Welcome!!

Bismillahirrahmanirrahiim....

Jumat, 14 Agustus 2015

Begini Ibu Ajarkan Aku Cinta

Kawan, boleh aku bercerita padamu tentang... cinta??

Rasanya sudah lama sekali aku merasakan perasaan yang begitu menggebu ketika nama seseorang tersebut. Atau salah tingkah saat orang itu lewat, malah kadang cari-cari perhatian agar dia tahu bahwa "Aku ada!". Haha, benar-benar lucu dan membuat kangen. Bahkan aku pernah ikut-ikutan acara yang aku sama sekali tidak suka demi bertemu dia. Memang aneh, tapi begitulah cinta anak remaja..

Kini, setelah umurku lebih dari dua puluh, rasa itu muncul lagi. Tapi hanya tersembul sedikit karena malu. Bisa dibilang tidak terlihat malah. Ia  hanya diam-diam berbisik pada sang hati, 'diakah jawaban bagimu?' Lalu aku menggeleng kuat. Tentu rasa ini tak boleh ada. Bukan karena haram. Tentu boleh untuk menyukai atau mengagumi seseorang, tidak ada larangan untuk itu. Aku hanya takut harapan ini tertancap terlalu tinggi, hingga kalau jatuh sakitnya akan sangat perih. Dan pasti lama untuk menghapusnya.

Dari pengalaman hidup ibuku aku belajar bahwa cinta itu begitu sederhana. Apakah kau tahu bagaimana kisah cinta ibuku?? Aku selalu iri kalau mengingat kisah ini. Ingin rasanya aku merasakan cinta sederhana tapi begitu agung ini. Kau penasaran, kawan? 

Baiklah, ini kisah cinta Ibuku yang begitu suci...

Ibuku bukan anak yatim walaupun dalam sebagian besar hidupnya, beliau hanya berdua bersama Ibunya (yang adalah almarhumah nenekku). Ibuku hanyalah korban ketidak harmonisan keluarga. Tapi Ibuku tak pernah mengeluh. Bahkan dalam buku harian Ibuku, awal dari catatannya ia selalu berucap "Alhamdulillah..". Malah ketika pompa di rumah rusak Ibuku menulis seperti ini,

"Alhamdulillah, hari ini pompa rusak tapi masih ada Sulhan yang nimba dari sumur."

Merinding aku membacanya, bahkan musibah pun, beliau selalu mensyukuri dan mengambil hikmahnya!! Luar biasa, kurasa Ibuku bisa mengalahkan Syahrini dalam berkata "Alhamdulillah ya..". hehe.

Oke, kembali ke pokok bahasan. Nah, waktu itu Ibuku tengah bermalam di rumah teman dari nenekku di wilayah Cirebon. Karena kemandiriannya, Ibuku sudah terbiasa bangun pagi, membersihkan rumah, dan mencuci semua baju pemilik rumah. Karena alasan ini pula, tema nenekku suka kalau Ibu menginap, hitung-hitung hemat pembantu.

Singkat cerita, Pagi itu pun Ibu mencuci baju-baju pemilik rumah. Kebetulan hari itu anak lelaki sang pemilik rumah baru datang dari Bandung dengan sekoper baju kotor!! Anaknya memang pulang ke rumah sebulan sekali hanya untuk mencuci baju kotor. Jadilah Ibu mencuci seabrek baju!

Ibu membawa semua baju itu ke sungai untuk dicuci. Tak disangka, tak dinyana. Anak lelaki pemilik rumah itu melihat Ibuku! Dia sungguh keheranan, seorang wanita cantikkah yang mencuci bajunya?? Akhirnya, ia mendekati Ibuku.

"Emm..namamu siapa?" Tanpa basa-basi pemuda itu bertanya pada Ibuku.

Ibuku yang sedang mencuci terus mengucek baju yang sudah bersih sebab hatinya berdebar tak keruan. Anak pemilik rumah mengajaknya bicara! Sungguh suatu kehormatan baginya. Tapi mengapa lidahnya kelu?? Mengapa ia tak bisa berkata apa-apa di depan pemuda tampan ini?

"Kalau tak salah, Nung ya?" Pemuda itu bertanya lagi. Nung memang nama panggilan Ibuku.

Ibuku hanya mengangguk. Sungguh suaranya yang merdu hilang begitu saja di hadapan sang pemuda!

Pemuda itu terus mengajak bicara Ibu yang wajahnya kemerahan. Dua orang berbeda kasta itu memiliki perasaan yang sama di hati mereka. Cinta...

Setelah kejadian ini, Ibu tidak pernah berharap pada sang pemuda, sebab kasta mereka memang berbeda.  Tapi tahukah, kawan apa akhir kisah ini?

Akhirnya adalah, gara-gara merelah aku sekarang ada. Ya, pemuda itu adalah ayahku... :)

Ibuku atau Ayahku tak pernah mengungkapkan cinta. Bahkan sampai mereka menikah pun, aku tak pernah mendengar pengungkapan cinta itu. Tapi cinta mereka begitu sederhana. Cinta dengan hati yang tulus..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar