Betapa lelah pendengaranku, kawan
tiap hari bermandikan keluhan dan cacian
padahal telingaku lubangnya kecil nian
tapi suara-suara besar itu terus berdesakan
masuk tanpa dipersilahkan
Betapa menyedihkan mataku, kawan
setiap masa memandang tanpa aturan
tengok depan belakang kiri dan kanan
tak mendengar satupun peringatan
Betapa kasihan lisanku, kawan!
lubang satu tapi banyak yang dikeluarkan
menanam dosa tanpa disadari akal pikiran
tiba-tiba hati-hati manusia tersakiti sebab ucapan
Betapa menderitanya aku kawan!
pemilik telinga,mata, dan lisan
harus menjaga semua pasukan
penuh ketaatan
agar selamat sampai akhir tujuan
aku,pasukanku,
bersiaplah!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar