Welcome!!

Bismillahirrahmanirrahiim....

Kamis, 10 November 2011

Eliana (no ending)

Sebenarnya syuro kementrian perekonomian Al-Iffah sudah berlalu semenjak pukul 22. 50 lalu, tapi aku tetap tak bisa menutup mata. Ada keinginan yang membuncah dari dalam dada ini, kawan. Ia mendesakku untuk berdiam agak lama di depan barang elektronik yang setia menemaniku seharian ini. Menulis. Ya, aku ingin menulis. Kali ini sebuah resensi buku, yang baru saja setengah jam lalu kukhatamkan sambil tiduran. Aku benar-benar terbuai, kawan, sampai-sampai aku lupa bahwa hari telah berganti. Buku yang sanggup menahan kantukku, dan membuatku rela menyisihkan uang makan minggu ini demi dirinya. buku seperti ini mesti masuk dalam catatanku, tidak boleh tidak. Ia harus kuabadikan, sejelek apapun nanti rangkaian kata yang mengabadikan dirinya. Yap, inilah buku itu, kawan: Eliana..

Sebenarnya ini adalah buku keempat karangan Tere Liye untuk serial anak-anak mamak, setelah  Burlian (buku kedua), Pukat (buku ketiga), dan berikutnya Amelia (buku keempat yang diterbitkan terakhir). Eliana, memiliki cerita hidupnya sendiri.
Ia adalah anak sulung dari empat anak mamak dalam cerita ini. adegan pertama dalam cerita ini langsung menggambarkan keberanian Eliana dalam menghardik Johan, mandor tambang pasir di desa Eliana, yang mengejek ayah Eliana dalam negosiasi pengerukan pasir di sungai desa mereka. Sang sulung ini memang memiliki keistimewaan diantara empat anak mamak, dia anak paling berani, layaknya harimau yang mengaum tanpa sedikitpun beban.
Tapi, ada kata-kata ayah Eliana yang  menanggapi keberanian Eliana, "meghadapi maslah ini bukan sekedar berani mengatakan tidak.
ibu, tidak sekedar bilang tidak, pahami ilmu, alam akan membalas,

ahhh... sayang sekali aku tak selesai menulisnya.. hiks. padahal ini buku benar2 bgus!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar