Welcome!!

Bismillahirrahmanirrahiim....

Selasa, 25 Desember 2018

Kisah Talang Rasulullah saw

Siapa yang tak kenal Sayyiduna Umar ra? Beliaulah yang syaithan saja lari terbirit mendengar langkah kakinya. Kisah keberanian, ketegasan, bahkan kelembutan Sy Umar ra sudah dikenang sepanjang masa. Dan kecintaannya pada Rasul saw jangan ditanya lagi. Beliau sungguh amat sangat mencintai Rasul saw bahkan hingga wafat pun tak ingin jauh dari Rasul saw! Masya Allah..

Kali ini saya akan angkat kisah sederhana namun menakjubkan sebagai bukti cinta Sy Umar ra pada Rasul saw..

Seorang pecinta akan terbukti benar jika ianya tak hanya menghormati orang yang dicinta namun segala hal yang berkaitan dengannya! Bahkan pohon yang pernah dilewatinya bersama sang kekasih akan mengundang air mata saat melihatnya.

Nah, bagaimana kisah Sy Umar? Resapi dalam2 makna kisah ini oke..

Suatu hari di masa kekhalifahan Umar bin Khattab, Sy Abdullah bin Abbas melewati gang kota Madinah dan merasa ada yang ganjil dengan jalan itu. Ia tengok kanan kiri atas bawah dan ya!! Ada sesuatu yang hilang disini! Ada talang yang dahulu terpasang sekarang menghilang!
Ia pun bertanya pada khalayak ramai,
"Adakah sesiapa yang tahu siapa yang menurunkan talang yang ada disini?"

Orang-orang menjawab, "Ya, kami tahu. Dialah Khalifah Umar bin Khattab."

Abdullah bin Abbas terkejut, "Umar bin Khattab?!!"

Segeralah ia berjalan menuju rumah khalifah padahal ia paling anti menuju tempat pejabat.  Diketuknya pintu khalifah dengan amat keras,

"Ya Khalifah! Wahai Umar!" Teriaknya.

Umar ra yang mendengar suara Abdullah bin Abbas pun tergesa menyambutnya. Sungguh ia mafhum bahwa ada peristiwa penting sampai Abdullah bin Abbas mau datang ke tempatnya.

"Ada apa Wahai Abdullah bin Abbas? Tak seperti biasanya engkau kesini. Pasti ini perkara yang mendesak." Tanya Umar ra

"Ya, betul sekali. Benarkah wahai Umar bahwa kau yang menurunkan talang di gang itu?" Tanya Sy Abdullah bin Abbas.

Sy Umar yang tadinya sudah takut kemudian tersenyum lega, "Duhai Abdullah bin Abbas, aku kira masalah apa. Hanya karena inikah kau datang kesini? Benar, talang itu aku yang menurunkannya."

"Wahai Umar, talang itu dipasang oleh Rasul saw!" Ucap Sy Abdullah bin Abbas

Perkataan ini langsung membuat Sy Umar berubah roman mukanya menjadi pucat pasi. "Kalau begitu, sungguh ini hal yang amat penting wahai Abdullah!" Kata Sy Umar ketakutan.

Ia segera mengambil talang yang dahulu ia turunkan untuk dipasang kembali. Sy Abdullah bin Abbas melihatnya dan berkata,
"Ya Khalifah, biarkan aku yang membawa talang itu!"

"Tidak, wahai Abdullah bin Abbas. Ini urusanku dengan Rasul saw." Tolak sy Umar.

Mereka pun  berjalan menuju gang tempat talang itu terpasang semula. Ketika dirasa tempatnya terlalu tinggi Sy Umar berkata:
"Ya Ibn Abbas, bantulah aku."

Sy Abdullah bin Abbas mengangguk lalu melangkah pergi untuk mencari tangga namun dihentikan oleh Sy Umar,
"Ya ibn Abbas kemanakah kau hendak pergi?"

"Aku hendak mencari tangga wahai Khalifah." Jawab Sy Abdullah bin abbas.

"Tidak perlu!!  Injaklah punggung Umar yang berani menurunkan talang Rasulullah ini!" Perintah Sy Umar.

Maka diinjaklah punggung khalifah itu demi mengembalikan talang yang dulu dipasang oleh Rasul saw. Masya Allah.. ini pemimpin macam apa yang mau diinjak punggungnya?!! Masya Allah.. cintanya pada Rasul saw telah membuatnya rela terhinakan..

Begitulah sang pecinta Rasul saw. Apapun yang ada kaitannya dengan Rasul saw menjadi penting walau sekedar talang!!!

Maka jika kita cinta Rasul saw, kita pasti mencintai keluarganya
Jika kita cinta Rasul saw, kita pasti mencintai shahabatnya
Jika kita cinta Rasul saw kita pasti mencintai umatnya...

Maka adakah alasan kamu membenci temanmu, mendoakan buruk saudaramu, mencaci kawanmu padahal mereka umat Rasul saw yang setiap malam Rasul saw mendoakan mereka bahkan tak rela satupun dari umatnya masuk ke dalam neraka???

Ya Allah.. anugrahkan kami cinta pada NabiMu sebenar benar cinta yang jika disebut namanya saja dapat bergetar hati kami, menangis mata kami sebab rindu, bertambah dan terus bertambah cinta kami.. kabulkan ya Allah...

Aamiinnnnnnn...

Jumat, 21 Desember 2018

Cinta agung shahabat Rasul saw

Namanya Zaid bin Datsinnah. Shahabat yang sungguh sangat mencintai Rasul saw. Sungguh, jika kau sedetik saja bersama Rasul saw, akan kau rasakan cinta yang luar biasa memenuhi hatimu. Rindu tak terkira selalu ingin bertemu. Lalu bagaimanakah dengan shahabat yang setiap saat mendengar sabdanya yang mulia, duduk bersama Rasul saw dan memandang wajah yang tak boleh dilukiskan sangking sempurnanya itu???

Tentu saja cinta dan rindu shahabat tiada dua. Zaid bin Datsinnah adalah salah satunya, sungguh indah kisahmu duhai pecinta Rasul saw!!!

Suatu hari beberapa utusan dari daerah dekat Makkah menghadap Rasul saw dan meminta beberapa orang untuk berdakwah di daerahnya. Tentu saja Rasul saw menyambut baik permintaan ini. Maka, dikirimlah beberapa shahabat Rasul saw yang terpilih. Zaid bin Datsinnah salah satunya.

Di tengah perjalanan, ternyata utusan itu berteriak,
"Ya Bani Hudzail!! Yaaa bani Hudzail!!!"

Lalu keluarlah ratusan orang bersenjata lengkap mengerumuni mereka. Para shahabat yang melihat keadaan ini sadar: mereka tengah dijebak! Mereka dikhianati!

Tapi apakah mereka takut? TIDAK! Bahkan mereka mengeluarkan pedang mereka dengan gagah berani tanda siap berperang. Sebenarnya Bani Hudzail hanya ingin menawan mereka, tapi shahabat tak rela menyerah pada kaum kafir.

Maka terjadilah pertempuran yang sangat amat tidak seimbang itu. Beberapa shahabat syahid, hanya 3 yang ditawan. Ya, Zaid bin Datsinnah salah satunya. Kisah Zaid saja yang saya angkat kali ini.

Zaid pun dibawa ke Makkah dan dijual sebagai budak. Shafwan bin Umayyah yang ayahnya terbunuh di perang Badar segera membelinya untuk balas dendam. Zaid dibeli hanya untuk dibunuh!!!!

Segera setelah dibeli, dibawalah Zaid ke suatu padang lalu diikat tangan dan kakinya. Ia tak diberi makan ataupun minum. Anggota tubuhnya disiksa satu persatu. Banyak kaum kufar yang melihatnya dan menyuruhnya kembali pada Latta dan Uzza agar dapat bebas. Namun iman Zaid lebih mahal dari patung2 itu. Ia tak pedulikan tawaran mereka semua.

Lalu Abu Sufyan (masih kafir) mendekatinya seraya memberikan penawaran:
"Ya Zaid, maukah kiranya kugantikan Muhammad di posisimu dan engkau kembali pada keluargamu dengan senang hati?"

Zaid yang telah amat lemah itu lalu mengumpulkan kekuatannya untuk mendongak dan menatap Abu Sufyan dengan garang:

"Cissss!!! Engkau wahai Abu Sufyan! Aku sungguh tidak rela sebatang duri pun menyakiti Rasulullah sementara diriku asyik berkumpul bersama keluargaku!"

Mendengar jawaban Zaid, Abu Sufyan geleng kepala sambil berkata:
"و الله ما رايت احدا يحب احداكحب اصحاب محمد محمدا"
"Demi Allah!! Tak pernah aku tengok seseorang mencintai orang lain seperti shahabat Muhammad mencintai Muhammad!!"

Lalu dihunuskan tombak pada Zaid sang pecinta Rasul saw dan syahidlah ia...

Sebelum syahid ia berkata:
"Ya Allah.. sampaikan salamku pada NabiMu!"

Di Madinah, dengan sedih, Rasul saw pun menjawab salamnya...

Masya Allah!!!! Duhaiiiii pecinta Rasul saw! Betapa agung cintamu itu! Dapatkah kami berbicara seperti ucapanmu saat raga dan jiwa kami disiksa sedemikian? Jauhhhhhhh... duhaiii jauhhhnyaaa cintamu dan cinta kami....

Ya Allah... anugrahkanlah kami cinta pada RasulMu sebenar cinta.. yang menumbuhkan keberanian.. yang membuahkan rela berkorban jiwa raga...

Ya Allah... cintakan kami pada RasulMu... seperti cinta Zaid bin Datsinnah.. cinta yang menyambungkan hati kami dengan RasulMu, sehingga salam kami pun dijawab oleh RasulMu...

Aamiinnnn
Aamiinnnn
Aamiinnnn

Jumat, 14 Desember 2018

Ketika pecinta rasul saw masuk syurga

Namanya Tsauban. Shahabat yang amat sangat mencintai rasul saw. Setiap hari dia berkhidmah pada Nabi saw. Dan adalah kenikmatan terbesar baginya jika dapat melihat wajah baginda saw.

Jadi bila ia telah selesai melaksanakan tugas, segera ia kembali untuk memandang wajah rasul saw. Itulah kenikmatan terbesar baginya. Tiada satu hari pun berlalu kecuali ia harus bertemu rasul saw, memandang wajah mulianya.

Duhai sungguh nikmatnya hidupmu, ya Tsauban!!! Sungguh beruntung matamu!!

Hingga suatu hari Rasul saw memberi kabar gembira padanya dengan syurga! Kabar ini kalau disampaikan pada kita.. kiranya apa reaksi kita?? Sujud syukur? Bahagiaaaaa tak terkira bahkan sampai gelar syukuran sekampung kah? Mungkin itulah kelas kita.

Lalu bagaimana reaksi Tsauban sang pecinta rasul saw ini?
Bukannya bahagia, ia malah bermuram durja. Wajahnya tak lagi menampakkan kebahagiaan. Makanan sulit untuk ia makan. Minum pun enggan. Ia menjadi amat sangat sakit.

Kabar ini didengar oleh Rasul saw. Maka tanpa menunggu lama, Rasul saw segera menjenguk Tsauban di rumahnya. Dan benarlah, Tsauban kurus kering tak ada semangat hidup.

"Ya Tsauban apa yang telah terjadi padamu?" Tanya Rasul saw.

"Ya Rasul, aku telah diberi kabar gembira tentang syurga." Jawab Tsauban.

"Bukankah itu hal yang baik wahai Tsauban?" Tanya Nabi saw.

"Betul duhai Rasul, namun setelah diberi kabar itu aku baru sadar ya Rasul bahwa aku akan mati... selama ini aku begitu menikmati hidupku dengan memandang wajahnu setiap hari. Namun, setelah tahu aku akan mati aku tersadar.. jikalaupun aku masuk syurga.
Maka aku adalah manusia biasa sedangkan engkau seorang rasul.. dimanakah syurgaku dan dimanakah syurgamu ya Rasul..
Dapatkah kupandang wajahmu kelak ya Rasul..
Dapatkah aku setiap hari mengunjungimu?"

Pikiran itulah yang membuat Tsauban jatuh sakit. Bahwa ia rasa tak boleh melihat Rasul saw di syurga. Dia tak peduli bidadari cantik! Tak pula makanan dan layanan syurga!! Tak ada nikmat syurga bila tak boleh berjumpa Rasul saw!!!

Ya Allah... cintakan kami pada RasulMu dengan sebenar cinta..
Rindukan kami padanya dengan sebenar rindu..
Kumpulkan kami sebagai pecinta Rasul saw dan yang dicintai pula olehnya...
Aamiin...