Welcome!!

Bismillahirrahmanirrahiim....

Sabtu, 05 Desember 2015

Mati rasa

huaaaaa!!!!!!!!!

Rasanya  aku ingin berteriak sekeras-kerasnya.  Kenapa tanyamu, kawan?
sebab kau tak pernah lagi peduli padaku! Berapa lama aku tak menyapamu dan kau hanya diam saja? Ah, apakah ini inginmu? Aku tak lagi menari di atas keyboard??

Kawan,  aku ingin bersamamu lagi. Tertawa bersama kata, menangis  bersama kalimat, bercanda dengan berbagai rangkaian huruf. Tapi kini, bahkan aku tak bisa merasakan apapun! Bagaimana aku harus membuatmu kembali?

Setidaknya hari  ini aku mampu menangis karenamu. Ya, sebab aku menjadi orang yang ditinggalkan. Olehmu,  oleh  kawan-kawanmu...

Bagaimana menjadi orang yang ditinggalkan, katamu?  Apakah kau meledekku?! Ah, terserahlah aku tak akan marah. Aku  sudah katakan, aku tak bisa merasakan apapun kecuali kesendirian.

Rasanya seperti berada di tempat asing padahal setiap hari di tempat yang sama,
seperti menjadi orang baru, padahal semua mengenalku..
rasanya aku ingin berkata pada semua orang: "Kenapa kalian meninggalkanku?!"

Kawan, kembalilah..
aku tak lagi bisa berjanji, tapi jika kau kembali, aku bisa memberimu senyum di pagi hari...

Sabtu, 28 November 2015

Kakakku, Guru Sejatiku..

Mumpung hari guru, kubahas tentang guru saja, ya? Yah, karena aku yang mengaku guru ini masih sangat jauhhhhhhhhhhhh sekali untuk dibilang guru yang  baik, jadi izinkan aku mengenalkanmu pada guru yang paling berpengaruh dalam hidupku. Guru pertama yang mengubahku 360 derajat.

Siapa? Kau penasaran, kan? Ternyata dia adalah saudaraku sendiri alias kakakku.

Yap! Kakakku nomor enam.

Sebelum ia pesantren, aku sama sekali tidak dekat dengannya. yah, hubungan kakak-adik biasa lah. Tapi semenjak ia lulus pesantren, perhatiannya padaku begitu besar, sampai-sampai ia rela ke Bandung hanya untuk menjemputku ke pesantren. Bayangkan! Menempuh jarak 736 km, dari Pasuruan  ke Bandung menggunakan bus! Walah, butuh dua hari semalam untuk sampai ke rumahku.

Awalnya,  aku ke pesantren hanya untuk sekedar memenuhi ajakan kakak, sekalian liburan Ramadhan. Tapi, akhirnya aku terjerumus juga ke jalan yang benar  (hahah). Aku memutuskan untuk pesantren. sebuah keputusan nekat di tengah studiku yang sedang baik. satu-satunya orang yang terus menyemangatiku (selain orangtua)  adalah kakakku ini. Ia terus memberikan tausyiah dan arahan di tengah ke-ababil-an diriku. heheh.

Entah berapa kali aku merengek ingin pulang, tapi kakakku ini tetap sabar menasehatiku, "jangan pulang, mil." Katanya. Lalu dia menceritakan perjuangan imam syafi'i yang belajar dalam keadaan di bawah bangkunya mangkuk, sebab penyakit ambeiyennya, atau imam terdahulu yang semangat menuntut ilmunya tinggi sampai-sampai memilih membaca kitab seharian di malam pertama pernikahannya!

Berapa kali pula aku menuntut hal-hal yang sepele. Seperti wajib mengunjungiku seminggu sekali lah, atau belikan ini-itu lah, atau yang lainnya dengan tujuan ia bosan dan menyuruhku pulang. Tapi nyatanya ia tetap mempertahankanku. Tetap sabar menghadapiku. Apalagi gelar yang pantas untuknya selain guru sejati?!

Dan yang paling penting, melalui kakakku inilah aku mengenal sang pujaan hati. Yap, ialah jembatan yang menyatukanku dengan si dia.. Hehehe

Mungkin hari guru telah berlalu, tapi bagiku setiap hari pantas untukku mengucapkan ini padamu, kakak sekaligus guruku;

SELAMAT HARI GURU!!

Sebaik-baik balasan untukmu hanyalah Allah yang bisa memberinya...
Jazakumullah khairan katsiran... 😊

Selasa, 17 November 2015

Untuk Adikku Sayang

Salam!
Padahal sekarang aku sedang sibuk bikin soal buat UAS SMP, tapi kok ngeliat kamu, aku tak bisa menahannya! Tangan ini tiba-tiba mendarat lancar di setiap huruf-huruf yang menempel di keyboard, dan akhirnya...ya, kamu jadi pengalih perhatianku! Hmm, tak apalah 5 atau 10 menit kuturuti dulu sebelum ia kesibukan menulis hal-hal serius yang bikin kepala gak berhenti berdenyut itu!

Oke, aku ingin cerita tentang... CINTA!!
Haha, akhir-akhir ini cerewet sekali aku dengan tema ini ya, apakah ini pertanda.....?? (halah, apa sih kok geje banget nih topik!)

Oke,oke tenang dulu. Bukan itu maksudku, kawan. Bukan aku yang jatuh cinta, tapi adikku.. Adikku nomor 11 tengah jatuh cinta.

Aku sangat kaget membaca pesan-pesan di BBM nya, dia benar-benar gombal sampai ngomong 'I love U' segala! Gimana gak marah coba! Aku sebagai kakak yang masih perhatian sangat ingin memukulnya, kok sampai dia bisa menulis itu? Gombal banget!!

Adikku memang ganteng sih kecuali gigi depannya yang belum tumbuh itu, ia cukup sempurna dijadikan gebetan. Tapi tak kusangka, ia memanfaatkan kegantengannya untuk menarik perhatian cewek. Yah, mending kalau cewek itu cantik, kaya, baik.. lha ini? (Heheh, bercanda, kawan! Mau sekaya atau secantik apapun tetap tak boleh merusak adikku!)

Gini nih hasilnya kalau anak dihadapkan dengan lingkungan tidak islami, dan dia tidak cukup bekal untuk menolak lingkungannya. Pasti, lambat laun bakal ikut juga kemana teman-temannya pergi. PASTI!

Gak percaya? Adikku adalah contoh nyata korban lingkungan yang perlu diselamatkan. Padahal kalau kamu mau tahu, adikku nomor 11 ini paling rajin shalat ke  masjid saat shalat! Setiap adzan berkumandang, tanpa perlu disuruh, ia akan langsung menuju masjid sampai -sampai semua tetangga  iri sama Ibuku yang punya anak se-shaleh itu.

Adikku itu kawan,
dulu adalah yang paling rajin membaca al-qur'an
paling rajin membantu ibu
paling senang mencuci piring
paling gampang disuruh orangtua
paling senang kalau belajar agama
cita-citanya menjadi ustadz
lalu menjadi hafidz al-qur'an..
dulu, itu adikku...

Sekarang,
dia tetap adikku,
tapi kuharap ia segera kembali ingat
janjinya untuk menjadi ustadz kelak..

Adikku sayang,
tak usah pedulikan teman kalau mereka mengajak pacaran
atau malam-malam keluyuran
atau menyiksa saat ulang tahun teman
atau mengajak main saat adzan
itu bukan teman tapi syaithan

Adikku sayang,
kembalilah menjadi adikku yang shaleh..


Selasa, 03 November 2015

dia datang padaku

dia datang begitu tiba-tiba
saat pikiranku sama sekali tak menyapa
apakah dia benar jawaban doaku?

dia tersenyum,
menatapku sesekali lalu tertunduk malu
membawa sebuah janji di ujung tahun
apakah dia menepati?

dia begitu istimewa
membuat bibirku sering tersenyum sendiri
padahal lama aku tak begini
apakah benar dia jawabnya?

Allah..
kutunggu jawabmu,
bersamanya..

Kamis, 22 Oktober 2015

Agama bukan pelajaran!

Kawan, aku sungguh sangat heran. Kenapa ya muridku nilainya jelek-jelek? Rasanya aku ingin menangis setiap selesai memeriksa ulangan-ulangan  mereka. T___T
Hasil gambar untuk nilai ulangan jelek
"Udah mil, dibawa enjoy  aja!" Celetuk adikku, "Yang penting kamu sudah mengajar maksimal,  kalau nilai mereka jelek, ya sudah."

Rasanya aku ingin seperti itu, tidak usah peduli nilai berapa murid-muridku  itu. Lha wong yang rugi juga mereka, yang malu ya mereka, dan yang tidak naik kelas pun mereka. Kenapa aku harus ambil pusing? Tugasku hanyalah mengajar. TITIK.

Tapi aku tak bisa, kawan. Aku ingin mereka semua memahami pelajaranku. Bukan, bukan agar nilai mereka sempurna lalu aku dipuji sebagai guru terbaik. Sungguh bukan itu. Tapi aku ingin mereka memahami agama mereka! 

Aku ini mengajar agama, kawan. Aku benar-benar tak mau mereka menganggap ini hanya sekedar pelajaran saja. Aku ingin mereka tahu, inilah  pegangan mereka! Inilah yang harus mereka genggam kuat-kuat agar selamat di dunia maupun akhirat! INI AGAMA MEREKA!!

Dan..bukankah nilai adalah bukti bahwa mereka paham?

Aku yakin bukan mereka yang salah, kawan. 

Akulah yang salah. 

Mengaku mengajar Al-Qur'an, tetapi jarang terdengar dariku bacaan..
Mengajarkan sunah secara sempurna, tapi diri pribadi penuh kekurangan..
Menyuruh mereka bangun malam, tapi suara yang terdengar dariku hanyalah dengkuran..

Allah...

Umur Wanita Haidh, Masa, serta Sifat Haidh

Saya prihatin dengan wanita di zaman ini, sebab sedikit sekali mereka yang peduli pada ilmu yang wajib diketahui wanita, yaitu tentang haidh. Akibatnya ada yang menyangka semua darah yang keluar adalah haidh, atau sembarangan menghukumi istihadhoh. Padahal darah wanita ada hukumnya tersendiri. Untuk itulah, saya paparkan sedikit tentang darah haidh.

Kali ini kita akan mempelajari tentang:
  1. Umur seorang wanita dapat mengalami haidh
  2. Tanda-tanda baligh
  3. Masa terjadinya haidh
  4. Warna darah haidh
  5. Darah yang dilihat  orang hamil
  6. Bersih yang menyelai-nyelai darah haid
(silahkan klik untuk melihat isi bab)

Semoga bermanfaat.. :)

VI. Bersih diantara Darah Haidh

Jika wanita haidh melihat sehari darah lalu sehari bersih, maka tidak ada khilaf bahwa hari dia melihat darah adalah haidh dan ketika bersih wajib untuk untuk mandi suci kemudian shalat dan berpuasa (jika bulan Ramadhan), dan boleh untuk melakukan hubungan suami-istri. Karena secara dzohir dia dihukumi suci dan tidak ada darah.

Tetapi khilaf  terjadi ketika bersih tersebut diantara dua darah haidh, menurut pendapat yang terkuat bahwa masa bersih dianggap juga haidh dengan beberapa syarat:

1.  Gabungan antara hari keluar darah dan hari bersih tidak melebihi lima belas hari. Jika melewati lima belas hari dan darahnya bersambung, yakni darah keluar di hari ke 15 dan16,  maka wanita ini termasuk mustahadhoh, yang haidhnya bercampur dengan sucinya dan dikembalikan kepada salah satu gambaran mustahadhoh yang berjumlah  tujuh.
Tetapi jika darahnya tidak bersambung, maka wanita ini harus menyempurnakan sisa masa sucinya, dan sisanya adalah haidh yang baru.

2. Gabungan dari waktu-waktu keluar darah tidak kurang dari paling sedikitnya haidh yaitu sehari semalam. Jika kurang dari sehari semalam maka ini adalah darah fasad atau istihadhoh.

Agar lebih paham, akan kami berikan contoh:

  • Seorang wanita melihat darah selama tiga hari lalu darahnya terputus. Kemudian dia melihat darah lagi di hari ke sepuluh dan terputus di hari ke sebelas. Maka tiga hari yang pertama dan hari yang kesepuluh adalah haidh tanpa adanya khilaf. Sedangkan bersih diantara dua haidh tersebut menurut perkataan yang terkuat adalah haidh karena memenuhi syarat yaitu darahnya lebih dari  24 jam dalam waktu 15 hari
  • Seorang wanita melihat darah selama enam jam kemudian terputus. Kemudian di hari kelima melihat darah selama lima jam lalu terputus. Maka semua darah itu adalah istihadhoh karena jumlahnya  kurang dari  24 jam
  • Seorang wanita melihat darah selama tujuh hari kemudian terputus. Kemudian darahnya  kembali di hari ke-16 dan ke-17 lalu terputus. Maka darah yang pertama (selama  7 hari) adalah darah haidh, Dan bersih diantara dua haidh adalah suci. Sedangka darah di hari ke-16 dan 17 adalah istihadhoh (dihukumi suci) karena darah tersebut datang setelah 15  hari (paling banyaknya haidh)
  • Seorang wanita melihat darah selama 10 hari lalu terputus. Setelah bersih selama 8 hari, darah datang kembali selama 12 hari lalu terputus. Maka darah awal (10 hari)adalah haidh.Sedangkan darah yang kedua (12 hari setelah suci 8 hari) tidak mungkin menjadikan semuanya haidh. Tetapi wanita ini harus menyempurnakan sucinya. Paling sedikitnya suci adalah 15 hari, sedangkan wanita tersebut baru suci selama 8 hari, maka 7 hari darah dianggap suci, sedangkan sisanya (5 hari) adalah haidh yang baru.
Sumber: Al-Ibanah wal Ifadhoh, Habib Abdurrahman bin Abdullah Assegaf

Senin, 19 Oktober 2015

V. Darah yang Dilihat Orang Hamil

Jika seorang wanita  melihat darah yang cocok untuk dijadikan darah haidh, yaitu darah tersebut mencapai sehari semalam, maka menurut pendapat yang paling kuat dari Imam-Imam dalam madzhab syafi'i adalah bahwa darah tersebut merupakan darah haidh.

Alasannya ialah sebab keumuman dari pengertian darah haidh, seperti dalam firman Allah: (قل هو أذى) dalam surat Al-Baqarah ayat 222 yang artinya, "Katakanlah bahwa itu adalah kotoran"

Pula dalam hadits Rasulullah saw,"Sesungguhnya darah haidh adalah darah hitam seperti yang diketahui."

IV. Sifat Darah Haidh

Darah haidh memiliki beragam sifat, yaitu:

1.  Berwarna hitam
2.  Berwarna merah
3.  Berwarna merah terang kekuningan
4.  Berwarna kuning
5.  Berwarna keruh,yaitu warna diantara kuning dan putih
6. Terkadang kental
7. Terkadang bau

Jika kita telah mengetahui sifat-sifat tersebut, ketahuilah bahwa pendapat yang kuat dalam madzhab kita, yaitu madzhab syafi'i bahwa warna keruh adalah  haidh, sesuai dengan hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari bahwa wanita di zaman Rasulullah mengutus seseorang pada Sayyidah Aisyah ra.dengan membawa sebuah nampan berisi kapas yang berwarna kuning, lalu Sayyidah Aisyah berkata, "Jangan tergesa-gesa hingga kalian melihat kapas itu seperti kapur putih."

Sumber: Al-Ibanah wal Ifadhoh, Habib Abdurrahman bin Abdullah Assegaf

Minggu, 18 Oktober 2015

III. Masa Haidh

Haidh memiliki tiga jenis  masa:

1.  Masa Paling Sediki

Paling sebentar seorang wanita mengalami haidh ialah sehari semalam. Yaitu 24 jam. Ketentuannya ialah: darah tersebut tampat jelas di dhahir farj. Jadi sekiranya dimasukkan kapas ke dalam farj, maka kapas tersebut akan keluar dalam keadaan basah. 
          
Masa paling sedikit ini memiliki dua gambaran:

a.   Seorang wanita melihat darah secara terus menerus selama 24 jam
b.   Seorang wanita melihat darah secara terpisah. Misal dia  melihat satu jam darah, satu jam bersih. Kemudian jam saat melihat darah itu ketika dihitung berjumlah 24 jam selama tidak lebih dari 15 hari. Maka semua jam (Jam melihat darah maupun jam melihat bersih diantara dua darah) adalah haidh, sebagaimana nanti akan dijelaskan.

2.   Masa Paling Banyak
Paling lama seorang wanita mengalami haidh adalah 15 hari.

3. Umumnya Haidh
Umumnya seorang wanita mengalami haidh selama 6-7 hari.

Adapun dalil dari penentuan masa-masa haidh ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Imam Syafi'i kepada para wanita di zamannya.

Ketika kalian telah mengetahui hal tersebut, maka jika seorang wanita melihat darah kurang dari 24 jam maka disebut sebagai darah fasad atau istihadhoh.
Dan ketika seorang wanita melihat darah setelah masa paling banyaknya haidh (yaitu 15 hari), maka wanita ini dianggap sebagai wanita yang mengalami istihadhoh (istilahnya mustahadhoh) yang masa sucinya bercampur dengan masa haidh. Untuk mustahadhoh, hukumnya harus dikembalikan kepada salah satu dari tujuh gambaran mustahadhoh dalam haidh yang insya Allah akan kami bahas di bab lainnya.

Sumber: Al-Ibanah wal Ifadhoh, Habib Abdurrahman bin Abdullah Assegaf

II. Tanda-tanda Baligh

Yang dimaksud dengan baligh adalah ketika seseorang sudah mencapai umur yang mewajibkannya melakukan perkara-perkara syari'at seperti shalat, puasa, haji, dan lain sebagainya.

Baligh dapat diketahui dengan beberapa perkara:


  1. Keluarnya darah haidh untuk seorang perempuan yang berumur mulai dari sembilan tahun qamariyah taqribiyah seperti yang telah berlalu di bab Umur seorang wanita dapat mengalami haidh
  2. Keluarnya mani. Hal ini dapat dialami oleh laki-laki maupun perempuan yang berumur mulai dari sembilan tahun qamariyyah taqribiyah menurut Imam Ibn Hajar. Atau sembilan tahun qamariyah tahdidiyah (sembilan tahun tepat) menurut Imam Ramli.
  3. Sempurnanya 15 tahun qamariyah tahdidiyah (15 tahun tepat) jika anak tersebut tidak mengalami perkara pertama maupun kedua.
Sumber: Al-Ibanah wal Ifadhoh, Habib Abdurrahman bin Abdullah Assegaf 

I. Umur seorang wanita dapat mengalami haidh


 Paling sedikitnya umur yang memungkinkan seorang wanita mengalami haidh adalah 9 (SEMBILAN) TAHUN  QAMARIYAH TAQRIBIYAH. Jadi yang dijadikan patokan adalah tahun qamariyah, yaitu tahun yang didasarkan pada peredaran bulan, bukan tahun syamsiah (maka, perlu diperhatikan tanggal lahir anda di tahun qamariyah,  karena hukum islam selalu memakai tahun ini)

Yang dimaksud dengan taqribiyah adalah dianggap juga haidh jika darah keluar sembilan tahun dikurangi masa yang tidak mencukupi paling sedikirnya haidh dan suci, yaitu dibawah 16 hari (sebab paling sedikitnya haidh adalah 1 hari sedangkan paling sedikitnya suci adalah 15 hari). Maka jika masa tersebut mencukupi haidh dan suci, yaitu 16 hari, darah ini bukan haidh melainkan istihadhoh.

Untuk lebih jelasnya, kami berikan beberapa misal:
  • Seorang wanita melihat darah ketika berumur sembilan tahun qamariyah kurang sepuluh hari. Maka darah ini disebut haidh jika memang memenuhi syarat haidh (yang nanti akan disebutkan). Jadi walaupun ia belum genap sembilan tahun, tetap dikatakan darah haidh. Karena sepuluh hari kekurangannya  itu tidak memcukupi paling sedikitnya suci dan haidh. Karena paling sedikitnya haidh adalah satu hari, sedangkan paling sedikitnya suci adalah lima belas hari.
  • Seorang wanita melihat  darah ketika berumur sembilan tahun kurang sebulan. Ia melihat selama lima hari.  Darah ini tidak disebut haidh, karena umurnya tidak mencukupi untuk mengalami haidh. Tetapi darahnya disebut istihadhoh atau darah fasad.
Peringatan:



Tidak ada akhir usia bagi wanita untuk mengalami haidh. Haidh dapat dialami selama seorang wanita masih hidup. Tetapi umumnya seorang wanita mengalami monopause di usia 62 tahun.


Sumber: Al-Ibanah wal Ifadhoh, Habib Abdurrahman bin Abdullah Assegaf

Kau, masih kawanku bukan?


Kau masih kawanku,bukan?
Kawan, bisakah kau memecahkan persoalanku?
Akhir-akhir ini aku benar-benar tidak berselera untuk menulis. Aku muak sekali entah karena apa. Makannya aku jarang menyentuhmu kan? Pokoknya setiap aku melihatmu, aku hanya terdiam saja. Memandang tanpa sebersit ekspresi apapun, bahkan senyum pura-pura pun tidak.




Apakah kau marah padaku, kawan?
Sebab setiap aku melangkah ingin berbaikan denganmu, selalu saja ada yang mengahalangi.



Apakah kau cemburu padaku, kawan?
Sebab aku lebih memilih duduk berlama di depanmu tapi hatiku pergi ke tempat lain?

Apakah kau mengusirku, kawan?
Sebab jariku sama sekali tak lagi seramah dulu.

Kawan,
tapi kuharap kau merindukanku, sebab aku sangat-sangat rindu padamu!

Aku rindu bercerita tentang angin sore hari
yang tetap membelai lembut meski dicaci

Aku rindu pula berbincang tentang pagi hari
ketika kita duduk sambil meminum segelas kopi

Pula rindu menertawakan penduduk suatu negeri
yang  mengganggap hebat seorang pencuri

Ah, kawan
Aku benar rindu!

Maukah kau ganti cembung di wajahmu jadi cekung yang sempurna?
:)

Minggu, 11 Oktober 2015

Wajahmu bukan Sampah!

Wajahmu itu, saudariku..
bukanlah sampah media sosial
yang boleh dilihat secara brutal
oleh orang-orang berotak binal

Wajahmu itu, saudariku..
sungguh bukan pula pameran
yang bangga dilihat orang jutaan
mampu dinikmati beragam jenis ciptaan

Wajahmu itu, saudariku..
adalah wajah yang dicemburui bidadari syurga
sebab ia sering bersujud di malam sepertiga
menangis  sebab takut neraka
tersenyum saat bertemu saudara

Wajahmu itu, saudariku..
benar-benar mahal,
hanya untuk mereka yang halal
bukan mereka yang berandal

Wajahmu itu, saudariku..
jagalah hingga tiba waktunya nanti
jangan biarkan ia basi
sebab telah dinikmati
oleh orang-orang tanpa hati

Wajahmu itu, saudariku..

