Sekarang aku baru tahu
Bahayanya menanam benih tanpa sadar
Apalagi kupilih pupuk terbaik
Lalu kuperhatikan tiap saat
Kupikir buahnya aku yang nikmati
Kupikir teduhnya aku yang rasakan
Ternyata benih itu ada pemiliknya
Ia ambil tergesa
Tanpa ia tahu
Bahwa tanah yang kupakai menanam
Bukan tanah di halaman
Tapi tanah dari hatiku
Akarnya menancap ke dalamnya
Hingga saat ia ambil
Hatiku robek
Rasanya sungguh perih
Hingga aku berteriak pada sang hati
Kuatlah! Mengapa tidak kau pastikan
Benih itu sudah diberikan
Bukan sekedar titipan
Mengapa kau biarkan
Membagi perasaan
Pada suatu pinjaman
Bukan sang pemilik yang kejam
Tapi kau,
Kau yang keterlaluan
Tanaman kecil tumbuh kau biarkan
Dedaunan mulai riuh kau malah nyaman
Maka saat buah mulai terlihat perlahan,
Dan akar mulai kuat tertanam
Kau pikir dia pohon impian
Ternyata jauh dari kenyataan
Dia hanya titipan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar