Welcome!!

Bismillahirrahmanirrahiim....

Kamis, 18 Juli 2013

Pentingnya Ilmu

Ngomongin pentingnya ilmu sama aja kayak ngomongin pentingnya matahari bagi kehidupan. Sangat banyaaaaaaaaaakkk! Makannya saya cuma mau mengisahkan cerita tentang ilmu saja yaa..^^



Alkisah zaman dahulu, ada seorang ahli ibadah yang tak pernah melewatkan satu hari pun tanpa ibadah. Bukan hanya ibadah wajib, ibadah sunah pun ia lakoni sepenuh hati. Siang-malam ia tak penah lalai dari kerutinan ibadahnya itu. Hanya saja ada satu keanehan ahli ibadah ini, ia memiliki seekor keledai betina yang tak pernah ia pekerjakan. Keledai itu hanya ia beri makan tiap harinya, tapi tak pernah dikendarai atau disuruh mengangkat barang.




Penduduk yang keheranan akhirnya mendatangi sang ahli ibadah dan bertanya, "Wahai ahli ibadah, mengapa kau memelihara keledai jika tak digunakan untuk kendaraan atau pengangkut barang?"

Ahli ibadah itu dengan tenangnya menjawab, "Aku tak mau ibadahku terganggu karena memikirkan wanita. Oleh karena itu aku memelihara keledai betina ini untuk melampiaskan hawa nafsuku terhadap wanita." Ia tidak tahu kalau bersetubuh dengan binatang adalah salah satu dosa besar.

Akhirnya penduduk pun memberitahunya jika yang ia lakukan adalah dosa besar. Mengetahui itu, sang ahli ibadah menangis tanpa henti.

Kisah ini berasal dari kitab Risalah karya Imam Abdullah Al-Hadad. Semoga dengan kisah ini hati kita terbuka dan mau lebih serius untuk mempelajari agama lebih dalam agar ibadah kita tidak sia-sia. Insya  Allah.

Rabu, 17 Juli 2013

Kembalikan Tanganku, Ayah..

Seorang lelaki yang telah berkeluarga memiliki impian untuk membeli mobil untuk kelancaran pekerjaannya. Maklum, jarak rumah dan kantornya cukup jauh, butuh waktu paling sedikit satu jam dari rumahnya dengan menaiki angkutan umum. Akhirnya ia kumpulkan uang hasil kerjanya sedikit demi sedikit.

Setelah beberapa tahun, akhirnya mobil yang ia idamkan dapat ia beli. Ia senang sekali dengan mobil barunya. Kini ia tak perlu menunggu mobil angkutan lagi untuk pergi ke kantor, ia pun bisa membawa istri dan anaknya saat berpergian. 

Namun suatu hari, anaknya yang masih berumur empat tahun menggambar di atas atap mobil baru tersebut dengan sebuah paku. Ia memang hobi menggambar. Ia gambar wajah ayah, ibu, dan dirinya yang tersenyum. Setelah selesai menggambar, ia pun berlarian menuju ayahnya. Ia ingin memperlihatkan gambar barunya.

"Ayah, ayah.. Coba lihat gambarku!" Kata sang anak.

"Mana gambarmu, nak?" Tanya sang ayah.

Anak itu pun menggandeng tangan ayahnya dan membawanya ke halaman depan rumah. "Itu ayah, gambarku ada di atas mobil ayah." Jawab sang anak sambil tersenyum.

Sang ayah yang melihat atap mobil yang baru saja dibelinya itu rusak, menjadi sangat marah. Ia membeli mobil ini dengan susah payah, tapi anaknya malah merusaknya?! Akhirnya ia pun mengambil kayu yang ada di halaman dan memukul tangan anaknya dengan keras. Sang anak yang kesakitan pun menangis dengan keras.

Keesokan harinya sang anak mengalami demam tinggi. Sang ayah melihatnya dengan penuh penyesalan. Ia tak menyangka pukulannya dapat berakibat parah seperti ini. Akhirnya Ia dan istrinya membawa anak mereka ke rumah sakit.

Ternyata anak tersebut mengalami pendarahan di bagian dalam dan satu-satunya cara untuk menolong nyawanya adalah dengan mengamputasi tangan anaknya. Karena tak ada pilihan lain, tangan sang anak pun diamputasi. Kini anak itu hanya memiliki satu tangan.

Melihat anaknya, sang ayah tak tega. Air matanya mengalir tanpa henti. "Nak, maafkan ayah, Nak..." Katanya di samping anaknya yang masih terbaring lemah di rumah sakit. "Ini semua karena ayah. Maafkan ayah, nak." Ia terus mengucapkan maaf.

"Tak apa-apa, Yah.. aku sudah memaafkan Ayah.." Kata sang anak. "Tapi tolong kembalikan tanganku, Yah.. agar aku bisa menggambar lagi.." 

Sang Ayah hanya bisa menangis penuh penyesalan.

Pembunuh 100 Orang

Seorang pemuda benar-benar kebingungan. Ia ingin sekali bertaubat dari perbuatan masa lalunya, tapi ia benar-benar ragu, apakah bisa seorang pendosa seperti dia diampuni dosanya. Ia bersedih setiap kali megingat masa lalunya, akhirnya ia pergi menuju rumah seorang ulama untuk meminta pendapat atas taubatnya.

Pemuda: Kiayi, apakah taubatku akan diterima oleh Allah?

Kiayi:  Memangnya apa dosamu, wahai pemuda?

Pemuda itu menunduk malu. "Aku telah membunuh 99 orang." Katanya.

Kiayi kaget sekali mendengarnya. "Apa??!! 99 orang? apa kau tak punya hati nurani? bagaimana mungkin taubatmu dapat diterima Allah! hanya adzab Allah yang pantas untukmu!" Kiayi itu malah melaknat sang pemuda.

Pemuda yang mendengar makian kiayi menjadi geram dan marah, ia ambil pisau dan membunuh sang kiayi. Kini genap sudah 100 nyawa yang ia habiskan. Segera setelah melihat mayat kiayi, ia menyesal sekali. Ia ingin bertaubat lagi. Ia pun mengunjungi kiayi lainnya.

Pemuda: Kiayi, apakah taubatku akan diterima oleh Allah?

Kiayi:  Memangnya apa dosamu, wahai pemuda?

Pemuda:  Aku telah membunuh 100 orang. 

Kiayi:  Insya Allah kau akan diampuni oleh Allah. karena dosa-dosamu akan dihapuskan oleh taubatmu. Tapi, kau harus pindah dari desa ini, karena jika kau terus disini aku khawatir kau akan terus melakukan dosa. Pergilah ke negeri A, disana banyak ulama yang akan menuntunmu ke jalan yang benar.

Akhirnya pemuda itu pun pergi dengan semangat. Ia harus melewati padang pasir yang luas untuk sampai ke negeri A. Perbekalan yang ia bawa telah habis, kini ia berjalan dengan langkah gontai dan lemas. Di tengah perjalanan, ia tak mampu lagi melangkah akhirnya ia pun meninggal.

Tiba-tiba dua malaikat berseteru untuk menempatkan ruh sang pemuda. Mereka adalah malaikat adzab dan malaikat rahmat.

Malaikat adzab:  Dia pantas ditempatkan di neraka! sudah 100 nyawa tak berdosa habis di tangannya!

Malaikat rahmat:  Tidak. Ia telah bertaubat dengan sungguh-sungguh. Tempat orang-orang yang bertaubat adalah syurga!

Di tengah pertentangan kedua malaikat itu, muncul sebuah suara, "Ukurlah jarak yang ditempuh pemuda itu. Jika ia lebih dekat dengan desanya maka malaikat adzab boleh membawanya, tetapi jika ia lebih dekat dengan negeri yang ia tuju, maka malaikat rahmat yang berhak membawanya."

Akhirnya mereka mengukur jarak yang ditempuh sang pemuda, ternyata ia lebih dekat dengan negeri A sehingga malaikat rahmat pun membawanya dan menempatkannya di syurga.

Cerita di atas adalah hadits shahih riwayat Bukhari yang saya dramatisir. Kisah ini benar-benar mengajarkan kepada kita akan rahmat Allah yang begitu luas dan bahwa Ia Maha Penerima Taubat hambanya yang benar-benar bertaubat. Jadi jangan pernah putus asa dari rahmat Allah!

Selasa, 16 Juli 2013

Mengapa Harus Menjadi Santri?

Mengapa harus jadi santri
bila ia mengubur semua mimpi
dan menenggelamkan harap diri?

Mengapa harus jadi santri 
saat setengah jalanmu terlewati
dengan senyum yang menghiasi?

Mengapa harus jadi santri
untuk memperbaiki diri
atau agama yang kau pahami?

Mengapa harus jadi santri?

Kawan, perkenankan aku menjawabnya...

Menjadi santri
adalah pilihan sulit di era globalisasi
ia tak pernah menjanjikan sebuah posisi
atau beragam materi
tapi dengan menjadi santri,
kau bukan hanya menulis macam mimpi
tapi berjalan pasti menuju mimpi hakiki
bertemu Rabbi di syurga abadi


Menjadi santri itu luar biasa
dan karena itu kutinggalkan jalan lalu yang sederhana
dan kupilih santri sebagai gantinnya
seperti kisah dua pemuda
satu memilih tinggal di desa
satu memilih ikut perang bersama tentara
akulah pemuda itu pemuda yang kedua

Menjadi santri
berarti kau meminum lautan ilmu dari sumber yang asli
tak hanya sekedar materi basa-basi
seteguk demi seteguk
menghilangkan dahaga yang tertumpuk


kawan, ini hanya sebuah puisi
yang dibuat oleh seorang santri


(lagi-lagi) Tentang Rokok!

Guru : Syeikh, menurut saya rokok itu tidak haram

Syeikh : kenapa?

Guru : (tak ada dalilnya) Saya ingin tahu, satu ayat saja yg menyebutkan ‘ diharamkan atas kalian rokok’

Syeikh : Apakah Anda makan jeruk, apel maupun pisang?

Guru : Iya

Syeikh : Apakah ada ayat yang menyebutkan bahwa jeruk, apel maupun pisang itu halal?

Guru : Tidak ada

Syeikh : Bagaimana tidak ada, bagaimana Al Qur’an tidak menyebutkan mana yang halal dan mana yang haram, padahal Qur’an itu pedoman umat. Coba perhatikan firman Allah Ta’ala dalam surat al-A’raf : (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan MENGHALALKAN bagi mereka segala yang BAIK dan MENGHARAMKAN bagi mereka segala yang BURUK..(QS al A’raf 157)

Maka segala yang baik semisal daging, jeruk, apel...susu dll itu termasuk yang baik-baik sehingga termasuk yg dihalalkan. Adapun yg buruk2, maka Allah mengharamkannya.

Guru : Menurut kami, rokok itu termasuk thayyibaat (yg baik-baik), meskipun menurut Anda tidak baik

Syeikh : Anda punya istri?

Guru : ya

Syeikh : Anda punya anak?

Guru : ya

Syeikh : Jika kau lihat anakmu mengunyah permen, apakah kamu ridha?

Guru : ya, tidak masalah

Syeikh : Kalau kau lihat anakmu sedang menghisap rokok, apakah kamu ridha?

Guru : tidak

Syeikh : kenapa?

Gu
ru : karena itu tidak baik (yakni termasuk sesuatu yang buruk)

Syeikh : Jika itu sesuatu buruk, bukankah masuk yg haram? Bagaimana pula jika yang merokok itu istrimu?

Tiba-tiba sang guru mengeluarkan bungkusan rokok dari sakunya, ia meremas degan tangannya lalu menginjak dengan kakinya, lalu ia berkata “Mulai sekarang wahai Syeikh, saya bertaubat kepada Allah dari rokok.”

(penerjemah: Abu Umar Abdillah)

salam ramadhan..

Musim Semi Bagiku



Taman Kanak-kanak itu riuh rendah oleh tawa canda murid-murid kecil itu. Ada yang bermain di taman ada juga yang berlarian di sekitar kelas, seperti umumnya anak-anak di Taman kanak-kanak. Bel masuk segera membuat mereka berbaris rapi di depan kelas. Ibu guru yang sedari tadi memperhatikan dari dalam kelas tersenyum senang, senyum di wajah mereka selalu membuat hati senang. Apalagi di musim semi seperti ini.

Anak-anak akhirnya duduk di bangkunya masing-masing. Mereka tetap menyambung tawa canda mereka.
"Anak-anak," Seruan Ibu Guru membuat mereka semua diam dan memperhatikan dengan baik. "Ini adalah awal musim semi jadi Ibu ingin kalian menggambar tentang musim semi.." Bu Guru megakhiri kalimatnya diikuti sorakan murid-muridnya.

"Yeeeeeeeee!!!!" Semua bahagia karena mereka paling suka menggambar. Ibu Guru pun turut gembira melihat mereka. Ia pun berkeliling melihat gambar murid-muridnya. Kebanyakan menggambar pohon-pohon yang berderet rapi, bunga yang bermekaran atau pikinik keluarga. Ia bangga pada mereka, namun ketika sampai di satu murid perempuannya, ia terheran-heran. muridnya yang satu ini bukannya menggambar pemandangan musim semi, tapi malah menggambar Al-Qur'an!

"Zahra," Panggil Bu Guru lembut. "Apakah kamu tahu apa tema gambar kita hari ini?" Tanyanya hati-hati.

"Ya, Bu. temanya musim semi." jawab Zahra polos.

"Hmm..." Bu Guru berpikir sebentar, "Apa kamu tak bisa menggambar bunga?" tanyanya.

"Tentu saja aku bisa, Bu." Jawab Zahra.

"Lalu mengapa Zahra menggambar Al-Qur'an?" Akhirnya Bu Guru melontarkan keheranannya.

"Karena Al-Qur'an adalah musim semi bagiku, Bu. Al-Qur'an selalu menyejukkan mataku tiap aku melihatnya, seperti bunga di musim semi." Jawaban Zahra membuat Bu guru diam terpaku.

Hari ini ia tidak mengajar, tapi belajar.

Minggu, 14 Juli 2013

Bagian I: Darah Wanita

Darah Wanita
Darah yang keluar dari vagina wanita ada tiga macam:
1.       Haidh
2.       Nifas
3.       Istihadhoh
Dan di setiap macam darah ini ada perbedaannya yang insya Allah akan segera dijelaskan.
Haidh
Definisi Haidh secara syariat ialah darah watak yang keluar dari paling jauhnya rahim wanita dalam keadaan sehat dan tanpa sebab di waktu-waktu tertentu.
Jadi, dalam syariat Haidh memiliki empat makna:
Pertama: haidh adalah darah watak , maksudnya
Kedua: Haidh keluar dari paling jauhnya rahim wanita
Ketiga: Haidh keluar saat wanita dalam kedaan sehat dengan tanpa sebab yang mendahului. Berbeda dengan nifas dan istihadhoh.
Keempat: Haidh memiliki waktu-waktu tertentu yang khusus. Waktu tersebut ada tiga: paling sedikitnya haidh, umumnya haidh, dan paling banyaknya waktu haidh (Insya Allah akan segera dijelaskan).