Jumat, 09 Oktober 2015

Rantai Putus

Hanya ingin membiarkan debu menapak semesta
dan dedaunan menyapa bumi
seperti angin yang berlalu tanpa sapa
seperti kata yang bersembunyi dalam lagu
hampa

Hanya duduk tak berkata
dalam diam sang raja dunia
apakah salah?
atau terpatah?

Hanya bertanya pada besi tua
mengapa ia lama menatapku ragu
apakah geram?
ataukah lelah?

Hanya membiarkan jemari menari
mungkin kaku sebab lama tak berlatih
apakah rindu?
atau paksa?



Rabu, 07 Oktober 2015

Hukum Cairan yang Keluar dari Vagina

Sesuatu yang keluar dari vagina (selanjutnya disebut farj) dan bukan darah disebut "Ruthubathul farj". Pengertiannya adalah cairan putih yang diragukan antara madzi atau keringat. Maka banyak wanita yang bertanya: apakah ia suci atau najis? dan apakah dengan keluarnya cairan tersebut membatalkan wudhu atau tidak?

Maka inilah ringkasan hukum dari cairan tersebut:
  • Jika keluar dari dhohir daripada farj maka itu tidaklah najis dan juga tidak membatalkan wudhu.
  • Jika keluar dari bathin farj maka itu najis dan membatalkan wudhu
  • Jika ragu apakah ia keluar dari dhahir atau bathin farj maka itu tidaklah najis dan tidak pula membatalkan wudhu.
Yang dimaksud dengan dhahir dari farj berbeda diantara seorang perawan dan yang tidak perawan. Bagi perawan, dhahir hanya seukuran yang dibasuh ketika kita mandi wajib atau istinja', tapi bagi yang sudah tidak perawan, dhahir farj adalah yang nampak dari farj ketika dia duduk di antara kedua telapak kakinya. Sedangkan bagian bathin adalah yang tidak dibasuh saat mandi wajib atau istinja' (bagi perawan) atau yang tidak tampak saat ia duduk diantara kedua kakinya (bagi yang tidak perawan).

Dasar hukum ini adalah:

Bahwa madzi itu najis dan membatalkan wudhu (semua ulama sepakat mengenai hal ini), Dan sifat dari madzi adalah bahwa ia keluar dari bathin farj. Maka jika ada ruthubathul farj  keluar dari bathin, ia diserupakan dengan madzi.

Jika keluar dari dhahir, maka itu menyerupai keringat. Hukum dari keringat adalah suci dan tidak membatalkan wudhu.

Dan ketika ia ragu (antara keluar dari dhahir ataukah bathin), maka kembali kepada hukum asli. Karena keyakinan tidak bisa dikalahkan oleh keraguan. Hukum aslinya adalah suci dan tidak membatalkan wudhu.

Wallahu a'lam bish shawab.

Sumber: Al-Ibanah wal Ifadhoh, 
oleh: Sayyid Abdur rahman bin Abdullah bin Abdul qadir Assegaf

Selasa, 06 Oktober 2015

Anakku Tanamanku (?)

" Ustadzah ada yang sakit!"

"Ustadzah saya pengen pulang!"

"Ustadzah mau nonton film!"

"Ustadzah bantuin kerjain pr!"

Suara anak-anak itu tak jua berhenti. Dari mata terbuka di subuh hari sampai malam menjelang, ada-ada aja yang mereka ributkan. Kadang hanya karena dicubit oleh temannya aja sampai nangis berjam-jam. Kadang sebab tak dapat giliran mandi sampai mau tawuran antar teman. Haduuuhhhhh....

Ya Allah, ternyata mengurus anak itu susahnya pake banget yah! Masa' yah, kukatakan pada mereka suatu saat:

"Jangan lakukan itu!"

Eh, esoknya mereka melakukan hal yang sama lagi. Lalu kuperingatkan lagi. Dan mereka melakukannya lagi. Ya Allah... kalau bukan anak orang sudah kukocok mereka dalam suatu adonan dan kujadikan roti!! (kejam banget ya? heheh)

Memang, anak kecil macam mereka itu seperti tumbuhan yang baru kita tanam, harus rajin-rajin disiram dan dirawat kalau mau tumbuh dengan baik. Kalau kamu malas menyiramnya, nanti nasibnya bisa jadi seperti tanamanku dulu saat kuliah di IPB : GAGAL PANEN.hahah

Mereka pun begitu, harus terus dinasehati, diberitahu mana yang baik, mana yang buruk. Kadang nasehat itu harus secara lembut, kadang harus keras,sesuai watak sang anak.

Yah, semoga dengan adanya mereka,  kelak aku bisa jadi Ibu yang baik. (Aamiin aja deh walau gak nyambung. heheh)

Minggu, 04 Oktober 2015

Gerbang bernama Pernikahan

Menikah itu apa sih? Apakah ketika dua cinta bersatu? Atau sekedar peresmian pacaran? Hmmm...

Apa ya? Aku pun tak tahu harus menulis apa sebab belum memasuki gerbang itu. Baru  melirik-lirik saja malu-malu, sambil berbisik dalam hati, "Siapkah aku melangkah?" Karena sekali gerbang itu dimasuki, maka tak ada kata kembali lagi. Gerbang itu akan membawa kita menuju dunia yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya. Orang baru, lingkungan baru, perspektif baru. Semua serba baru.
Hasil gambar untuk animasi gerbang pernikahan
Melalui gerbang bernama pernikahan

Jadi...
Menurutku, sang calon pengantin (hehe), Menikah itu bukan tentang cinta manusia. Sungguh. Kalau tentang cinta manusia, maka biasanya yang jadi teladan itu Romeo- Juliet atau Laila-Majnun. Padahal mereka itu sama sekali tidak pernah menikah. Yang ada dalam pikiran mereka hanyalah, bagaimana bersama dengan orang yang memuaskan hawa nafsu mereka atas nama cinta. Atas nama cinta pula, mereka rela mati. Ah, sungguh terlalu rendah bila menikah hanya karena cinta seperti ini.

Kau juga tahu kan, banyak mereka yang menikah atas nama cinta seperti ini lalu sebulan kemudian bercerai. Makannya, bagi kamu yang belum melangkahi gerbang ini, atau sudah berada di dalam gerbang pun, aku memiliki kisah indah untukmu. Tolong siapkan tisue di sampingmu, karena kamu pasti akan menangis mendengar kisah ini.

Kisah tentang wanita bernama Khadijah...

Khadijah adalah wanita sederhana dari daerah Baidho di Yaman. Ia sungguh wanita yang beruntung. Suaminya sangatlah lembut, romantis, dan perhatian. Pokoknya benar-benar sempurna! Tapi apa yang dikatakannya? Dengarkanlah..

"Tidak dengan mudah aku mendapat suami seperti ini..." Katanya mencoba mengumpulkan keberanian untuk mengulang kisah masa lalunya..

"Awalnya kami menikah, suamiku memang baik dan romantis seperti yang kau lihat sekarang. Aku pun bersyukur menjadi istrinya. Kami menjalani rumah tangga dengan sangat bahagia." Ia menghela nafas panjang.

"Tapi suatu hari, suamiku tak juga pulang, padahal malam sudah sangat larut. Begitu khawatirnya aku hingga tak bisa tidur. Aku terus menunggunya pulang. Dan ketika malam sudah sangat-sangat larut, benarlah suamiku pulang dengan badan terhuyung-huyung. Ia masuk rumah lalu pingsan di depan pintu. Dan dari badannya kucium bau alkohol! Aku benar-benar terpukul, kupandang wajahnya yang sangat kusam itu, benarkah dia suamiku?"

"Aku tak tahu bagaimana di negaramu,tapi disini, lelaki merokok saja sudah merupakan aib besar, apalagi yang minum-minuman keras?!  Aku mencoba memaklumi dan hanya diam saja. Jika suamiku mau, dia pasti akan bercerita apa  yang sedang menimpanya. Subuh itu, aku shalat sendiri sebab suamiku tak bisa bangun. Ia bangun di siang hari lalu mengqodho shalat subuhnya. Tapi ia sama sekali tak mengatakan apapun tentang peristiwa semalam. Aku pun tak menanyakannya, kuharap itu malam terakhir ia seperti itu."

"Tapi ternyata tidak. Malam-malam selanjutnya pun ia terus seperti itu.Pulang dalam keadaan mabuk dan penampilan yang awut-awutan. Aku sama  sekali tak mengenalinya lagi, benarkah ia lelaki yang  kunikahi dulu? Aku sering menangis sendiri. Hingga akhirnya, suatu pagi suamiku bercerita,

'Maafkan aku, istriku. Aku sebagai suami adalah yang wajib menafkahimu, tapi aku ditipu. Aku bangkrut! Hartaku habis semua. Makannya kupakai untuk berjudi, tapi aku selalu kalah. Maafkan aku telah membuatmu khawatir. Tenang saja, aku pasti menafkahimu.' 

"Ketika dia berkata seperti itu, aku seolah menemukannya kembali. Aku senang dan berharap suamiku akan kembali seperti dulu."

"Tapi ternyata tidak. Ia tetap berkelakuan seperti itu. Pergi pagi, pulang malam dengan bau alkohol yang menyergak. Aku benar-benar tak tahan lagi. Akhirnya  kutemui beberapa ulama untuk meminta pendapat, semua berpendapat sama,

"Sekarang kau sudah boleh meminta cerai. Terserah anda, memilih untuk berpisah dengannya atau bersabar menghadapinya." 

"Aku memilih yang kedua. aku memilih untuk bersabar. Aku yakin pasti suamiku akan kembali seperti dulu. Maka kuputuskan untuk membantu suamiku dengan bekerja. Padahal di daerahku sangat jarang wanita yang bekerja. Aku membuat roti besar lalu menjualnya. Alhamdulillah usahaku lancar."

"Apakah suamiku berubah? Tidak. Ia malah semakin menjadi-jadi.setiap hari ia meminta uang untuk berjudi hingga uangku habis. Ia menggadaikan semua barang di rumah kami untuk betjudi, bahkan hingga cincin pernikahan kami... Ia ambil paksa dari jariku  hanya untuk berjudi!"

"Betapa kecewanya aku. Suamiku sudah benar-benar berubah menjadi orang lain. Aku sama sekali tak mengenalnya lagi. Kuputuskan bertanya lagi pada para ulama, dan jawaban mereka masih sama. Tapi ada seorang ulama yang berkata,

"Kau boleh memilih untuk meminta cerai atau bersabar.  Tapi jika kau memilih bersabar, teruslah do'akan suamimu agar bisa kembali ke jalan yang benar."

"Aku melupakan hal  itu. Berdo'a! Maka setiap malam, kudo'akan suamiku agar bertemu dengan orang yang mampu membimbingnya ke jalan yang benar. Aku terus bersabar dan berdo'a."

"Apakah ia berubah katamu? TIDAK. Ia bahkan tidak pernah pulang lagi selama sebulan ini. Hingga akhirnya berita ini diketahui orangtua kedua belah pihak walau keduanya berada di sisiku."

"Maafkan aku, Nak. Wanita sebaik dirimu tak pantas diperlakukan seperti ini.Aku akan mengurus perceraiannya." Kata mertuaku sambil menangis memelukku.

"Tidak," jawabku."Aku akan terus menunggu dan bersabar untuknya."

Mertuaku menangis,"Kau memang benar-benar wanita yang baik, Nak" Ia memelukku erat.

Bulan berikutnya pun, aku masih sendiri. Tiga bulan sudah suamiku tidak pulang. Tapi aku terus mendo'akan dirinya.

Hingga suatu hari, ada tangan yang menyentuhku ketika tertidur. Aku segera bangun dan melihat lelaki di hadapanku meneteskan air matanya. jenggot dan cambangnya sangat tak terurus, dialah suamiku!


"Apakah kau masih istriku?" Tanyanya.


"Tentu saja. Bukankah hanya kau yang berhak menceraikanku." Jawabku.

Ia segera memelukku erat, "Maafkan aku, istriku.. Maafkan aku.."

Aku pun tak kuasa menahan tangis, suamiku sudah benar-benar  kembali!

"Mari kita pindah ke Tarim, Hadramaut. Disana aku bertemu dengan Al-Habib Umar bin Hafidz yang mengajarkanku ketenangan diri. Aku benar-benar merasa senang berada di sana. Habib Umar memintaku tinggal disana untuk menjadi pembuat roti untuknya." Katanya.

Aku tersenyum senang. Perjalanan kami menuju Tarim yang selama berpuluh jam itu adalah perjalanan terindah bagiku,

Aku pun mengajarinya membuat roti, hingga sekarang ia menjadi pembuat roti Habib Umar seperti yang kau ketahui.

"Itulah kisahku.."


*kisah ini diambil dari buku "Muhasabah cinta"  oleh Halimah Alaydruss

Rabu, 30 September 2015

apaapapapa

Kau tak pernah tau, kawan..
bahwa pikiranku tak lagi bekerja seperti dulu
tak lagi menjelajah waktu
tak lagi kepada ingin tahu, berburu
dia diam
tak berkata atau bergumam
hanya diam

kau tak pernah tahu, kawan..
bahwa lisanku kini tidak lagi berkata padu
hanya  berceracau kacau
seperti bangau-bangau
kacau balau

kau tak pernah tahu kan, kawan?
setiap pandanganmu aku takut
setiap langkahmu aku mundur
setiap teriakanmu aku merutuk

kau tak pernah ingin tahu, kan
kawan?

Kamis, 17 September 2015

Kasihani Aku

Aku tak tahu mau menulis apa
hanya saja  jariku terus berteriak minta disapa
sebab seharian aku hanya membiarkannya terlunta
dan inilah jadinya saat mereka berbicara..

PROTA...
PROMES..
RPP...
SILABUS...

kawan, kau tahu??
kata-kata itu terus menghantuiku
bahkan hingga mata tertutup
hingga hilang segala kata
hanya mereka
saja!

hanya kau yang pernah mengajar
di tempat-tempat pemerintahan
atau berhubungan dengan mereka
yang mengerti dan memahami
penderitaanku selama berhari-hari ini

bagimu yang tak mengerti kawan,
kasihanilah aku
sebab membuat beragam khayal sementara ini aku tak mampu

PROTA...
PROMES..
RPP...
SILABUS...

PROTA...
PROMES..
RPP...
SILABUS...
 
..aku hilang..

Jumat, 11 September 2015

Cinta Kakak Nomor Enam

Zaman sekarang kayaknya kalau gak pacaran gak afdhol yah. Masa saya yang udah pake hijab masih juga ditanya sama ibu-ibu tetangga:

"Pacarnya mana?"

saya jawab dengan senyum aja, daripada harus ngeluarin dalil ini itu kan jadi ribet urusannya. Dipikir-pikir harusnya saya bersyukur karena ibu-ibu tanyanya begitu bukannya nanya,

"Kapan nikah?"

kan artinya wajah saya masih wajah remaja yang biasanya pacar-pacaran tuh. Bukan wajah ibu-ibu  yang pantas nikah (maaf kalau ada yang tersinggung. hehe)

Oke, back to the point. Nah, Sebelum nikah, pacaran sudah jelas-jelas terlarang. Mau pacaran biasa ataupun islami sama aja. GAK BOLEH. Titik, gak pake koma. Terserah lah mau pake dalil ta'arufan atau tunangan, yang jelas dua orang yang berlawanan jenis dan bukan mahrom dilarang menyepi. Orang-orang yang gak mau disalahin berarti mencari pembenaran, bukan kebenaran.

Nah, yang mau saya sorot disini adalah tentang kakak saya (lho, kok tiba-tiba ganti topik??). Hehe, tenang saja, kawan  ini masih topik yang sama kok.

Kakak saya nomor enam itu istimewa. Semenjak remaja, dia paling suka sama buku. Pokoknya kalau sudah berduaan  sama buku kagak bisa diganggu dah. Sepanjang pengetahuan saya, dia tidak pernah mengenal wanita.

Dan Allah membawanya menuju dunia pesantren yang membuatnya semakin menutup diri dari wanita. Dia tak pernah berbicara dengan siapapun tentang wanita, tidak seperti kakak-kakakku yang lain. Bahkan kakakku yang sangat pendiam saja punya cerita tentang wanita. Tapi dia, setahuku, tidak pernah menyinggung itu.

Setelah lulus dari pesantren, pemilik pesantren (biasa dipanggil Ustadz) menawarkan kakakku menikah.Wah! Luar biasa kaget keluargaku! Kakakku yang cupu dan lugu mau menikah?? benar-benar kabar yang tak terduga!

tibalah hari itu, Ustadz menjemput kakakku menuju rumah sang calon istri. Ohya, kakakku memakai kacamata sebab kegemarannya membaca buku. Nah, pada hari pertemuan dengan si dia, kacamata kakakku rusak! Jadi dia pergi tanpa kacamata. dan apalah arti  matanya tanpa kacamata??

Akhirnya yang terjadi adalah...

Mamah saya: "Bib,  gimana perempuannya?"

Kakak saya: "Baik, Mah."

Mamah saya: "Cantik?"

Kakak saya: "Gak tau mah, gak keliatan. Kacamata saya rusak."

Dan gara-gara kacamata rusaklah,kakakku tidak jadi menikahinya. Tapi Ustadz gak putus asa, akhirnya memperkenalkan kakakku lagi dengan muridnya yang lain.

Yang terjadi adalah...

Mamah saya: "Bib, gimana?  cantik?"

Kakak saya: "gak tau mah, kacamata saya belum selesai diperbaiki."

waduh! Mamahku cuman senyum-senyum aja ngeliat tingkahnya. Mau gimana lagi? Jodoh kakakku belum datang sebab kacamatanya juga belum  datang dari optik. haha.

Nah, ini nih.. tiba-tiba kakakku dengan kacamatanya yang sudah diperbaiki iu dibawa ke rumah seorang pria gagah yang memiliki anak perempuan yang...ah, pokoknya akhir adegan itu adalah..

Mamah saya: "Bib, gimana?"

Kakak saya: (menunduk malu, mukanya merah) "Cantik mah.."

Itulah pertama kali kakakku melihat seorang wanita dengan jelas. Dan wanita yang dilihatnya pertama kali itulah yang menjadi bidadari dalam hidupnya. Ya, kakakku dan wanita cantik itupun bersatu dalam bahtera rumah tangga...

Enak ya yang jadi istrinya kakakku itu. Dialah satu-satunya wanita yang benar-benar dilihat jelas oleh kakakku. Dia satu-satunya wanita yang menempati hati kakakku.Dia satu-satunya wanita yang mendapat segala yang pertama dan terakhir dari kakakku.

Wanita itu..
Memang pantas dia seberuntung itu..
sebab ia pun menjadi segala yang pertama dan terakhir untuk kakakku
Pertama dan terakhir mencintai dengan dalam
Pertama dan terakhir disentuh bukan mahrom
Pertama dan terakhir berbicara manis dengan lelaki
Pertama dan terakhir segalanya..

Sebab itulah,
Aku pun ingin

Sebab itulah,
Aku pun menahan

Sebab setidaknya
jika memang aku bukan yang pertama,
Aku menjadi terakhir baginya..
terakhir yang bahagia
tanpa diawali dengan dosa..

Selasa, 08 September 2015

aku dan pasukan

Betapa lelah pendengaranku, kawan
tiap hari bermandikan keluhan dan cacian
padahal telingaku lubangnya kecil nian
tapi suara-suara besar itu terus berdesakan
masuk tanpa dipersilahkan

Betapa menyedihkan mataku, kawan
setiap masa memandang tanpa aturan
tengok depan belakang kiri dan kanan
tak mendengar satupun peringatan

Betapa kasihan lisanku, kawan!
lubang satu tapi banyak yang dikeluarkan
menanam dosa tanpa disadari akal pikiran
tiba-tiba hati-hati manusia tersakiti sebab ucapan

Betapa menderitanya aku kawan!
pemilik telinga,mata, dan lisan
harus  menjaga  semua pasukan
penuh ketaatan
agar selamat sampai akhir tujuan

aku,pasukanku,
bersiaplah!!

Rabu, 02 September 2015

Untuk Suamiku Tersayang

Sayang,
aku tak tahu kamu siapa,
mungkin kamu orang yang belum pernah kusapa
atau mungkin yang dekat sedepa

Sayang,
aku tak tahu kamu seperti apa
apakah tinggi macam jerapah
atau biasa-biasa saja

Sayang,
aku tak tahu apa pekerjaanmu
mungkin direktur
atau pegawai biasa
atau pedagang
atau tukang mesin
atau pengusaha
atau guru
atau dokter
atau lelaki saja
atau sedang mencari kerja

Sayang,
kamu punya seribu kemungkinan untukku
bahkan mungkin lebih,

tapi aku punya satu kepastian untukmu,
bagaimanapun bentukmu, sayang
siapapun kamu, sayang
apapun pekerjaanmu, sayang
aku selalu menunggumu...

:) 

Sabtu, 29 Agustus 2015

Wajahku juga kotor, Suamiku..

Dengerin kisah ini tadi malem pas ceramah ustadz taufiq, kalau inget jadi senyum-senyum sendiri. ;)

Suatu sat, Rasulullah saw sedang duduk santai dengan dua istrinya, Sayyidah Aisyah dan Sayyidah Ummu Salamah. Lalu Sayyidah Aisyah berinisiatif membawa dua mangkuk bubur kesukaan Rasulullah saw. Rasul memakan bubur dengan lahapnya, sedangkan Ummu Salamah tidak mau memakan itu.

"Ayolah, Ummu Salamah.. makan bubur ini sekidit saja." Ujar Sayyidah Aisyah.

Ummu Salamah menolak dengan tangannya, "Tidak, aku tidak suka, Aisyah." katanya..

"Kau tidak boleh menolak, ummu Salamah." Aisyah memaksanya sambil menyuapkan sesendok bubur.

Ummu Salamah menutup rapat mulutnya, sebab ia memang tidak suka bubur itu. Akibatnya suapan dari Aisyah membuat wajah Ummu Salamah belepotan.

Melihat itu, Rasul segera membawa sebuah lap lalu mengusap wajah istrinya, Ummu Salamah yang kotor sebab perilaku Aisyah sambil berkata, "Jangan seperti itu, Aisyah."

Hati Aisyah geram,ia cemburu melihat suaminya bermesraan  dengan Ummu Salamah di depan matanya sendiri!!Akhirnya Aisyah melumuri wajahnya sendiri dengan bubur lalu mengadu pada Rasulullah saw,

"Ya Rasul, wajahku juga kotor. Tolong lap juga!" Kata Aisyah manja.

Rasulullah saw tersenyum melihat kelakuan Aisyah lalu mengelap wajah Aisyah.



Sabtu, 22 Agustus 2015

WC Umum yang Gagal

Suatu hari, pemerintah suatu kota hendak mengadakan pembangunan untuk kota yang lebih maju. Mereka mencari lahan-lahan kosong dan mengubahnya menjadi fasilitas publik seperti mall, rumah sakit, atau bahkan WC umum. Bagus memang, tapi sayangnya pemerintah tak pernah memperdulikan opini rakyatnya. Yang menurut mereka baik, mereka akan laksankan meski harus melawan rakyatnya.

Nah, si Pemerintah ini berencana mengubah pemakaman umum menjadi WC umum!! Bayangkan apa reaksi warga yang kakek neneknya dikubur disitu! Dan terjadilah demo besar-besaran. Masa membawa spanduk bertuliskan berbagai macam protes dan permohonan.
Hasil gambar untuk Wc umum
WC Umum 
mulai dari yang lembut..
Buatlah WC umum di tempat lain..

atau yang bernada permohonan,
Perhatikanlah tengkorak kakek nenek kami!

sampai yang bernada kasar,
Pemerintah tak tahu adab! Kuburan bukan tempat berakmu!

Si pemerintah  pura-pura tuli. Mereka membawa polisi se-abreg untuk memastikan pembangunan mereka lancar dan aman dari amukan warga.

Warga berteriak histeris. Menangis sangat dalam.
"Mbah, maafkan saya..." Tangis seorang Ibu dari luar pagar pembatas. Kakeknya yang dikubur berpuluh tahun lalu harus rela dikeruk oleh mesin besar yang berdiri angkuh di tengah pemakaman.

"Nenek...."

"Anakku...."

Berbagai rintihan dianggap angin lalu oleh si pemerintah. Mesin besar itu sudah dinyalakan dan menunggu perintah untuk mengeduk pemakaman umum ini.

dan ketika mesin itu akan mengeruk tanah, terdengar teriakan yang menghentikan segala aktifitas,

"HEI! MAUAPA KALIAN?!!" Pria itu berdiri gagah di depan pagar pembatas. Polisi dan Satpol PP yang tadi menghalangi warga masuk, kini membukakan jalan lebar-lebar bagi pria itu. Pria itu masuk ke pemakaman umum. Sang mesin raksasa ketakutan dan hanya terpaku melihat pria itu.

"Mau apa kalian?? Apa kalian mau tengkorak-tengkorak ini disimpan di rumah kalian?!"  si Pemerintah menundukkan kepala, begitu pun seluruh antek-anteknya.

"Cukup! Hentikan pembangunan ini!" Ucap pria itu  lagi.

Seketika seluruh jajaran polisi itu membubarkan diri! Luar biasa!!Bahkan si pemerintah daritadi sudah kencing di celana sangking takutnya! 

Akhirnya pemakaman itu tetap menjadi pemakaman umum. Dan para jasad yang dikubur bisa bernapas lega sebab mereka tak jadi digusur.

Cerita ini kudengar tadi pagi. Ini kisah nyata lho, luar biasa, bukan? Seorang pria bisa mengalahkan seperangkat pemerintah dan antek-anteknya!!! Pria itu memang bukan pria biasa. Dia dapat disegani oleh banyak orang karena cintanya pada ilmu agama. Sangking cintanya, dia tak mau sedikitpun ilmu agama ia selisihi. Apa yang benar ia dukung sekuat tenaga. Apa yang salah, ia akan halangi dengan seluruh kemampuannya. Dan hasilnya, Allah lah yang menjadi tangan dan kakinya...

Subhanallah...



Kamis, 20 Agustus 2015

Hati yang Hilang

Aku tengah bersedih, kawan.
Sebab sesuatu yang hilang tanpa salam perpisahan
hal yang disebut perasaan

apa yang kulakukan bukan yang ku ingin
apa yang ku ingin bukan yang ku pikir
apa yang ku pikir bukan yang kurasa
apa yang kurasa bukan yang kualami

Kawan,betapa luar biasa sedihku
hingga tawa adalah tangisku
senyum adalah murungku
bahkan gerak gembira adalah dukaku

Kawan, mengapa kau hanya diam mendengarkan
mengapa tak ucap satu pun kata hiburan
atau senyum untuk sedikit melegakan
mengapa kau hanya  seperti tiang di pinggir jalan?


jikalau begitu maumu, kawan
saat aku hilang jangan salahkan
kala darah menjadi tangisan, biarkan
bahkan jika babak belur hatiku, jangan hiraukan

Biar!
biar rasa itu hilang
pergi jauh sampai tak terkenang
BIAR!!

Senin, 17 Agustus 2015

Oase malam hari

SMP Islam AL-Azhar. Ingat nama ini baik-baik, kawan. Kelak nama ini akan sering kau dengar dimanapun kau berada, bahkan saat kau tak lagi di Indonesia. haha, sangat berlebihan ya? Tak apalah, impian boleh setinggi langit, bukan?

Kini, sekolah ini memang baru memasuki tahun kedua. Masih dalam masa pertumbuhan. Kalau manusia sih, masih mencoba untuk berdiri sendiri. Yap, begitulah  kami hari ini. Jangan, jangan pernah kau bayangkan sekolah ini seperti sekolah-sekolah lainnya. Bangunannya saja masih setengah jadi.

Lihat saja, ruang kelas saja baru dua. Untuk kelas VII dan kelas VIII. Kamar tidurnya hanya satu, untuk semua murid. Makannya, ada juga yang tidur di mushala sekolah. Salut benar aku dengan mereka. Datang jauh-jauh ke sekolah ini demi mendapat ilmu dunia dan akhirat dengan fasilitas seadanya!! Luar biasa sekali.

Nah, ada yang membuat hatiku takjub hari  ini. Yaitu perkataan seorang wali murid sekolah kami. Dia datang jauh-jauh dari Palu demi menyekolahkan anaknya disini, dan kau tahu apa alasannya memilih sekolah ini saat kutanya padanya?

"Aku ingin anakku selamat..tak peduli jika fasilitas sekolah belum mumpuni."


Subhanallah! Begitulah.. Ada rasa bangga, ada juga khawatir. Bangga sebab ia mempercayai kami sebagai perantara untuk 'menyelamatkan'. Namun juga khawatir: Bisakah??


Kawan, zaman sekarang sedikit sekali orangtua yang berpikiran seperti ini. Umumnya, yang pertama mereka tanyakan untuk kelangsungan pendidikan anaknya adalah,

"Peringkat berapa sekolahnya?"
"Apa fasilitasnya?"
"Adakah  lab ini? lab itu? bla bla bla..."

Jarang sekali yang bertanya,
"Apakah agamanya benar?"

Dan hasilnya?? Banyak pemuda-pemudi yang tak tahu agama, bahkan  tersesat sejauh-jauhnya. Na'udzubillahi min dzalika.

Kawan, kuberi saran padamu sebelum kau memiliki anak. atau bahkan untukmu yang telah memiliki anak, tolong.. tolong perhatikan agama anak kita.

Bukan sains yang akan mempercepat jalannya di shirat kelak
Bukan pula bahasa inggris yang bisa  membantunya menjawab tanya Munkar dan  Nakir
Sungguh bukan juga matematika yang dapat menambah timbangan mizannya
Bukan itu, kawan..

Hanya agama yang baik,
yang diridhai Allah..
yang dapat menyelamatkannya,
dan juga menyelamatkan kita...

Masihkah kau ragu, kawan??

Jumat, 14 Agustus 2015

Begini Ibu Ajarkan Aku Cinta

Kawan, boleh aku bercerita padamu tentang... cinta??

Rasanya sudah lama sekali aku merasakan perasaan yang begitu menggebu ketika nama seseorang tersebut. Atau salah tingkah saat orang itu lewat, malah kadang cari-cari perhatian agar dia tahu bahwa "Aku ada!". Haha, benar-benar lucu dan membuat kangen. Bahkan aku pernah ikut-ikutan acara yang aku sama sekali tidak suka demi bertemu dia. Memang aneh, tapi begitulah cinta anak remaja..

Kini, setelah umurku lebih dari dua puluh, rasa itu muncul lagi. Tapi hanya tersembul sedikit karena malu. Bisa dibilang tidak terlihat malah. Ia  hanya diam-diam berbisik pada sang hati, 'diakah jawaban bagimu?' Lalu aku menggeleng kuat. Tentu rasa ini tak boleh ada. Bukan karena haram. Tentu boleh untuk menyukai atau mengagumi seseorang, tidak ada larangan untuk itu. Aku hanya takut harapan ini tertancap terlalu tinggi, hingga kalau jatuh sakitnya akan sangat perih. Dan pasti lama untuk menghapusnya.

Dari pengalaman hidup ibuku aku belajar bahwa cinta itu begitu sederhana. Apakah kau tahu bagaimana kisah cinta ibuku?? Aku selalu iri kalau mengingat kisah ini. Ingin rasanya aku merasakan cinta sederhana tapi begitu agung ini. Kau penasaran, kawan? 

Baiklah, ini kisah cinta Ibuku yang begitu suci...

Ibuku bukan anak yatim walaupun dalam sebagian besar hidupnya, beliau hanya berdua bersama Ibunya (yang adalah almarhumah nenekku). Ibuku hanyalah korban ketidak harmonisan keluarga. Tapi Ibuku tak pernah mengeluh. Bahkan dalam buku harian Ibuku, awal dari catatannya ia selalu berucap "Alhamdulillah..". Malah ketika pompa di rumah rusak Ibuku menulis seperti ini,

"Alhamdulillah, hari ini pompa rusak tapi masih ada Sulhan yang nimba dari sumur."

Merinding aku membacanya, bahkan musibah pun, beliau selalu mensyukuri dan mengambil hikmahnya!! Luar biasa, kurasa Ibuku bisa mengalahkan Syahrini dalam berkata "Alhamdulillah ya..". hehe.

Oke, kembali ke pokok bahasan. Nah, waktu itu Ibuku tengah bermalam di rumah teman dari nenekku di wilayah Cirebon. Karena kemandiriannya, Ibuku sudah terbiasa bangun pagi, membersihkan rumah, dan mencuci semua baju pemilik rumah. Karena alasan ini pula, tema nenekku suka kalau Ibu menginap, hitung-hitung hemat pembantu.

Singkat cerita, Pagi itu pun Ibu mencuci baju-baju pemilik rumah. Kebetulan hari itu anak lelaki sang pemilik rumah baru datang dari Bandung dengan sekoper baju kotor!! Anaknya memang pulang ke rumah sebulan sekali hanya untuk mencuci baju kotor. Jadilah Ibu mencuci seabrek baju!

Ibu membawa semua baju itu ke sungai untuk dicuci. Tak disangka, tak dinyana. Anak lelaki pemilik rumah itu melihat Ibuku! Dia sungguh keheranan, seorang wanita cantikkah yang mencuci bajunya?? Akhirnya, ia mendekati Ibuku.

"Emm..namamu siapa?" Tanpa basa-basi pemuda itu bertanya pada Ibuku.

Ibuku yang sedang mencuci terus mengucek baju yang sudah bersih sebab hatinya berdebar tak keruan. Anak pemilik rumah mengajaknya bicara! Sungguh suatu kehormatan baginya. Tapi mengapa lidahnya kelu?? Mengapa ia tak bisa berkata apa-apa di depan pemuda tampan ini?

"Kalau tak salah, Nung ya?" Pemuda itu bertanya lagi. Nung memang nama panggilan Ibuku.

Ibuku hanya mengangguk. Sungguh suaranya yang merdu hilang begitu saja di hadapan sang pemuda!

Pemuda itu terus mengajak bicara Ibu yang wajahnya kemerahan. Dua orang berbeda kasta itu memiliki perasaan yang sama di hati mereka. Cinta...

Setelah kejadian ini, Ibu tidak pernah berharap pada sang pemuda, sebab kasta mereka memang berbeda.  Tapi tahukah, kawan apa akhir kisah ini?

Akhirnya adalah, gara-gara merelah aku sekarang ada. Ya, pemuda itu adalah ayahku... :)

Ibuku atau Ayahku tak pernah mengungkapkan cinta. Bahkan sampai mereka menikah pun, aku tak pernah mendengar pengungkapan cinta itu. Tapi cinta mereka begitu sederhana. Cinta dengan hati yang tulus..

Sabtu, 08 Agustus 2015

Pundak yang Berat

Sekarang kota ini benar-benar menjadi kota tempatku hidup. Pasuruan namanya,ya disinilah aku akhirnya berdiam diri untuk waktu yang cukup lama. Sudah lebih dari tiga tahun aku disini, entah sampai kapan. Mungkin sampai sang pangeran yang entah darimana menjemputku? hehe. Atau jangan-jangan pangeranku berasal dari kota ini? (lho, kok malah ngomongin ini ya. -_-''')

oke, kembali ke topik yang ingin kubahas. Akhirnya aku mendapat amanah yang menurutku sangat besar. MENJADI GURU. Diantara semua profesi di dunia ini, kupikir guru adalah profesi tersulit. Ingat kan cerita tentang siapa yang pertama masuk syurga? Bahwa kelak di depan syurga ada empat golongan yang berebut untuk masuk syurga terlebih dahulu, yaitu seorang mujahid yang syahid di medan perang, haji yang mabrur, orang kaya yang dermawan, dan seorang ulama yang mengajarkan ilmunya.

untuk meredam perdebatan itu, akhirnya malaikat penjaga syurga berkata pada sang syahid:

"Mengapa kau harus masuk syurga terlebih dahulu?"

dengan percaya diri, sang syahid menjawab: "Tentu saja karena Allah-lah yang menjanjikannya."

"Darimana kau tahu?" Tanya lagi sang malaikat.

"Dari Ulama yang mengajariku." Jawabsang syahid.

"Apakah kau tak tahu adab? Bukankah seharusnya kau membiarkan ulama masuk syurga terlebih dahulu sebab ia adalah gurumu?" Malaikat membantahnya.

Sang syahid mundur karena malu. Benar juga, ulama itu lebih berhak masuk syurga terlebih dahulu,pikirnya.

Pun yang terjadi pada haji dan dermawan itu, mereka mundur membiarkan Ulama masuk syurga terlebih dahulu  sebab memang sang haji tahu bahwa haji yang mabrur itu masuk syurga karena ilmu yang diajarkan ulama, begitupula sang dermawan. Ia tahu bahwa kedermawanan dapat membawanya ke syurga berkat ilmu sang ulama.

Tapi... kisahnya belum selesai, apa kau tahu apa yang dikatakan sang ulama?
"Aku tak bisa belajar tanpa uang sang dermawan. dan ilmuku tak berguna tanpa syahid dan haji yang mengamalkan. maka biarkanlah mereka masuk syurga terlebih dahulu."

SUBHANALLAH!!

Itu baru guru yang sebenarnya! Dia, yang mengantarkan murid-muridnya ke syurga. Dia, yang mampu membuat murid-muridnya beramal dengan ilmu yang diajarkannya. Bukan sekedar memberi teori lalu mendapat gaji. Bukan sekedar itu, kawan.

Ahh... Dan kini aku menyandang profesi itu. Berat benar pundakku terasa. Aku bisa membentuk mereka semauku. Apakah bisa aku membuat mereka masuk syurga? Tinggi benar harapku..

Semoga, ya semoga saja.