard, dan akhirnya...ya, kamu jadi pengalih perhatianku! Hmm, tak apalah 5 atau 10 menit kuturuti dulu sebelum ia kesibukan menulis hal-hal serius yang bikin kepala gak berhenti berdenyut itu!

Oke, aku ingin cerita tentang... CINTA!!
Haha, akhir-akhir ini cerewet sekali aku dengan tema ini ya, apakah ini pertanda.....?? (halah, apa sih kok geje banget nih topik!)

Oke,oke tenang dulu. Bukan itu maksudku, kawan. Bukan aku yang jatuh cinta, tapi adikku.. Adikku nomor 11 tengah jatuh cinta.

Aku sangat kaget membaca pesan-pesan di BBM nya, dia benar-benar gombal sampai ngomong 'I love U' segala! Gimana gak marah coba! Aku sebagai kakak yang masih perhatian sangat ingin memukulnya, kok sampai dia bisa menulis itu? Gombal banget!!

Adikku memang ganteng sih kecuali gigi depannya yang belum tumbuh itu, ia cukup sempurna dijadikan gebetan. Tapi tak kusangka, ia memanfaatkan kegantengannya untuk menarik perhatian cewek. Yah, mending kalau cewek itu cantik, kaya, baik.. lha ini? (Heheh, bercanda, kawan! Mau sekaya atau secantik apapun tetap tak boleh merusak adikku!)

Gini nih hasilnya kalau anak dihadapkan dengan lingkungan tidak islami, dan dia tidak cukup bekal untuk menolak lingkungannya. Pasti, lambat laun bakal ikut juga kemana teman-temannya pergi. PASTI!

Gak percaya? Adikku adalah contoh nyata korban lingkungan yang perlu diselamatkan. Padahal kalau kamu mau tahu, adikku nomor 11 ini paling rajin shalat ke  masjid saat shalat! Setiap adzan berkumandang, tanpa perlu disuruh, ia akan langsung menuju masjid sampai -sampai semua tetangga  iri sama Ibuku yang punya anak se-shaleh itu.

Adikku itu kawan,
dulu adalah yang paling rajin membaca al-qur'an
paling rajin membantu ibu
paling senang mencuci piring
paling gampang disuruh orangtua
paling senang kalau belajar agama
cita-citanya menjadi ustadz
lalu menjadi hafidz al-qur'an..
dulu, itu adikku...

Sekarang,
dia tetap adikku,
tapi kuharap ia segera kembali ingat
janjinya untuk menjadi ustadz kelak..

Adikku sayang,
tak usah pedulikan teman kalau mereka mengajak pacaran
atau malam-malam keluyuran
atau menyiksa saat ulang tahun teman
atau mengajak main saat adzan
itu bukan teman tapi syaithan

Adikku sayang,
kembalilah menjadi adikku yang shaleh..


Selasa, 03 November 2015

dia datang padaku

dia datang begitu tiba-tiba
saat pikiranku sama sekali tak menyapa
apakah dia benar jawaban doaku?

dia tersenyum,
menatapku sesekali lalu tertunduk malu
membawa sebuah janji di ujung tahun
apakah dia menepati?

dia begitu istimewa
membuat bibirku sering tersenyum sendiri
padahal lama aku tak begini
apakah benar dia jawabnya?

Allah..
kutunggu jawabmu,
bersamanya..