Welcome!!

Bismillahirrahmanirrahiim....

Kamis, 12 Januari 2012

Tragedi Semut Al-Iffah


Aku belajar banyak dari semut. Kemarin, saat aku belajar di lantai 2 pondok Al-Iffah, aku membunuh 4 ekor nyamuk. Karena bangga, kukumpulkan nyamuk-nyamuk itu dalam satu tempat, aku melirik nyamuk itu dengan senyum kemenangan. Kau berhasil kukalahkan! begitulah kira-kira isi hatiku. Lalu kulanjutkan belajarku yang tadi diusik nyamuk, selesai satu bab aku tergoda untuk melirik nyamuk itu, sekedar ingin memastikan bahwa ia benar-benar mati dan tak akan hidup lagi. Tapi tahukah apa yang kulihat?

Banyak semut.
Tiba-tiba saja semut hitam kecil dalam jumlah puluhan sudah mengerubungi nyamuk yang terkulai tak berdaya. aku bertanya-tanya, darimana mereka tahu ada pembunuhan disini? Mengapa mereka bisa tiba-tiba datang? Ahh,, kuperhatikan saja semut itu sebentar, mereka cerewet sekali menurutku. Tiap berpapasan dengan yang lain pasti diam sesaat, berbicara ini itu, kepala beradu kepala, lalu berjalan lagi tergesa. Mereka terbagi empat kelompok, sesuai jumlah nyamuk yang kubunuh. Entah apa yang mereka rundingkan, intinya nyamuk itu akan mereka bawa ke tempat persembunyian mereka. Dan nyamuk itu terangkut, mereka berjalan mengikuti semut lain di depannya. Sedang asyik melihat kesibukan para semut, tiba-tiba teman sekosanku lewat: Dug! langkahnya tepat di atas semut yang sibuk itu.

"Ah, Kamu nginjek semut.." Kataku.
"Oh iya? Maaf, maaf" katanya. Walaupun aku tidak tahu dia minta maaf sama siapa, semut-semut yang menghadapi sakaratul maut sebab injakannya atau padaku yang sedang khusyuk mengamati semut?

Dan pasukan semut pun berputar-putar, yang satu memberi kabar pada yang lain, mungkin kabar yang mereka bawa: ada yang terbunuh, pasukan kita diserang, segera angkut prajurit yang syahid dan selamatkan yang terluka! Mungkin begitu, sebab tiba-tiba pasukan itu terbagi lagi tugasnya. Semut yang gepeng karena diinjak itu diangkut oleh sekelompok semut dan nyamuk yang tadi menjadi target mereka, diserahkan pada beberapa semut perkasa, bahkan kulihat ada satu semut yang bisa mengangkut bangkai nyamuk itu sendirian! Subhanallah..

Malam sudah larut, tapi semut itu masih saja bekerja, menuntaskan misi mereka membawa bangkai nyamuk ke sarang dan kali ini ditambah agenda lain, menyemayamkan prajurit yang syahid di tempat yang layak.

Itulah kawan, kisahku yang menuai banyak hikmah, setidaknya menurutku. Selain keluarbiasaan kemampuan semut di berbagai sisi yang membuat logika harus mengakui adanya Pencipta luar biasa di balik ini semua, aku mendapatkan kesimpulan. Bahwa semut mengajarkan hidup berjamaah. Mereka tidak sendiri-sendiri. Ketika mempunyai misi, mereka membagi tugas, ada sang penunjuk jalan, ada sang cerewet yang koar-koar mulu, ada yang mengangkut nyamuk, ada yang bersiaga. Semua mempunyai tugas. Dan sekecil apapun terlihatnya tugas tersebut, mereka melakukannya dengan sungguh-sungguh, tak kulihat ada satupun yang mengelak dari tugas itu. Bahkan mereka berlomba menjadi yang terbaik dengan tugas yang mereka berikan. Tak ada iri dengki. Apakah kau perhatikan saat saudara mereka terbunuh? Mereka semua bersedih, sangat terlihat jelas dari kegaduhan yang timbul, tapi lalu mereka bertindak cepat. Beberapa semut megambil alih tugas yang terbunuh, yang lain segera melakukan penyelamatan.

Allahu Akbar! Betapa Luar biasa Sang Pencipta. Dari si kecil semut pun aku belajar banyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar