Welcome!!

Bismillahirrahmanirrahiim....

Selasa, 06 Desember 2011

Sandiwara Negeri Ini dan Drama Korea

Aku benar-benar tidak tahu harus menulis apa, kawan. Tapi ada gemuruh dalam jiwa ini, pula teriakan jari-jari nakal yang menyerukan aku untuk menulis. tapi sekali lagi, pikiranku tak mengerti apa yang sedang diinginkan oleh prajuritnya ini. Ahh, terkadang komandan mesti beristirahat sejenak bersama prajuritnya, ngobrol santai dan menjadi bagian dari mereka. Maka, baiklah.. aku akan ikuti mau kalian, kemanakah hendak dibawa obrolan ini?

Kemarin, ada suara ribut-ribut di samping kosanku, rupanya pemuda dan bapak-bapak sedang mengejar seorang pencuri. Yap, pencuri alias maling. Aku yakin bila pencurinya tertangkap, setidaknya tiga perempat badannya akan habis dan berhias biru kehitaman. setidaknya itu dugaanku, dan aku rasa aku benar. Pencuri itu tidak terlalu profesional sehingga ia tertangkap basah dan habislah ia.

Bahkan di tempat aku berdiri ini, dimana intelektualitas diagungkan dan dijadikan tameng nomor satu, main hakim sendiri tetap ada dan lestari. Mengapa ya, semakin banyak orang terdidik justru moral bangsa semakin turun sampai pada tingkat terendah, kalau kau tak percaya, sesekali tengoklah gedung wakil kita yang megah itu, disanalah sandiwara busuk terjadi. sudah mendarah daging hingga sulit untuk dilepaskan antara pejabat pemerintah dan kata korupsi, kolusi, nepotisme. Bagai saudara kembar yang sulit dipisahkan. Atau jikalaupun ada yang jujur, ia bagaikan nelayan yang tersaruk badai di tengah lautan, suatu saat akan tersapu juga, mengikuti arus atau tenggelam.

Lalu mengapa?
Aku menghubungkan hal ini dengan drama korea yang baru saja kutonton, hhe agak gak nyambung ya? Tapi menurutku sih nyambung-nyambung aja. Okeh, jadi gini, aku baru saja menonton drama korea yang cukup bagus ibrohnya, diluar dari kisah cinta yang ada di dalamnya, aku mendapatkan suatu kesimpulan. Manusia akan berlaku lebih baik saat ia tahu kapan ia meninggal. Yap, di kisah itu, ketika ia mengetahui batas akhir hidupnya, ia melakukan semua hal sebaik mungkin, semaksimal yang ia bisa, dengan sungguh-sungguh.


Bagaimana kiranya jika kita mengingat Firman Allah:
"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu”. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya." (QS Al-An’am 6:93)


"(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat lalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); “Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun”. (Malaikat menjawab): “Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan”. Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu." (QS, An-Nahl, 16 : 28-29)

Dan inilah ucapan malaikat ketika menunjukkan rumah akhirat seorang dzalim di neraka, “Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak, bersiaplah engkau merasakan siksa neraka”. Naudzu bila min dzalik!

Masihkah akan ada sandiwara busuk di pentas dunia?






Tidak ada komentar:

Posting Komentar