Welcome!!

Bismillahirrahmanirrahiim....

Selasa, 05 Agustus 2014

Keluargaku edisi Aet vs Mamah


Kok  bisa ya Mamah dan Aet itu berjodoh? Dimana letak kesamaan mereka? Setidaknya dua orang yang sudah hidup bersama lebih dari tiga puluh tahun punya sedikit kesamaan bukan? Tapi untuk Mamah  dan Aet, selain famili mereka yang sama yaitu AL-Bin Yahya, tak ada lagi persamaan lainnya. Nih perbedaannya:
a)      Program TV kesukaan
Dari duluuuuuuuuuuuuuuuu sampai sekarang, Aet paling suka berita. Pagi siang sore malam kalau Aet ada di depan TV, ya pasti sedang menonton berita. Nah, gara-gara ini juga aku pernah mengalami peristiwa yang tak akan pernah kulupakan..

Mungkin waktu itu aku masih SD. Kami sekeluarga sedang menonton film tentang orang pedalaman yang Cuma pake sehelai kain buat nutupin kemaluannya. Dia sedang berjuang mencari anaknya (lupa judulnya). Setiap kali iklan, Aet pasti memindah chanel TV ke saluran berita. Begitupun sebaliknya. Nah, aku memperkirakan bahwa iklan film itu sudah berakhir, maka sebelum berita ini iklan, kupindah channelnya, dan yang terjadi adalah..

PLAK! Tamparan cukup keras di pipiku. Aku tak tahu Aet berkata apa, aku langsung masuk kamar. Mengunci pintu dan menangis sendiri. Sejak saat itu, aku benci Aet, ayahku sendiri.

Hari itu aku berpikir, mungkinkah bila ayahku ini ditukar saja? Aku benar-benar tak suka ayahku.

Esoknya, hanya dengan uang seribu dan ucapan maaf, aku memaafkan Aet. Tapi aku tak bisa melupakan peristiwa itu hingga saat ini.

Kalau mamah...
Mamah itu meneladani  anaknya. Jadi kalau dulu anaknya suka telenovela, mamah juga suka, dan sekarang kami suka film korea, mamah juga suka bahkan lebih fanatik dibanding anak-anaknya.Haha. 

b)      Hobi
Aet gak punya hobi. Baru aja sekarang ketahuan kalau  ternyata Aet punya hobi yang terpendam yaitu memelihara ayam. Sangking cintanya pada ayam, Aet rela menghabiskan sebagian besar waktunya di kandang ayam,  ngasih makan ayam, sampai ngobrol sama ayam (beneran!)

“Yam, kenapa kamu gak bertelur?” Tanya Aet

“Kok kok petok..” Jawab ayam, mungkin artinya ‘suka-suka gue!’

“Padahal banyak yang mau beli, yam..” Aet malah curhat.

“kok..kok..” kata si ayam, artinya mungkin ‘peduli amat!’

“Yasudah, kalau besok gak bertelur lagi, lebih baik kamu disembelih aja ya.” Aet mengancam.

“...” si ayam diam, mukanya pucat pasi.

Besoknya itu ayam langsung bertelur, paling banyak malah! Gak jadi deh kita sekeluarga makan daging ayam. Ternyata Aet sudah mengenal tabiat ayam.

Tapi sayangnya, satu kekurangan hobi Aet ini: BAU! Aet gak pernah bersihin tai kotok ayam itu,jadi hasilnya ya sudah bisa ditebak, rumah tidak pernah lagi mendapatkan haknya untuk menjadi wangi. Satu-satunya aroma yang tersebar adalah aroma buangan sang ayam. Sabar, sabar....

“Mah, bisa gak sih Aet gak ngurusin ayam?” Tanyaku

“Iya, suruh ngurusin ikan aja gitu!” Ncip ikut protes.

“Bisa...” Kami tersenyum, “Tapi..” lanjut Mamah, “Kamu harus ngasih uang sejuta pada Aet per bulan. Hanya itu yang bisa menghentikan Aet, uang.” Kata Mamah.

Kami langsung lemas, itu berarti mustahil.

Kalau Mamah, dari dulu sampai sekarang hobinya merangkai sesuatu. Dulu, merangkai kertas bekas jadi pigura, tempat pinsil, tempat kosmetik, tas, dsb. Kalau sekarang merangkai permainan chuzzle deluxe di laptop saya.
       

2 komentar:

  1. Kalau gtu kamu aja Mila yang bersihin tai kotok ayamnya.. Hitung-hitung sebagai bakti seorang anak kepada orang tua, hehe.. :)

    BalasHapus