Welcome!!

Bismillahirrahmanirrahiim....

Senin, 17 April 2017

Saya Sudah Jadi Seorang Ibu!!

Sampai sekarang, setiap melihat si kecil tertidur di ranjangnya (yang tak lain adalah koper.hihih), saya masih belum percaya bahwa makhluk mungil nan menggemaskan itu adalah anak saya!! Biasanya saya menggendong anak orang lain, tapi yang sekarang saya gendong adalah anak saya! Bahkan saya memandikan si mungil setiap harinya. Padahal saya paling takut soal memandikan bayi. Ya, semua ini karena sekarang saya seorang IBU! Masya Allah.

Barulah saya tahu susahnya jadi seorang ibu. Sebelum melhirkan, ibu harus menahan sakit yang sangatttttttttttttttt perih, ahh.. hanya para ibu saja yang tahu. Bukn hanya itu, saat melahirkan pun harus mengeluarkan tenaga yang sangatttttttt banyak. Setelah sang bayi keluar apakah selesai?

Tidak.
Sang ibu masih harus berbaring untuk dijahit. Tahukah kamu bagaimana rasanya ketika berjalan? Hmmmm... setiap langkahny seperti tertusuk duri. belum lagi agar jahitan cepat kering banyakkk pantangannya. Ah, bahkan menekuk kaki pun dilarang! Disaat seperti ini sang ibu masih harus mengurus anak pula. Menyusui dan lain sebagainya.

Pantas saja Rasul saw menyebut ibu tiga kali sebelum ayah untuk dipatuhi. Pantas saja Allah menyiksa anak durhaka di dunia pula akhirat berlipat ganda. Pantas saja mengeluh "ah" saja sudah dosa besar bagi anak. Pantas saja Allah meninggikan derajat Uwais Al qarni, sang anak yang rela tak melihat Rasul saw demi menjaga ibunya. Pantas saja.

Tapi pertanyaan yang besar bagi saya: sudahkah saya menjadi ibu yang pantas?

Allah...
Perkuat keimanan kami agar kami mampu menguatkan iman anak-anak kami.
Tambahkan kecintaan kami padaMu dan rasulMu agar kami mampu menumbuhkannya pada anak-anak kami.
Dan genggamlah erat tangan kami dalam mendidik anak-anak kami..
Aamiin

Pilih Temanmu!

Tahukah kamu bahwa Singapura dahulunya adalah bagian dari Indonesia? Bahkan nama negara Singapura sendiri adalah pemberian orang Indonesia bernama Sang Nila Utama. Jadi sebenarnya saya tidak pindah ke negeri lain, melainkan negeri sendiri yang kini menjadi milik orang lain. Hihih, maksa banget...

Kalau bicara tentang universitas disini atau tempat-tempat menarik lainnya, sudah biasa. Lagipula info semacam itu dapat dengan mudah kamu akses di dunia maya. Jadi kali ini saya akan mengangkat topik lain yang lebih layak kita renungkan.

Alkisah di negeri ini, ada sebuah keluarga muslim. Keturunan dari nenek moyang yang shaleh. Bahkan kakek buyut mereka terkenal sebagai ulama yang mumpuni. Tak heran jika anak cucunya mewarisi pendidikan agama yang baik. Mereka sampai membuat majelis yang cukup terpandang.

Namun, entah karena angin apa yang menerpa keluarga mereka, beberapa tahun kemudian sang anak perempuan tampil di media sosial tanpa jilbab! Tak hanya itu, yang lebih mengkhawatirkan adalah ia menyerukan kepada seluruh murid yang pernah diajarinya bahwa yang ia ajarkan salah. Dan ia mengajak muridnya untuk "sadar" bahwa islam bukanlah jawaban kebahagiaan hidup. Tetapi pandangan liberal-lah yang bisa membuat hidupmu nyaman. Na'udzubillahi min dzalik.

Tahukah kamu kenapa hal itu terjadi? Dengar dari mulut ke mulut, sang anak ini ternyata dikirim belajar ke negeri barat. Yah, memang meskipun sekolah disini sudah bagus, tetapi tetap saja banyak warga Singapura yang mencari pendidikan lebih bagus lagi. Nah, sepulang dari negeri barat itulah sikapnya berubah 180 derajat! Ia yang dulunya dikenal sebagai ustadzah kini menjadi wanita modern.

Lingkungan memang sangat mempengaruhi perilaku kita, mau tidak mau. Apalagi jika kita belum memiliki pegangan yang kuat atau iman kita yang turun naik. Coba perhatikan penampilan dan gaya kamu, pasti itu pun pengaruh dari lingkungan kamu kan. Ketika teman-temanmu adalah mereka yang menjaga aurat, mau tidak mau kamu pun akan mengikuti mereka meski tidak sempurna. Tetapi ketika teman-temanmu adalah penghisap rokok, kamu terpaksa menerima tawaran rokok gratis mereka atau jadi menganggap itu hal biasa.

Berhati-hatilah. Kamu bisa dikenal dengan melihat temanmu. Para ulama zaman dahulu sangat memperhatikan pergaulan anak mereka. Bukannya berlebihan, tetapi itu memang wajib sebab anak adalah tanggung jawab setiap orangtua. Bahkan sangking khawatirnya terhadap pergaulan di zamannya, Imam Abdullah Al Haddad pernah berkata "ini adalah zaman yang lebih aman ketika berdiam di rumah". Padahal beliau hidup ratusan tahun yang lalu! Kiranya jika beliau hidup di zaman sekarang, apa yang akan beliau katakan?

Bukannya tidak sopan, tetapi kita memang harus pilih-pilih dalam mencari teman. Lebih baik kita tidak memiliki teman daripada berkawan dengan teman yang mengajak kepada kelalaian. Teman yang shaleh dapat menyampaikanmu kepada syurga. Pernah diceritakan bahwa seseorang di syurga menanyaka keadaan temannya dan dijawab bahwa temannya termasuk ahli neraka. Ia sangat sedih dan meminta agar temannya dimasukkan ke syurga. Dengan rahmat Allah, ia pun diizinkan memberi syafaat kepada temannya sehingga mereka pun berkumpul di syurga sebagai teman yang saling mencintai karena Allah. Masya Allah.

Terakhir, buat kamu yang ingin belajar di luar negeri, saya sama sekali tidak melarang. Imam Syafii bahkan menganjurkan untuk meninggalkan kampung halaman demi mencari ilmu. Hanya saja peganglah agamamu kuat-kuat. Jangan pernah kamu longgarkan meski sesaat. Saya saja yang ibu rumah tangga di negeri orang merasakan sulitnya menjaga iman meskipun di dalam rumah. Jikalau kau temukan orang shaleh, ikutilah dia. Bertemanlah dengannya. Tetapi jika yang kau dapati adalah orang-orang yang dapat membahayakan akidahmu, lebih baik kamu menyendiri. Dan berkomunikasi dengan mereka seperlunya saja.

Ingatlah, carilah ridha Allah, maka Allah akan membuat semua makhluk meridhaimu. Jangan pernah mencari ridha makhluk, sebab yang akan kau dapatkan hanya kehinaan dan murka Tuhanmu. Naudzu billahi min dzalik.

Semoga apa yang saya ulas bermanfaat. Dan menjadi pengingat bagi saya khusunya dan juga pembaca sekalian. Aamiin.