Sebelum menjelaskan lebih dalam, ada baiknya dijelaskan dahulu bagaimana haidh bisa terjadi. Dalam rahim wanita dewasa terjadi empat proses:

a.                   EGG MATURING. Di sisi rahim ada dua kantung berwarna kuning (pada gambar) seperti yang bisa kita lihat. Itu adalah kantung telur. Isinya sel-sel telur yang akan menjadi calon anak kalau bertemu dengan sperma di rahim. Salah satu dari beribu-ribu sel telur itu akan matang tiap masanya dan ia akan berusaha keluar dari koloninya untuk bergerak menuju rahim.
b.                  OVULATION. Pada tahap ini, sel telur yang matang tadi bergerak menelusuri saluran Tuba Falopi yang terlihat seperti tangan di kanan dan kiri rahim. Atau kalau diibaratkan lagi seperti selang air. Di saluran itulah sel telur melakukan perjalanannya.
c.                   READY TO FERTILIZATION. Setelah melalui perjalanan panjang dan penuh dengan bantuan bulu-bulu halus, akhirnya sel telur selamat sampai ke dinding rahim. Tentu saja kehadiran makhluk ini membuat dinding rahim semakin tebal. Tahap ini disebut tahap siap untuk pembenihan. Maksudnya? Ya siap untuk pembuahan. Kalau saja si perempuan yang sedang mengalami tahap ini melakukan hubungan seksual, maka sel telurnya akan bercampur dengan sperma dari pasangannya. Sperma inilah yang akan menembus sel telur yang menempel di dinding rahim dan terjadilah pembuahan! Subhaanallaah!!!
d.                  MENSTRUATION. Tentu saja tahap ini tidak akan terjadi kalau di tahap ketiga, sperma masuk dan membuahi sel telur. Ketika tidak ada sperma yang masuk, si sel telur ini akan bosan nempel di dinding rahim. Akhirnya, setelah menunggu sperma dalam waktu yang cukup lama dan tidak kunjung datang, ia akan patah hati dan bunuh diri (melepaskan diri dari dinding rahim) beserta lapisan kapiler yang tebal. Semua luluh dan melepaskan dari dinding rahim. Proses runtuhnya sel telur dan kapiler dari dinding rahim disebut dengan proses menstruasi. Ketika kapiler-kapiler itu mengelupas dari dinding rahim ia menyisakan rasa sakit dan nyeri yang akhirnya dirasakan perempuan setiap bulannya ketika mengalami fase ini.


Jumat, 05 Juli 2013

Rindu yang Liar

Dia tak bisa melupakannya secepat itu, rindu itu selalu muncul. Detik ini ia kubur, detik berikutnya bangkit kembali. Musim dingin sudah berlalu dua kali, namun rindu itu malah bertambah lipatan kali. Dan semakin mengenaskan saat ia tahu, hanya ia yang merindu. Yang dirindu sama sekali tak peduli, bahkan menoleh untuk sekedar tersenyum basa-basi pun tidak. Kawan, lalu mengapa rindu itu tak pupus saja? Mengapa ia malah tumbuh semakin subur? Mungkin karena rindunya adalah rindu yang liar. Maka seperti segala sesuatu yang liar, mereka tak mesti dirawat, tumbuh dengan sendirinya. Tinggi besar. Cara untuk menghilangkan sesuatu yang liar hanya dua:

Mencabutnya dengan paksa! dan ini akan sangat sakit sekali. cara yang cepat tapi sakit. 

atau..

Membiarkannya mati denga sendirinya. Semua ada masanya bukan? Begitu pun si liar ini. Kelak ia akan mati tanpa kau minta. Kau cukup berdamai dengannya. Tapi untuk perdamaian dengan si liar, kau perlu bersabar karena waktunya tak sebentar.

Dia terdiam. Jalan mana yang ia pilih? Ia tak ingin rindu ini hilang. Tapi menggenggam rindu ini seperti menggenggam tangkai bunga mawar. duri-duri bunga mawar telah membuat tangannya terluka, darah mengalir.. Tapi apakah perindu merasakan sakit? Tidak, ia hanya melihat indahnya mawar yang ia genggam. Ia tidak lagi merasa.

Dia tersenyum. Ya, ia sudah memilih.

Dia memilih untuk tidak memilih.

Sabtu, 29 Juni 2013

Ustadzah Sebenarnya

Kawan, apa kau tahu betapa mengerikannya dunia ini?

Sebegitu mengerikannya sehingga banyak dari manusia yang akalnya pendek mengambil jalan pintas menuju kedamaian (menurut mereka) dengan mengakhiri hidupnya. dengar! 50.000 orang Indonesia bunuh diri tiap tahunnya. itu artinya sekitar 137 orang bunuh diri tiap harinya! terlepas dari tindakan bodoh mereka yang tentu sangat dilarang dalam agama manapun (kecuali agama bodoh), ini pertanda betapa banyak yang ingin lari dari dunia ini!

Termasuk aku. sungguh aku muak dengan segala yang disuguhkan dunia. Tapi tunggu, bukan berarti aku mau menjadi salah satu dari 50000 orang bodoh itu. TIDAK. Aku lebih tertarik dengan mereka yang raganya berdiri dan berjalan di dunia, tapi jiwanya telah terpisah dari segala bentuk kehidupan dunia. Mereka yang dengan melihatnya saja kau sudah dapat merasakan dimensi kehidupan yang berbeda.

Mau kuperkenalkan salah satu dari mereka?

Dia seorang santriwati pondok Az-Zahro di Hadramaut, Tarim.  Ia bukan santri yang pintar, bukan pula santri yang bodoh. Ia juga tidak begitu cantik, maksudku cantik dalam kamus kebanyakan orang. Wajahnya hitam legam seperti wajah oarang kebanyakan di daerahnya, Somalia. Ia benar-benar santri yang biasa, bahkan sangat biasa.

Tapi ada satu keunikannya yang tidak dimiliki santri yang lainnya. Jika para santri datang ke pondok hanya sekedar mendapatkan ilmu, tapi ia tidak.Setiap kali akan belajar, ia selalu terlebih dahulu merapikan sandal dan sepatu teman-temannya di depan masjid tempat mereka belajar. Ia tata berdasarakan warna dan ukuran sehingga teman-temannya mudah untuk mencari ala kaki mereka.

Ia tidak pernah merasa malu saat beberapa temannya menatap heran penuh tanda tanya dengan kebiasaan 'aneh'nya itu. Ia juga tidak menghardik saat teman-temannya mengambil alas kaki mereka tanpa mempedulikan alas kaki yang lain, yang membuat tatanan alas kaki seketika berantakan. Ia pun tak mengharap kata terimakasih. Buktiya, meski tak pernah ada satu pun temannya yang mengucapkan terima kasih ia tetap merapikan alas mereka. Ia ingin mengamalkan ilmunya meski hanya hal yang sepele.

Tahun-tahun berlalu, kini tibalah saatnya santri Az-zahro disebar ke berbagai daerah untuk mengajari ilmu agama yang mereka pelajari pada masyarakat. Begitupun gadis Somalia ini. Ia bersama beberapa kawannya ditugaskan di sebuah pelosok. Tapi tahukah kau kawan? ia tak berubah. Bukannya mengajari masyarakat, ia malah sibuk merapikan alas kaki!

Yap, sementara kawan-kawannya mengajar, ia malah sibuk merapikan alas kaki jamaah yang hadir. ia susun berdasarkan ukuran dan warna sehingga terlihat rapi. Semakin banyak alas kaki yang ia rapikan, maka ia semakin senang karena itu berarti jumlah jamaah pun semakin banyak. Sepanjang penugasan itu, ia tak pernah duduk sebagai 'ustadzah'. Ia merasa malu dan tak pantas.

Hingga akhirnya, hari itu pun tiba. Mereka harus kembali ke Pondok untuk melaporkan penugasan mereka. Mereka pun berpamitan pada penduduk, namun tiba-tiba seorang Ibu  menyalami gadis Somalia itu sambil terus mengucap, "terimakasih, Ustadzah."

Kawan-kawannya terheran-heran, apalagi dia. Dia kan tak pernah menjadi ustadzah?
"Ibu, mengapa berterimaksih? Saya bukan ustadzah." Katanya sambil melepaskan genggaman kuat si Ibu.

"Kau Ustadzah. kau mengajari anakku banyak hal." Jawaban Ibu itu membuatnya semakin heran.

"Maksud Ibu? Kapan dan dimana saya megajar anak Ibu?" Tanyanya.

"Anakku itu selalup pulang tanpa mempedulikan dimana ia simpan alas kakinya, sehingga rak sepatu kami selalu berantakan. Berulang kali aku menegurnya, tapi ia tak pernah mendengarkan. Namun suatu hari, ia merapikan  alas kakinya sendiri! Bahkan ia merapikan alas kaki yang lainnya berdasarkan ukuran dan warna. Saat kutanya darimana ia belajar ini semua, ia bilang kaulah yang mengajarkannya." Jelas ibu itu panjang lebar.

Gadis Somalia itu terpaku. Ia tak pernah menyangka hal sepele yang ia kerjakan mampu mengubah sikap seorang anak.




Sabtu, 22 Juni 2013

ketika santri libur

Berapa lama ya aku tak menghiasi blog ini... hmmm,,
entahlah perasaan seperti apa ini, ketika keluar dari rumah pink itu, ada sesuatu yang membuat sesuatu dalam diri ini berteriak "Hore!!". Ya, aku bisa makan apapun yang aku mau, pergi kemanapun yang kuingin, membaca buku apapun tanpa larangan atau sitaan, tidak perlu lagi mengantri untuk sekedar buang hajat, tak ada aturan lagi!!! ya, kami berteriak dalam hati kami. teriakan kebebasan!

Tapi...
euforia kebebasan itu segera bungkam. Tidak, bukan karena aku tak mendapatkan apa yang kuingin. Rumah pink itu bukan sekedar bangunan, ia telah merasuk ke dalam hati. Benteng yang ia bangun di dalam balutan cat pink itu ternyata tidak sekedar menata fisikku, tapi juga sanubari. Benteng itu bernama "malu".

Ya, karena malu lah aku menjadi risih bila berada di luar rumah terlalu lama. Padahal sebelum ini, aku adalah mahasiswi berani yang pulang pergi tanpa pernah ditemani. bahkan aku pernah pulang dari Tegal ke Bandung sendiri! sekarang, bukannya aku tak berani. aku masih pemberani, tapi bila bertemu makhluk bernama lelaki, seketika hatiku risih. tidak, aku tak mau melihat atau dilihatnya. aku malu...

karena malu pula aku bersedih ketika melihat kenyataan, ilmu agama yang kutuntut beberapa bulan terakhir ini ternyata belum sepenuhnya kuamalkan. Aku malu jika ada keluargaku yang tak sempurna menjalankan ibadah, oleh karena itu aku memberitahu mereka. aku juga malu jika melihat teman-temanku pun tak sepenuhnya paham agama, maka meluruskan mereka adalah wajib.

Maka keluar dari rumah pink itu bukanllah berarti kebebasan. Namun sebenarnya aku keluar dari syurga untuk menghadapi neraka. Aku harus lebih kuat, lebih tegas, disiplin, kreatif, dan tentu siap menghadapi syetan berwujud manusia.

Kini, aku merindu rumah pink itu. bukan senyum yang terkembang ketika kaki menjejak dunia luar, tapi tangis tanpa henti..

Rabu, 30 Januari 2013

Kota Ketiga : Pasuruan

Kawan, aku ingin menulis selagi sempat karena tak lama lagi aku akan meninggalkan Bandung. Dan mungkin ini tulisan terakhirku sebelum berangkat kembali ke Pasuruan sebab satu dan lain hal yang malu kusebutkan. hhe

Oke, mari kita bercerita tentang...Pasuruan!! aku belum pernah bercerita padamu tentang kota ini bukan? Baiklah, inilah Pasuruan, kota ketigaku setelah Bandung dan Bogor...

Pasuruan. Hmm, pertama aku menginjakan kaki di tanah Jawa Timur adalah di kota ini. Kota yang terkenal dengan sebutan Kota Santri ini wajib kau kunjungi. Bukan karena kota ini penuh dengan tempat wisata, bukan pula sebab kulinernya yang menggoda. Tapi disinilah kau akan merasakan hawa syurga...

Pasuruan adalah kota kecil yang penuh dengan pesantren. Kurang dari 1 KM dari pesantrenku saja sudah ada pesantren lain. Tapi hebatnya, santrinya tetap saja banyak. Berasal dari seluruh Indonesia, bahkan ada yang berasal dari Malaysia dan Singapura, Keren bukan? Aku pikir hanya Perguruan tinggi saja yang punya murid ribuan, tapi ternyata pesantren pun begitu.

Nah, makannya tak heran jika di kota ini hampir semua orang berpakaian seperti santri. Kalau yang laki-laki tak lepas dari sarung dan baju koko kemanapun ia pergi. Mau ke masjid atau ke Mall, pakaiannya sama. Mau naik motor atau mobil, sarung tak pernah mereka tinggalkan. Begitupun perempuannya, sangat jarang kau menemukan wanita tak berjilbab, bahkan disini banyak sekali wanita yang bercadar.

Selain itu, kota ini tak pernah sepi dari dzikir dan pujian kepada Rasulullah saw. Setiap hari akan kau dengar  lantunan ayat suci Al-Qur'an dari setiap masjid mulai pukul 3 dini hari. Yap, gema bacaan Qur'an saling menimpali antar satu masjid dan masjid yang lain. Lalu, setiap harinya ada saja yang membaca maulid simtud duror, yang berisi kisah perjalanan hidup Rasulullah saw mulai beliau dilahirkan dan perjalanan dakwahnya. Benar-benar menambah kecintaan kepada Rasulullah saw! Bagaimana tidak? bukankah dengan sering menyebut namanya akan semakin membuatmu ingat padanya?

Selain itu, setiap selasa pun akan kau dengar Hadrah Basaudan, kumpulan dzikir penolak bala. Aku baru tahu disini dan segera menyesal, mengapa tak dari dulu aku tahu? lalu ada pula acara yang disebut Burdah, inilah acara yang paling aku sukai! Burdah adalah sekumpulan pujian untuk rasulullah saw. Isinya sangat-sangat luar biasa! Ini adalah syair yang sangat indah. Kau harus mencobanya disini! Coba dengarkan dan resapi. Ahh,, aku jadi rindu membaca Burdah...:)

Kota Pasuruan ini memang kecil, tapi disinilah aku menemukan harta yang teramat besar dan berharga. lebih berharga dibanding emas, perak, dan seluruh perhiasan dunia. Harta itu adalah: Iman dan Ilmu... keduanya mengantarkanmu pada satu kata: Ketenangan..

Selasa, 29 Januari 2013

Digerebek Bu Lurah dan Geng Bocil

Kawan, berapa lama ya aku tak mengganggumu,, hemm seminggu? sebulan? kurasa lebih dari itu. Dan hari ini aku ingin kembali menulis!! huaa,,,, bersiaplah kau karena aku akan menari dengan lincah di atas keyboard!! hhe

dan aku tahu kau merindukanku, senang rasanya menjadi orang yang dirindu..:)

Kawan, tahukah kau bahwa Allah tak pernah berhenti membuat kejutan untuk hamba-hambaNya? Kau harus percaya karena dengan begitu kau akan mengalami banyak keajaiban atas sesuatu yang kau rasa mustahil. untuk hal ini aku ingin bercerita padamu tentang hari ini. Dengarkanlah..

Hari ini hari selasa, kau pun tahu. tapi yang kau tak tahu hari ini aku sangat bahagia!! Baru saja rumahku digerebek bu lurah membawa bocah-bocah cilik yang imut-imut. Nah lho, digerebek bu lurah kok bahagia???

Tunggu dulu saudara-saudara, yang ini bukan sembarang bu lurah. Tapi Bu Lurah AGH 47, departemen yang kugeluti saat berada di Institut Pertanian Bogor. Aku benar-benar tak menyangka Bu Lurah bersedia mampir ke rumah sederhanaku, dan kebahagiaanku bertambah ketika melihat bocah-bocah cilik yang dibawa bu Lurah, ah betapa aku merindukan kalian semua!!

Yap, baru saja Liezda, bu Lurah AGH dan geng bocil (Atika, Wida, Zamroh, Takbir) menjengukku. huaaa,, senangnyaaaa,,, serasa ingin melompat-lompat, jungkir balik saking senengnya! Aku sangat merindukan AGH, meskipun tak lama aku menjadi bagian dari keluarga AGH 47, tapi mereka sudah berada dalam hatiku dan tak pernah terlupa..(walau lebay, ini nyata lho!)

Dan ini adalah kejutan Allah untukku, sebuah kejutan yang sangat indah di hari Selasa yang penuh barakah. orang-orang sibuk macam mereka menyempatkan mampir ke rumahku?? Wahh,, itu sangat-sangat spesial untukku. Terimakasih atas kunjungan kalian, sahabat-sahabatku.. :) Buat teman yang lain, kalau sempat mampir jugalah ke rumah sederhanaku ini... ;)

aku jadi merindu pada suatu masa,,
saat masih menjadi bagian dari civitas akademika IPB..
Ahh,, banyak tawa dan tangis yang tercipta..
tak ada yang seperti kalian,
AGH 47...



Senin, 28 Januari 2013

Cinta Muhammad untuk Yesus

Buka-buka file,, ini cerpenku zaman lawas.. haha
silahkan menikmati.. :D



Aku sudah pernah mendengar cerita tentang Romeo and Juliete sedari dulu. Bahkan karena kegemaranku membaca, Laila Majnun hingga Taj Mahal sudah kulahap habis. Cinta, katanya mampu membuat orang gila, rela melakukan apapun deminya. Aku tidak percaya sama sekali. Atas dasar apa seorang meninggalkan keluarganya hanya demi orang yang baru datang dalam hidupnya?  Namun, aku termakan ucapanku sendiri, seperti hewan yang memakan kotorannya sendiri.
Aku jatuh cinta. Dalam kesendirian, aku memikirkannya. Bahkan saat ramai pun aku masih mengingatnya. Ah, cinta, mengapa kau menyiksaku dalam permainanmu?
“Biarkan aku menyentuhmu sekali saja. Aku berjanji akan menikahimu.” Ujar lelaki itu. Dia yang hadir mengisi relung hatiku. Aku takut. Tak kah kau lihat jilbab lebarku? Aku tak pernah sekalipun menyentuh lelaki yang bukan muhrim, tapi saat ini aku begitu bingung. Aku takut kehilangan cintanya. Tapi bukankah ini dosa? Ah, cinta..
Aku mengangguk, dan ia memegang tanganku. Aku tersenyum, tapi hatiku menangis. Saat ingin kulepas tanganku, ia mengecupnya! Aku tak kuasa menolaknya. Tersenyum sesaat, lalu pergi..
Percayakah kau bila kukatakan bahwa yang barusan berbuat nista itu aktivis dakwah? Kau harus percaya, karena aku pun teman seperjuangannya, dalam dakwah kampus kami.
“Kak, apakah ini bukan dosa?” tanyaku saat ia memintaku untuk pacaran, namun ia samarkan istilahnya menjadi taaruf.
“Semoga tidak, karena niat kita untuk beribadah, de. Pada akhirnya insya Allah kita akan menikah, percayalah pada kakak. “ Senyum dan ketegasannya membuatku mempercayakan hatiku padanya.
Aku memang sudah lama menyimpan benih cinta ini padanya semenjak aku melihat sepak tejangnya di dakwah kampus. Ia tak pernah mengenal lelah, bahkan saat orang lain istirahat, ia terlihat tetap sibuk. Ia rela mengorbankan waktu dan biaya demi dakwah yang dicintainya. Padahal, kudengar ia adalah mualaf, lahir dari keluarga nasrani yang taat. Sudah sebulan lalu ia menyandang status muslim, dan semenjak itu Jonathan tidak pernah terdengar lagi di kampus, karena namanya telah diganti menjadi nama yang begitu mulia: Muhammad.
Pernah kutanyakan mengapa ia begitu bersemangat untuk memperjuangkan dakwah kampus , padahal ia baru saja masuk Islam.
“Karena aku ingin mereka merasakan indahnya islam seperti yang kurasakan. “ Tegasnya. Ah, betapa ia sempurna di mataku!
Dan kini, sudah enam bulan kami pacaran. Tentu sembunyi-sembunyi, gawat kalau sampai teman-teman tahu apa yang kami lakukan. Banyak yang telah kami lewati bersama. Saat libur semester, aku pura-pura pulang ke kampung halaman, padahal jalan-jalan bersama Muhammad. Berkeliling di sekitar kebun raya, dan saling memandang penuh cinta. Kalau dia sedang luang, sering ia meneleponku berjam-jam, dan aku harus memastikan kamarku terkunci rapat, agar keluargaku tidak mendengar percakapanku denganya. Ah, betapa bahagianya kami... aku ingin segera dipinang olehnya, agar kami tak perlu lagi bersembunyi seperti ini.
“Kak, kapan kita menikah?” tanyaku saat kami tengah berduaan di rumahku. Kebetulan keluargaku sedang pergi menengok kakek yang sakit.
“Adek maunya kapan?” Tanyanya setengah bercanda.
“Adek ingin secepatnya, Kak. Adek gak mau sembunyi-sembunyi terus kayak gini” Aku menghela napas dalam-dalam sambil menunduk.
“Dek..” ujarnya lembut. “Coba liat kakak” aku menatap matanya yang indah. Ia memegang tangaku kemudian mengatupkan di dadanya.
“Adek sayang sama kakak?” tanyanya. Aku mengangguk pasti.  “Kakak pasti menikahi adek. Percaya kan sama kakak?” lagi-lagi kata ini yang ia ucapkan setiap kali kuminta ia mengkhitbahku.
“Adek percaya kak. Tapi kapan kakak akan menikahi adek?” aku sudah benar-benar tak kuat. Apalagi kemarin hubungan kami sempat tercium lembaga dakwah kampus kami. Untung saja tidak ada bukti yang bisa menyatakan kami pacaran, sehingga kami terbebas. Belakangan ini, aku juga merasa munafik. Sebab aku juga mengajari adikku tentang Islam dan dengan tegas melarangnya pacaran. Ah, padahal aku sendiri berpacaran!
Muhammad memandangku dalam-dalam. Aku melihatnya. Wajahnya cukup tampan, meskipun matanya sipit seperti keluarga tionghoanya, tapi hidung mancung dan bibir tipisnya cukup untuk melukis wajahnya menjadi sedemikian indah. Aku sangat takut kehilangan dia. Aku mencintainya, seperti cinta Qais yang membuatnya majnun, seperti itulah aku saat ini.
“Kakak akan melamarmu malam ini, apakah kau bersedia?” Muhammad berkata mantap.
“Benarkah? Kakak tidak bohong kan?”  ia mengangguk, hatiku berbunga-bunga.
“Dimana orangtuamu? Biar kita saja yang menghampiri mereka. Semoga mereka mau menerimaku sebagai menantunya.”
Aku senang sekali. Ternyata janji Muhammad bukanlah janji palsu seperti yang kukhawatirkan. Tak sadar, aku memeluknya erat.
Malamnya, kami pergi ke rumah kakek. Dan tak disangka-sangka, orangtuaku menerimanya dengan baik, bahkan kakekku juga turut bahagia menyambutnya. Keluargaku tak peduli masa lalu Muhammad, mereka sangat tersanjung dengan cerita Muhammad dan aktivitas dakwahnya di kampus. Mereka meminta kami bersegera menikah. Meskipun kakak baru saja menyelesaikan studinya, tapi ia sudah punya pekerjaan di perusahaan asing Jakarta. Ia memang pintar dan tekun, belum saja lulus sudah banyak perusahaan yang memintanya bergabung. Maka dari itu, orangtuaku meminta kami segera melangsungkan pernikahan, karena tak ada yang perlu kami khawatirkan lagi.
Bulan selanjutnya, kami sudah menjadi suami-istri. Dan aku merasa jadi orang yang paling bahagia sedunia! Bayangkan, suamiku tak pernah bosan untuk membawakan sekuntum mawar bersama ucapan sayang setiap kali pulang kerja. Ia bahkan selalu menyanjungku dimanapun kami berada. Dan meskipun aku tak terlalu pandai masak, ia selalu mengatakan bahwa masakanku adalah masakan terlezat sedunia! Sungguh, aku tak pernah menyesal menikahinya.
Sebulan berlalu, dan kandunganku menyempurnakan segalanya. Ya, aku hamil! Suamiku makin menjadi sayangnya. Ia tak pernah membiarkanku letih. Ia tak pernah absen menemaniku cek kehamilan tiap bulan, bahkan pada waktu aku merasa kelahiran anak kami sudah tiba, ia rela membatalkan seluruh perjanjian dan cuti kerja!
“Abi gak kerja?” tanyaku pada Muhammad yang kupanggil Abi semenjak kami menikah.
“sssttt!” ia menutup mulutku. “Kau lebih penting.” Mengerjap centil padaku. Dan aku tersenyum bahagia. “Aku tak sabar melihat anak kita, Umi..” ujarnya.
Sempurnalah hidup kami. Dan waktu pun berlalu. Anak kami sudah berusia satu tahun saat tiba-tiba kupergoki suamiku tengah berdo’a. Tak masalah dengan do’anya, tapi kau lihat dia? Berdo’a dengan cara nasrani?!
“A... Abbii..” tegurku, ia melirikku. “Apa yang Abi lakukan?”
“Dengarkan Aku, Rena.” Baru kali ini aku mendengarnya memanggil namaku langsung semenjak pernikahan kami. “Semalam aku bermimpi bertemu Tuhan Yesus.” Aku tersentak! Yesus??? “Setelah bertahun-tahun Dia meninggalkanku, dia datang kembali. Ia mengingnkan aku untuk kembali pada jalanNya.” Ia berkata tanpa beban.
“Abi, jangan bertindak bodoh! Ini bukan dirimu!!” aku menangis. Mengapa ia tiba-tiba ingin kembali ke agamanya?
“Ini adalah jalan yang benar, Rena. Ikutlah bersamaku.” Ia agak keras.
“Tapi...”
“Kalau kau tidak mau ikut, biarkan Rizki bersamaku.” Dia meginginkan anak kami untuk menjalankan agama bersamanya?
“Abi..” Aku menangis lebih keras.
“Ikutlah bersamaku ke Riau. Percayalah padaku, seperti sebelumnya kau percaya padaku. Aku ingin kita berkumpul sebagai keluarga lagi di syurga Tuhan.”
......
Satu bunga syurga telah gugur.

Kamilatussyafiqoh