Welcome!!

Bismillahirrahmanirrahiim....

Sabtu, 03 Maret 2012

Sebuah Dugaan

kangennnnnnnn!!!!! kawan, lama tak berceloteh membuat jari-jariku malu untuk mendaratkan katanya lagi, tapi ia sering mengintipmu, hanya sekedar tersenyum, lalu berbalik badan. Ah, aku malu untuk menulis, tapi ingin. Maka hari ini kutanggalkan malu-ku demi bersamamu, kawan. Dengarkan aku..

Semester 4. Tidak terasa sudah dua tahun menjejak Institut Pertanian Bogor, sudah punya adik tingkat dan sebentar lagi punya adik baru. Sungguh luar biasa sang waktu membawaku ke masa-masa yang begitu banyak warna ini. Allah, Maha Besar diriMu! Tidak ada yang kusesali atas waktu yang diberikan Allah padaku, hanya saja ada satu ganjalan dalam diriku. Sangat-sangat ingin kuceritakan padamu semenjak dulu. Ganjalan ini cukup menggangguku setiap aku ingin mulai serius menyantap hidangan dosen. Sebuah ganjalan bernama: rasa kantuk.

Yap, begitulah. Dosen sudah bersusah payah menjelaskan hal rumit agar menjadi sederhana. Tapi apakah kau tahu apa yang dilakukan seorang aku? tertidur! Sungguh, jika aku menjadi dosen kemudian melihat anak didikku tidur, sakit sekali hatiku, serasa diinjak-injak harga diriku, memangnya aku pendongeng sebelum tidur? Tapi pada kenyataannya aku bukan dosen, namun mahasiswa yang tidur. Dan sayangnya kebiasaanku itu tak kunjung lenyap. Bingung aku dibuatnya.

Orang bilang rasa kantuk karena tidur yang kurang efektif saat malam hari. Tapi kurasa tidak, aku tidur lima jam atau lebih, dan itu lebih dari cukup. Ada banyak orang yang tidur lebih sedikit dariku tapi ketika kuliah ia tidak tidur, jadi ku eliminasi alasan itu.

Ada juga yang berkata karena kelaparan. Ah, ini terbantahkan segera setelah kulakukan risetku sendiri. Baik sudah sarapan atau belum, sarapan sedikit atau banyak, mataku tetap tak mau kompromi saat dosen berceloteh selama dua tau tiga jam dalam kelas. Terpejam lama, lalu membuka setelah disikut teman sebelah.

Atau kamu kecapean ya? celoteh temanku. Hmm,, tidak, bukan ini alasannya. Aku memang capek, tapi sungguh ini bukan alasannya. Karena mau capek atau gak, rasa kantuk tetap menyerangku bertubi-tubi tanpa ampun. Kejamnya..

Lalu aku teringat kata-kata Ibuku. Kala itu aku tengah bermalas-malas berangkat mengaji. "Kenapa belum berangkat juga?" tanya Ibuku. Aku diam saja sambil ogah-ogahan ganti kostum ngaji.
"Syetan itu diemnya di banyak tempat lho. Di mata, biar kamu ngantuk kalau ada yang ceramah, atau di kaki biar berat buat ngaji. Hayo, mila ada syetannya tuh!" Kata Ibuku. Dan itu cukup membuat aku masa kecil bersegera mengaji. Demi membuktikan bahwa kakiku tidak 'bersyetan'.

Mungkin itu, syetan nongkrong di mataku? Hiyyy... Ya Allah, gak mauuuu!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar