Aku menanti sesungging senyum
ikhlas, tidak dikulum
lepas, bukan mengerum
berbekas, aromanya tercium
tapi yang kau hadirkan justru suasana kaku
membuat hatiku beku
dan kaki tangan enggan membuat laku
pepatah berkata bahagia kadang harus dijemput
Aku mencoba tersenyum dahulu
lalu kau palingkan muka tanda tak setuju
atau karena kau malu?
aku tertunduk bersama diammu
kadang, pada sang waktu aku mengadu
dapatkah kuputar ia satu atau dua bulan lalu
agar kuhentikan segala prasangka yang terlanjur meruah
membuat hati-hati yang satu jauh terpisah
hingga kini,
aku masih menanti
senyummu yang ikhlas itu kembali
bersama canda dan tawa berbagi
dalam naungan cinta Illahi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar