Welcome!!

Bismillahirrahmanirrahiim....

Senin, 10 Oktober 2011

cintaku, seperti apa?

aku ingin belajar tentang cinta yang dilafaskan orang-orang suci. cinta yang tiada ternoda oleh sepotong benci atau seberkas nafsu diri. cinta yang berasal dari hati yang bersih, karena ia mengajari ikhlas dan memberi. cinta yang turun perlahan dari lautan kasih Ilahi. ia mendamaikan, menyejukkan, dan menenangkan. aku ingin tahu, apakah aku layak mencintai sepeti itu?

apakah kau pernah mendengar tentang kisah Zainab putri Rasulullah saw? ia adalah satu dari beberapa manusia yang merasakan cinta itu. ia mencintai suaminya, tapi cintanya bukanlah cinta buta, cintanya menerangi bumi dengan kisah yang haru.

ia dan suaminya membina rumah tangga penuh hikmah. setelah sekian lama bersama, Zainab harus rela berpisah suaminya, sebab mereka berbeda pandangan hidup. aku merasakan air mata Zainab tertahan, ia tak hendak memperlihatkan kesedihan pada suaminya, namun hatinya tercabik. ada sebuah ruang dalam hatinya yang siapapun tak ia perbolehkan masuk, kecuali suaminya. bahkan ketika mereka berpisah, masih terus bersujud dalam-dalam, berharap suaminya kembali dengan Islam.

cinta Zainab adalah cinta suci, tak ternoda oleh keinginan nafsu diri. ia mencinta suaminya, dan ia ingin bersamanya. tapi bukan dengan cara mendobrak aturan Islam yang mendamaikan. tujuan cintanya lebih mulia dari sekedar hidup bersama di dunia. ia ingin menemani suaminya hingga ke syurga, melayani sepenuh hati, menjadi bidadari yang setia di samping suaminya. maka ia meminta pada suaminya untuk bersamanya dalam Islam. tapi Zainab tetaplah manusia yang tak dapat membolak-balikan hati, hanya Allah yang menggenggam hati-hati manusia.

jadilah Zainab larut dalam do'a. berharap seseorang yang terlanjur memenuhi hatinya itu kembali dan menerima Islam. penantian sang pecinta sejati tak sia-sia. karena beberapa tahun kemudian, suaminya mengucapkan kalimat: "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad  utusan Allah!" maka seketika langit berubah cerah, secerah wajah Zainab yang merekah bahagia.

mereka kembali bersama, disatukan dalam cinta yang suci. ah, adakah aku mampu sepertimu, wahai bibi Zainab? mencinta dalam suci?

adakah kau menunggu, cinta?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar